KALBARONLINE.com – Uray Abadi, terduga pelaku pembunuhan seorang balita berusia 1 tahun 11 bulan bernama Rafa Fauzan di Kota Singkawang berhasil ditangkap pada Sabtu (14/06/2025) malam.
Kepada salah satu petugas yang menangkapnya, Uray sempat mengungkapkan sebuah pengakuan aneh mengenai alasan ia menculik Rafa. Terduga pelaku berdalih tak memiliki niat membunuh korban, melainkan ingin menyedekahkan balita tak berdosa tersebut kepada Masjid Husnul Khotimah, yang di mana sebelumnya diketahui merupakan lokasi penemuan dari jenazah Rafa.
Pengakuan Uray tersebut secara lengkap terekam dalam video berdurasi sekitar 1 menit 43 detik yang kini beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, tampak Uray Abadi sedang berada di dalam mobil yang membawanya menuju Mapolres Singkawang.
“Tapi bukan saya nak bunuh, cuman mau bawanya beh gitu,” jawab Uray ketika ditanya.
“Jadi niat kau mau apa?” sergah salah seorang petugas.
“Endak apa-apa, mau sedekahkan (Rafa) ke masjid,” katanya dengan nada gugup.
Kepada petugas, Uray mengaku membekap mulut Rafa dengan tangan saat ia membawa kabur dari rumah Riska di Gang Kapas. Korban kala itu dimasukkannya ke dalam keranjang depan sepeda. Uray berdalih, kalau ia tak mengetahui kalau korban kemungkinan meninggal dunia karena kehabisan nafas.
“Ndak sampai dibunuh ndak,” kata Uray.
Saat ditanya terkait luka-luka yang ditemukan pada tubuh korban, Uray menyatakan, kalau hal itu disebabkan oleh bagian besi dari keranjang sepeda yang digunakannya. Namun demikian, saat ini penyidik masih akan terus mendalami kasus ini guna mengumpulkan bukti tambahan serta mengungkap motif dibalik tindakan pelaku.
Ditinggal Dua Menit
Seperti diketahui, bahwa Rafa Fauzan merupakan anak ketiga dari pasangan Rasiwan, ASN Satpol PP Singkawang, dan Hazni Fatziah, ASN RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Saat kejadian, Rafa sedang berada di rumah tetangga pengasuhnya bernama Riska yang tinggal di Gang Kapas.
Berdasarkan keterangan saksi, saat itu Rafa tengah berada di dapur rumah, sementara Shellsi—anak dari pengasuh—masuk ke kamar. Hanya berselang sekitar dua menit kemudian, saat Shellsi keluar dari kamar, Rafa sudah tidak ada. Sementara pintu belakang rumah ditemukan dalam keadaan terbuka. (**)
Comment