Windy Wisata Gastronomi ke Pondok Pengkang, Kuliner Khas Mempawah yang Bertahan Sejak 1934

KALBARONLINE.com – Cita rasa khas dan semangat menjaga warisan kuliner lokal, kembali digaungkan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalbar melalui kegiatan bertajuk Wisata Gastronomi. Kali ini menyasar pada pelestarian makanan khas asal Kabupaten Mempawah, yakni pengkang.

“Tadi kita sudah ikuti proses pembuatan pengkang bersama Ibu Ai. Pengkang ini sudah dikenal luas dengan cita rasanya yang khas dan tak perlu diragukan lagi,” ungkap Kepala Disporapar Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari saat mengunjungi Pondok Pengkang Peniti, Kabupaten Mempawah, Selasa (10/06/2025).

Dalam kunjungannya itu, selain menikmati hidangan pengkang, Windy juga terlibat langsung dalam proses pembuatannya, mulai dari menyiapkan ketan, mengisi dengan ebi pedas, membungkus dengan daun pisang, menjepit hingga memanggang dengan penjepit bambu.

Haerany, pemilik Pondok Pengkang, menceritakan, bahwa usaha ini telah bertahan sejak zaman neneknya pada tahun 1934, dan kini telah memasuki generasi keempat.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Ajak BUMN dan BUMD Jadi Bapak Asuh Cabor, Windy Prihastari: Mekanisme Pembinaan

“Dari dulu nenek saya sudah buat ini. Pengkang dijepit pakai bambu, diikat tali bundung dan semua bahan dari alam sekitar. Saya tetap pertahankan itu sampai sekarang, karena ini ciri khasnya,” ujar Haerany.

Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, istilah “pengkang” sendiri merujuk pada segala sesuatu yang dipanggang, dan kuliner ini pun lekat dengan akulturasi budaya di Kalbar. Meskipun di kampung lebih dikenal dengan sebutan “lempar”, namun nama “pengkang” tetap melekat karena kebanyakan penikmatnya berasal dari komunitas Tionghoa.

Pondok Pengkang di Peniti Kabupaten Mempawah ini memproduksi ribuan jepit pengkang setiap harinya. Di hari biasa, bisa mencapai 4 karung, setiap karung berisi 400 – 450 jepit. Di akhir pekan, saat Imlek, Tahun Baru, atau Sembahyang Kubur, permintaan melonjak drastis. Tak hanya dari dalam negeri, pesanan bahkan datang dari Jakarta hingga luar negeri seperti Singapura dan Kuching.

Baca Juga :  Pelabuhan Internasional Kijing Akan Terealisasi 2019 Mendatang

“Kalau dari Jakarta, biasanya kita kirim pakai Lion Parcel. Bahkan kadang ada juga pesanan khusus dari kapolda. Disajikan dengan sambal kepah, itu yang paling dicari,” tambah Haerany.

Harga satu jepit pengkang dibanderol Rp 15.000, sedangkan sambal kepahnya dijual terpisah dengan harga Rp40.000 per porsi.

Pengkang tak hanya menjadi ikon rasa, tapi juga sudah diakui sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Kalimantan Barat. Produk ini bahkan tampil dalam pameran nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu.

“Kemarin kami bawa 250 jepit ke Jakarta lewat pameran itu, habis semua. Antusiasme masyarakat sangat luar biasa, tentunya saya bangga bisa terus mempertahankan cita rasa dan kekhasan kuliner ini,” tutup Haerany dengan rasa bangga. (Lid)

Comment