KalbarOnline.com, Kubu Raya – Suasana berbeda menyelimuti Aula Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Abdussalam, Jalan Parit Surabaya, Desa Pasak, Sungai Ambawang, pada Minggu pagi, 22 Juni 2025.
Sejak pagi hari, puluhan warga — sebagian besar ibu-ibu dari kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) — memadati lokasi untuk mengikuti seminar bertajuk “Cerdas Keuangan di Era Digital bersama Masyarakat Desa Pasak.”
Seminar ini merupakan inisiatif STEI Abdussalam sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus pada literasi keuangan digital serta upaya perlindungan dari bahaya keuangan berbasis teknologi, seperti pinjaman online ilegal (pinjol) dan judi online (judol).
Di tengah era digital yang terus berkembang, literasi finansial menjadi kebutuhan esensial bagi semua lapisan masyarakat, termasuk warga desa.
Antusiasme peserta — terutama para ibu yang hadir dengan seragam khas PKK — mencerminkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang cerdas dan aman di era modern. Mereka aktif berdiskusi, menyimak materi, dan tak ragu mengajukan pertanyaan selama sesi berlangsung.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Pengasuh Pondok Pesantren Abdussalam KH. H. Hafiluddin, Ketua STEI Abdussalam Dr. Hafidloh, SEI., MM, Kepala Desa Pasak Wasil, SE, serta Ketua PKK Desa Pasak.
Sinergi antara institusi pendidikan, pemerintahan desa, dan komunitas lokal menjadi kekuatan utama dalam menyukseskan acara ini.
Dalam sambutannya, Ketua STEI Abdussalam Dr. Hafidloh mengapresiasi antusiasme peserta serta semua pihak yang turut mendukung acara ini.
Ia menekankan bahwa seminar bukan sekadar forum diskusi, tetapi wujud konkret komitmen kampus untuk membawa ilmu pengetahuan ke tengah masyarakat.
“Kami sangat bersyukur atas kehadiran dan partisipasi Bapak/Ibu sekalian. Semoga seminar ini memberikan manfaat nyata dalam mengelola keuangan di era digital. Literasi digital dan finansial adalah bekal penting untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat desa,” ujar Dr. Hafidloh.
Senada dengan itu, Kepala Desa Pasak, Wasil, SE, menegaskan pentingnya kegiatan edukatif semacam ini sebagai benteng masyarakat dari kejahatan digital yang kerap menyasar mereka yang belum melek teknologi.
“Kita menyambut baik inisiatif STEI Abdussalam. Dunia digital memang memberikan banyak kemudahan, namun juga menyimpan risiko. Masyarakat kita harus dibekali pengetahuan agar tidak menjadi korban,” tegas Wasil.
Dalam sesi pemaparan, narasumber juga menyinggung maraknya kasus pinjol ilegal yang menjerat masyarakat dengan bunga tak wajar serta metode penagihan yang tidak manusiawi.
Edukasi tentang bahaya tersebut menjadi bagian penting dari agenda seminar.
“Pinjol ilegal menjebak masyarakat dengan iming-iming kemudahan, namun risikonya sangat besar. Warga perlu lebih hati-hati dan cermat sebelum mengambil keputusan keuangan,” tambah Yoki, salah satu pemateri seminar.
Peserta seminar juga mendapatkan tips praktis tentang cara mengelola keuangan rumah tangga di era digital, mengenali modus penipuan daring, serta langkah-langkah pelaporan aktivitas keuangan ilegal.
Selain itu, disampaikan juga materi mengenai Peluang UMKM Digital oleh Dwi Wahyudi yang merupakan seorang penggiat literasi digital dari Relawan TIK Indonesia.
Acara berlangsung dengan suasana hangat, interaktif, dan penuh semangat. Banyak peserta menyatakan bahwa informasi yang disampaikan sangat relevan dan bermanfaat. Mereka juga berharap agar kegiatan serupa dapat digelar secara berkala.
Dengan kolaborasi erat antara dunia akademik dan masyarakat desa, seminar ini menjadi langkah awal penting dalam membangun kesadaran finansial dan digital yang lebih kuat. Di tengah derasnya arus teknologi, pengetahuan menjadi benteng utama perlindungan masyarakat. (DW)
Comment