KALBARONLINE.com – Merince Kogoya, wakil Papua Pegunungan di ajang Miss Indonesia 2025, akhirnya buka suara usai dirinya dicoret dari ajang kecantikan tersebut. Merince dipulangkan panitia Miss Indonesia karena video lama di akun Instagram pribadinya yang kembali viral di media sosial.
Video yang diunggah Merince pada 16 Mei 2023 itu menjadi sumber kontroversi. Dalam video tersebut, Merince terlihat berkumpul, bernyanyi, dan menari bersama beberapa orang di lapangan sambil mengibarkan bendera Israel.
Di caption unggahannya, Merince menulis: “Giat bagi SION, Setia bagi YERUSALEM, Berdiri bagi ISRAEL, Bangkit bagi Negeri dan Menuai bagi Bangsa-bangsa.” Bahkan di bio Instagramnya, ia mencantumkan dukungannya untuk Israel.
Karena unggahan itu, pada 27 Juni 2025 panitia Miss Indonesia memutuskan memulangkan Merince dan menunjuk Karmen Anastasya, runner-up Miss Papua Pegunungan, sebagai penggantinya di ajang nasional.
Profil Singkat Merince Kogoya
Merince Kogoya lahir di Wamena, 14 Agustus 2005. Sejak kecil, ia menghabiskan waktu di wilayah pegunungan Papua.
Merince menempuh pendidikan di SD Negeri Inpres Hedam Abepura Jayapura, lalu lanjut ke SMA Negeri 3 Jayapura. Semasa sekolah, Merince dikenal berprestasi, baik di bidang akademik maupun olahraga. Ia pernah mewakili sekolah dalam Kompetisi Sains Nasional Tingkat Provinsi (KSN-P) tahun 2021 di bidang Geografi.
Di bidang olahraga, Merince aktif bermain basket dan mengikuti berbagai kompetisi, seperti Honda DBL 2021 dan Honda DBL with KFC 2022-2023. Akun Instagram-nya @kogoya_merry kerap memamerkan aktivitas basketnya.
Selain itu, Merince terlibat dalam kegiatan sosial dan edukasi, termasuk pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di Universitas Cendrawasih (Uncen), jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Di kampus, ia aktif sebagai anggota BEM (2024) dan sempat ikut Pekan Riset Internasional di UIN Suska Riau. Merince kemudian mengikuti seleksi Miss Papua Pegunungan, hingga akhirnya terpilih mewakili daerah di Miss Indonesia 2025. (Red)
Comment