Banyak orang beranggapan, penyebab obesitas adalah konsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan ditambah kurang aktivitas fisik. Ya, ini tidak salah. Faktanya penyebab obesitas yang utama memang dua hal itu. Padahal sebenarnya, penyebab obesitas tidak selalu sesimpel itu. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi berat badan. Inilah penyebab obesitas yang jarang diungkap, dan berada di luar kontrol manusia.
Apapun penyebabnya, obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang kini membuat pusing pemangku kebijakan. Bagaimana tidak? Obesitas ini merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronis. Biaya pengobatan penyakit kronis membengkak, termasuk untuk pemerintah Indonesia yang menerapkan JKN dan BPJS.
Geng Sehat perlu mengetahui penyebab obesitas termasuk yang selama ini kurang diketahui. Tujuannya agar pengelolaan obesitas dan dampaknya bisa lebih tepat dan terarah.
Baca juga: Menurut Penelitian, Sering Marah Bisa Bikin Obesitas Loh!
5 Penyebab Obesitas yang Jarang Diketahui
Selain karena pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas, obesitas juga bisa disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dikontrol dan tidak diketahui banyak orang:
1. Faktir Genetik dan Bawaan
Kesehatan seseorang dibentuk sejak awal kehidupan, di dalam kandungan. Janin yang berkembang sehat diharapkan akan tetap sehat sampai sudah dewasa. Bakat dan risiko untuk mengidap penyakit, beberapa sudah terbentuk sejak di dalam kandungan.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil yang mengalami kenaikan berat badan berlebihan cenderung memiliki anak yang berat badannya juga lebih ketika ia berusia 3 tahun. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa anak dari orang tua dan kakek atau nenek yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas ketimbang anak dari orang tua dan kakek atau nenek dengan berat badan normal.
Lalu, gen yang berasal dari orang tua Kamu juga bisa memengaruhi kecenderungan Kamu mengalami kenaikan berat badan. Jadi, faktor genetik merupakan salah satu penyebab obesitas yang tidak diketahui banyak orang. Bahkan, sekitar 40 persen anak-anak yang memiliki kenaikan berat badan akan terus memiliki tubuh dengan berat badan lebih selama masa remaja hingga dewasa.
2. Prosedur Lahir dan Kebiasaan di Masa Kanak-kanak
Meskipun penyebabnya belum diketahui, anak-anak yang dilahirkan dengan prosedur caesar cenderung lebih rentan mengalami obesitas ketika sudah dewasa. Hal yang juga berlaku pada bayi yang diberi susu formula. Maka, membiasakan diet sehat dan gaya hidup aktif sejak dini juga mencegah obesitas ketika ia sudah dewasa.
3. Pengaruh Obat-obatan dan Penyakit Tertentu
Kenaikan berat badan bisa terjadi akibat efek samping dari obat tertentu, misalnya obat diabetes, antidepresan, dan antipsikotik. Ini merupakan salah satu penyebab obesitas yang masih jarang diketahui banyak orang.
Obat-obat tersebut bisa meningkatkan nafsu makan, menurunkan metabolisme, atau bahkan mengganggu kemampuan tubuh untuk membakar lemak. Ada pula sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan, contohnya hipotiorid.
Baca juga: Sering Makan saat Stres? Awas, Bahaya Overeating Disorder!
4. Kadar Hormon Lapar yang Tinggi
Rasa lapar dan kebiasaan makan yang tidak terkontrol tidak hanya disebabkan oleh hasrat atau keinginan diri sendiri belaka. Rasa lapar dikontrol oleh hormon yang sangat kuat di otak.
Hormon-hormon tersebut tidak berfungsi dengan baik pada kebanyakan orang yang mengalami obesitas, sehingga mengganggu perilaku makan dan menyebabkan hasrat psikologis yang kuat untuk selalu makan lebih banyak. Ini merupakan salah satu penyebab obesitas yang jarang diketahui banyak orang.
5. Resisten Leptin
Leptin adalah hormon yang sangat penting dan berperan mengatur nafsu makan serta metabolisme tubuh. Hormon ini diproduksi oleh sel lemak dan bertugas mengirim sinyal ke bagian otak yang memberi kode agar Kamu berhenti makan.
Leptin mengatur jumlah kalori yang Kamu makan, berapa yang harus dibakar serta seberapa banyak lemak disimpan tubuh. Semakin banyak lemak yang berada di dalam sel lemak, semakin banyak leptin yang diproduksi.
Tubuh orang obesitas memproduksi lebih banyak leptin. Namun, mereka juga cenderung memiliki kondisi yang disebut resistensi leptin. Kondisi ini menyebabkan otak tidak mengenali leptin, meskipun tubuh memproduksinya dalam jumlah banyak.
Ketika otak tidak menerima sinyal leptin, maka organ ini akan berpikir bahwa tubuh sedang mengalami kelaparan, meskipun jumlah lemak yang disimpan oleh tubuh sudah lebih dari cukup. Alhasil, Kamu menjadi selalu lapar dan terus ingin makan. Ini merupakan salah satu penyebab obesitas yang tidak diketahui banyak orang. (UH)
Baca juga: Ini Cara Pengobatan Obesitas yang Ampuh
Sumber:
Healthline. Reasons Why Obesity is Not Just a Choice. Juli 2019.
Maternal Health Child Journal. Maternal weight gain during pregnancy and child weight at age 3 years. September 2008.
Comment