Sedang Hamil, Haruskah Khawatir dengan Coronavirus?

Ancaman virus corona jenis baru atau COVID-19 memang semakin nyata. Bulan lalu, ancaman penyakit ini terasa jauh dari jangkauan kita karena hanya terjadi di luar Indonesia. Namun kini, jumlah korban terinfeksi di Indonesia terus bertambah dan jangkauannya semakin luas. Bisa saja teman, tetangga, ataupun keluarga kita sendiri yang menderita penyakit ini. Inikah saatnya panik menghadapi ancaman COVID-19 di tengah kondisi hamil?

IKLANSUMPAHPEMUDA

Ibu Hamil Diharapkan Tetap Tenang

Kabar baiknya, para ahli dari seluruh dunia, termasuk Christina Han, seorang ginekolog yang mengambil spesialisasi kehamilan berisiko tinggi dari Los Angeles, menyatakan bahwa belum ada bukti ibu hamil lebih rentan terhadap COVID-19 daripada rata-rata orang dewasa yang sehat, walaupun daya tahan tubuh ibu hamil secara umum akan lebih menurun.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh para ahli kesehatan di Cina dalam jurnal Frontiers in Pediatrics bahwa infeksi virus tampaknya tidak menular dari ibu hamil ke bayi baru lahir saat lahir. Tidak ada bukti virus dalam ASI, cairan ketuban, atau darah tali pusat.

Penelitian ini adalah yang kedua diterbitkan di Cina sejak bulan lalu, untuk mengonfirmasi bahwa ibu yang terinfeksi COVID-19 selama kehamilan tidak menulari bayi mereka. Penelitian ini mengikutsertakan 4 ibu yang terinfeksi COVID-19 dan melahirkan di Rumah Sakit Union Wuhan. Tiga dari 4 ibu tersebut melahirkan dengan bedah caesar

Selama penelitian, para ahli memfokuskan pada kesehatan bayi yang baru lahir dan tidak menemukan gejala serius terkait COVID-19, seperti demam atau batuk, meskipun awalnya mereka diisolasi di unit perawatan intensif neonatal dan diberi susu formula. Tiga dari 4 tes negatif untuk infeksi pernapasan setelah usap tenggorokan, sementara ibu dari anak keempat menolak izin untuk tes.

Baca Juga :  Kenali Tanda-tanda Baby Blues pada Ayah
Baca juga: Haruskah Menunda Kehamilan selama Coronavirus Masih Mewabah?

Salah satu dari keempat bayi tersebut memang sempat mengalami masalah pernapasan ringan selama 3 hari dan dirawat dengan ventilasi mekanis non-invasif. Dua bayi, termasuk 1 dengan masalah pernapasan, juga mengalami ruam yang akhirnya hilang dengan sendirinya.

Walau begitu, tidak cukup bukti untuk menyimpulkan apakah ada hubungan antara masalah medis lainnya dan COVID-19. Keempat bayi tersebut tetap sehat, dan ibu mereka juga pulih sepenuhnya.

“Kami tidak yakin ruam itu disebabkan oleh infeksi COVID-19 yang diderita oleh ibu dari bayi tersebut,” ujar Dr. Yalan Liu, salah satu peneliti dalam studi ini yang berasal dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, sekaligus tim dari Departemen Pediatrik di Rumah Sakit Union.

Baca juga: Inilah Target Utama Coronavirus: Pria, Usia Tua, dan Perokok

Akankah Proses Persalinan di Tengah Pandemik COVID-19 Berbeda?

Oke, satu kekhawatiran sudah terjawab. Namun, ada satu lagi pertanyaan yang banyak ditanyakan para calon ibu: Apakah proses persalinan akan berbeda di saat pandemik COVID-19 berlangsung?

Dalam laporan kasus di Cina, nyaris semua ibu yang terinfeksi COVID-19, melahirkan dengan metode caesar. Telah dilakukan sebuah studi dengan meneliti 9 ibu hamil yang terinfeksi COVID-19. Selain tidak menemukan bukti bahwa infeksi virus dapat menular ke bayi, kesembilan kelahiran yang dilakukan juga dengan operasi caesar.

Kenapa tindakan caesar yang dipilih? “Untuk menghindari infeksi yang disebabkan oleh penularan perinatal dan postnatal, dokter kandungan kami berpikir bahwa bedah caesar mungkin lebih aman,” kata Liu.

“Hanya satu ibu hamil yang melakukan persalinan pervaginam karena proses persalinan normal telanjur berlangsung. Bayinya normal, sehingga kami perkirakan persalinan pervaginam tidak apa-apa. Namun, tetap perlu penelitian lebih lanjut,” jelasnya.

Baca Juga :  Tips Kerja dari Rumah Supaya Tetap Produktif

Artinya, penentuan metode persalinan akan tetap dikembalikan lagi pada kondisi kesehatan ibu dan janin, pertimbangan dokter, serta fasilitas kesehatan yang tersedia di sekitar pasien. Untuk itu, bisa dikatakan bahwa indikasi bedah caesar tidak ada yang berbeda, terlepas apakah sang Ibu positif atau negatif COVID-19.

Walau begitu, Mums diharapkan untuk lebih fleksibel jika direncanakan akan melahirkan di tengah pandemik ini karena situasi mungkin akan sedikit berbeda. Periode pasca-persalinan mungkin saja akan lebih terisolasi, dan pada sebagian orang bisa saja hal ini menimbulkan stres.

Rumah sakit juga akan menetapkan batasan ketat pada jumlah orang yang berada di ruang persalinan. Begitu pula dengan jumlah pengunjung atau tamu akan dibatasi, untuk mencegah terjadi kerumunan orang yang terlalu banyak dan berisiko menularkan virus. Masa rawat inap pun akan dibuat seminimal mungkin jika kondisi ibu dan bayi baik.

Terlepas dari itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan Mums untuk tetap menyusui si Kecil karena belum ada bukti virus ini menular melalui ASI. Mums mungkin saja disarankan untuk memakai masker. Dan tak lupa, terus diingatkan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyusui serta setelah berkegiatan lainnya. (AS)

Baca juga: Awas, Coronavirus Bisa Menular Lewat Mata

Sumber

Business Insider. What Pregnant Women Should Know about COVID-19.

Propublica. Coronavirus and Pregnancy.

Healthline. What to Know about Coronavirus.

Comment