Pernah merasa lemas mendadak? Kenapa ya bisa tiba-tiba merasa demikian? Apakah hal ini berbahaya? TIba-tiba lemas adalah salah satu keluhan yang cukup sering ditemukan di tengah masyarakat. Keluhan ini tidak spesifik dan dapat ditemukan pada berbagai kondisi medis seperti depresi, dehidrasi, kehamilan, kurang gizi, anemia atau kurang darah, dan masih banyak lagi.
Salah satu penyebab kita tiba-tiba lemas namun kerap kali tidak disadari adalah hipoglikemia atau gula darah turun sangat rendah. Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah 70 mg/dL. Kadar gula darah normal adalah 70-130 mg/dL sebelum makan.
Baca juga:7 Cara Mengatasi Rasa Lemas pada Tubuh
Tiga Jenis Hipoglikemia
Ketidakseimbangan antara kebutuhan energi dan asupan gula sebagai sumber energi dalam tubuh merupakan penyebab utama terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling umum terjadi pada orang dengan diabetes atau kencing manis, namun penyebab hipoglikemia tidak selalu karena diabetes.
Penyebab hipoglikemia paling umum pada pasien diabetes adalah suntikan insulin yang tidak diikuti dengan asupan makan yang cukup atau penggunaan obat insulin yang berlebihan.
Pada orang tanpa diabetes, penyebab hipoglikemia lain ialah karena terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau alkohol dalam keadaan perut kosong, puasa, aktivitas fisik yang berlebihan, atau kekurangan nutrisi.
Orang yang menderita berbagai penyakit terkait kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ginjal, hati, dan pankreas seperti penyakit Addison dan insulinoma (tumor langka pada pankreas) juga bisa mengalami kondisi penurunan kadar gula darah. Selain itu ada pula hipoglikemia yang disebabkan serta efek samping berbagai obat-obatan, seperti propranolol untuk hipertensi, asam salisilat untuk rematik, dan kina untuk malaria.
Hipoglikemia dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat pertama gula darah kurang dari 70 mg/dL dan tingkat kedua gula darah kurang dari 54 mg/dL. Sementara tingkat ketiga merupakan keadaan berat yang digambarkan dengan penurunan kesadaran. Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya gangguan pada proses metabolisme gula dalam darah.
Baca juga: 9 Faktor Risiko Hipoglikemia yang Perlu Diwaspadai
Gejala Hipoglikemia Ringan Hingga Berat
Gejala hipoglikemia biasanya tidak spesifik. Pada hipoglikemia ringan, pasien akan merasa tidak nyaman dan bisa mengalami gejala lain seperti lemah, keringat dingin, rasa lapar, gemetar, cemas, jantung berdebar-debar, mulut kering, serta pucat.
Penderita hipoglikemia yang kondisinya semakin memburuk akan mengalami gejala yang lebih berat seperti menjadi lebih mudah marah, pandangan menjadi kabur, susah berbicara, sakit kepala, kebingungan, kejang, hingga penurunan kesadaran.
Ketika menemukan individu dengan gejala tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan gula darah untuk menentukan pasien tersebut mengalami hipoglikemia atau tidak. Pada individu dengan gejala ringan dan kesadaran masih baik dapat diberikan makanan atau minuman yang mengandung gula.
Jika kadar gula darah terlalu rendah, maka tubuh, termasuk otak, tidak akan berfungsi dengan baik sehingga perlu segera diberikan pertolongan.
Baca juga: Saat Otak Kekurangan Gula Akibat Hipoglikemia, Ini Dampaknya!
Tips Menangani Hipoglikemia Ringan di Rumah:
- Mengkonsumsi larutan air gula atau makanan tinggi gula seperti permen
- Larutan air gula dapat dibuat dengan cara melarutkan 3-4 sdm gula pasir ke dalam satu gelas air putih
- Pada pasien yang sadar tapi masih bingung namun bisa menelan, dapat diberikan gel yang mengandung gula (misalnya GlucoGel) sebanyak 2 kali ke dalam mulut pasien
- Jika setelah 15 menit keluhan hipoglikemia masih tetap ada, larutan air gula atau makanan tinggi gula dapat diberikan kembali
- Jika hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka segera konsumsi makanan utama atau selingan
- Segera berkonsultasi dengan Dokter.
Pada individu dengan hipoglikemia yang disertai penurunan kesadaran, maka memerlukan glukosa intravena yang diberikan melalui infus, sehingga perlu penanganan oleh tenaga medis. Jika Diabesfriend mencurigai diri sendiri atau keluarga Kamu sedang mengalami hipoglikemia, disarankan untuk segera menemui dokter terutama jika tidak ada perbaikan meski sudah ditangani secara mandiri di rumah.
Individu yang mengalami hipoglikemia berulang dapat berisiko terkena penyakit jantung, penurunan fungsi kognitif dan memori, menginduksi timbulnya demensia bagi lansia, koma, serta kematian jika tidak segera ditangani dengan baik. Penanganan yang tepat akan meningkatkan prognosis dan menurunkan dampak hipoglikemia pada tubuh.
Baca juga: Cara Mengatasi Hipoglikemia dengan Aturan 15-15
Referensi:
- Asimos AW. Evaluation of the adult with acute weakness in the emergency department. [Internet]. 2019 [cited 2020 Sept 22]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-the-adult-with-acute-weakness-in-the-emergency-department
- P2PTM Kemenkes RI. Apakah itu hipoglikemia dan bagaimana hal itu dapat dicegah dan dikelola. 2017.
- Hamdy O. Hypoglycemia: Practice essentials, backgrounds, pathophysiology [Internet]. 2020 [cited 2020 Sept 23]. Available from:https://emedicine.medscape.com/article/122122-overview
- P2PTM Kemenkes RI. Apa penyebab hipoglikemia?. 2018.
- Unger J. Clinical Diabetes.2013; 31(4). 179-188
- P2PTM Kemenkes RI. Tips untuk mengatasi Hipoglikemia. 2018.
- Unger J, et al. Postgrad Med 123:81-91,2011
Comment