KalbarOnline, Pontianak – Dinas Pertanian dan Tanaman Hortikultura Kalimantan barat mendorong setiap daerah untuk membangun brand image sendiri atau merk dagang untuk komoditas beras. Hal tersebut sebagai upaya meningkatkan nilai tambah beras.
Sejumlah daerah, misalnya Kabupaten Sanggau, Sambas dan Bengkayang berlomba melakukan hal tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Hortikultura Kalimantan Barat, Heronimus Hero mengatakan bahwa produksi beras surplus maka petani tidak harus terfokus pada sektor hulu (produksi), tetapi juga industrialisasi beras.
“Untuk produksi beras mencapai 20 ribu ton per bulan atau rata-rata produksi per tahun mencapai 400 ribu ton per tahun. Sementara itu produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 sebesar 1.244.485 ton dengan rincian luas panen seluas 433.928 Ha dan produktivitas sebesar 28,68 Ku/Ha,” ujarnya.
Demikian dilansir dari Gencil.News.
Menurutnya dengan mendorong pembuat merk dagang, maka setiap daerah juga didorong untuk memiliki mesin penggiling sendiri, terutama pada daerah yang jauh dari pusat penggilingan.
“Dengan begitu nilai tambah bagi petani bagi dicapai,” katanya.
Hero juga menjelaskan bahwa Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura juga mendukung ditetapkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras, sehingga akan mengejar nilai tambah bagi beras.
“Namun penetapan itupun tidak berpengaruh pada jumlah produksi beras di Kalimantan Barat,” tandasnya. (Fai)
Comment