“Temenin, Ma. Aku enggak mau tidur sendirian. Takut.” Permintaan ini mungkin keluar dari mulut si Kecil menjelang waktu tidur. Mums yang baru saja hendak mematikan lampu dan menutup pintu, jadi mengurungkan niat karena anak tiba-tiba ketakutan.
Pokoknya harus ada Mums di kamar untuk membuat si Kecil merasa tenang dan bisa tidur. Meskipun fase ini dianggap wajar terjadi di tahapan balita, pastinya Mums tetap ingin ia mulai mandiri. Kira-kira mengapa ya si Kecil takut tidur sendirian?
Banyak anak berusia hingga 12 tahun yang masih kesulitan untuk tidur sendiri. Bila anak berada di antara usia 6-12 tahun, mungkin Mums sudah tidak terlalu repot. Dengan sedikit pengalihan perhatian, seperti menyalakan night light (lampu tidur) mungkin sudah cukup.
Namun, bagaimana bila si Kecil masih pada tahapan balita? Karena sulit melihat atau mengenali apa pun ketika kondisi cahaya minim, maka anak jadi merasa tidak aman dan nyaman. Penyebab lainnya bisa saja mimpi buruk yang pernah dialami si Kecil saat tidur di kamarnya.
Jangan lupakan faktor eksternal lain, misalnya suhu kamar terlalu dingin atau terlalu panas, cahaya di kamar terlalu terang, lingkungan sekitar terlalu bising, bantal tidak nyaman, sedang sakit, stres, hiperaktif, atau si Kecil ditakuti-takuti oleh kakaknya sebelum tidur.
Untuk mengatasi masalah ini, pastinya tidak mungkin dengan cara instan ya, Mums. Apalagi, si Kecil balita. Pendekatannya pun berbeda pada setiap anak. Namun, Mums bisa mencoba beberapa cara ini agar si Kecil berani tidur sendiri
Tentu saja, jangan sampai memaksa si Kecil untuk segera bercerita. Berilah waktu hingga dia merasa nyaman untuk terbuka kepada Mums. Bila belum siap bicara, anak bisa bercerita dengan cara lain, misalnya lewat gambar. Jangan menertawakannya karena anak akan merasa tidak dianggap serius. Yang ada, dia jadi malas cerita, Mums.
Meskipun terasa lucu, hindari menambah ketakutan si Kecil dengan menggodanya. Mums bisa mengajaknya membaca doa sebelum tidur bersama-sama sesuai agama dan kepercayaan agar anak merasa lebih tenang.
Selain selimut, anak juga bisa tidur bersama boneka kesayangannya. Cara ini cukup klasik untuk membantu menenangkan anak sebelum tidur dan terbukti berhasil dalam beberapa kasus.
Cara ini juga termasuk klasik, tetapi efektif dalam beberapa kasus. Lampu tidur di kamar si Kecil berfungsi membuat kamarnya tidak terlalu gelap, meskipun lampu utama dimatikan. Anak pun masih bisa melihat sekelilingnya dengan jelas.
Bila si Kecil punya kakak, biarkanlah mereka tidur sekamar. Namun, beri tahu si Kakak agar tidak menakut-nakuti adiknya dengan cerita-cerita seram, meskipun dengan maksud hanya bercanda.
Selain karena tidak baik untuk perkembangan emosional dan mentalnya, bacaan dan tontonan serba seram memang belum saatnya dikonsumsi oleh si Kecil yang masih berada pada tahapan balita.
Anak yang terbangun dan menyadari dirinya sendirian biasanya akan langsung ke kamar Mums. Meskipun lelah dan tergoda untuk mengalah, jangan selalu mengabulkan permintaan si Kecil untuk tidur bersama Mums dan Dads di kamar. Anak punya kamar sendiri dan suatu saat dia harus menghadapi rasa takutnya sendiri. Kalaupun si Kecil tetap memaksa ingin tidur di kamar Mums dan Dads, jangan sampai terjadi 2 malam berturut-turut atau terlalu sering.
Di awal-awal, Mums bisa memeriksa si Kecil secara berkala, misalnya setiap 5 menit. Lalu tambahkan rentang waktunya menjadi setiap 10 menit, 15 menit, dan 20 menit seiring waktu. Berhati-hatilah untuk tidak menghabiskan banyak waktu selama periode meyakinkan si Kecil untuk tidur sendiri di kamarnya.
Bila semua cara sudah dicoba, inilah cara terakhir. Mau tidak mau Mums memang harus menunggu hingga si Kecil benar-benar jatuh tertidur. Setelah itu, barulah Mums bisa kembali ke kamar.
Jika balita sering terbangun di malam hari lalu pergi ke kamar Mums, antarlah ia kembali ke kamarnya. Temani hingga akhirnya dia bisa tidur kembali. Lakukan begitu terus sampai anak memahami bahwa apa pun yang terjadi, dia tetap harus tidur di kamarnya sendiri.
Mengapa si Kecil takut sendirian? Selain beberapa hal yang sudah disebutkan di atas, coba cek kemungkinan lainnya, Mums. Bila anak pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti kematian anggota keluarga, pernah diganggu orang asing, atau lain-lain, ada baiknya dibawa ke terapis anak untuk penanganan lebih lanjut. (AS)
Referensi
Bedtime Fears: How to Help Your Child Sleep Alone Without Anxiety
Cincinnati Children’s: Bedtime Fears: Helping Overcome Them
The Military Wife and Mom: How to Respond When Your Child is Afraid to Sleep Alone
Parenting Science: Nighttime fears in children: A guide for the science-minded
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…