KalbarOnline.com – Vaksinasi bukan satu-satunya usaha pemerintah untuk meredam pandemi Covid-19. Dalam waktu dekat, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen. Terapi tersebut merupakan upaya penyembuhan dengan memberikan plasma atau bagian darah yang mengandung antibodi dari orang yang telah sembuh dari Covid-19. Pencanangan gerakan itu bakal dilakukan secara daring dan luring di kantor pusat PMI di Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menuturkan, donor plasma konvalesen merupakan salah satu upaya untuk membantu menyelamatkan mereka yang masih terjangkit Covid-19. Cara tersebut sudah terbukti dengan banyaknya pasien Covid-19 yang terselamatkan setelah menerima donor. Karena itu, dia berharap para penyintas yang telah sembuh mau mendonorkan plasma konvalesen demi menyelamatkan pasien Covid-19.
”Saya mohon kepada penyintas yang telah disembuhkan oleh Allah, oleh Tuhan, dari pandemi Covid-19 ini. Sekarang saatnya memberikan bantuan, memberikan sebagian dari berkahnya,” katanya.
Dengan adanya gerakan tersebut, Muhadjir optimistis dapat menumbuhkan pendonor-pendonor potensial. Dengan begitu, angka fatalitas Covid-19 di Indonesia yang masih di atas rata-rata dunia bisa ditekan. Kasus Covid-19 di Indonesia sampai saat ini tercatat masih tinggi. Secara kumulatif, kasus positif hingga Rabu (13/1) mencapai 858.043 orang. Meski begitu, angka kesembuhan juga terus meningkat. Angka kesembuhan berdasar data terbaru bertambah 7.657 orang atau secara kumulatif menjadi 703.464 orang.
Peningkatan jumlah pasien sembuh itu patut disyukuri. Sebab, mereka yang berhasil sembuh telah memiliki antibodi terhadap Covid-19 dalam berbagai level. Antibodi dalam plasma darah yang cukup tinggi inilah yang dapat didermakan ke pasien lain untuk membantu mempercepat kesembuhan. Proses donor dapat dilakukan di 29 unit donor darah (UDD) PMI.
Sementara itu, vaksinasi Covid-19 hari kedua kemarin (14/1) berlangsung serentak di beberapa daerah. Hingga kemarin, belum ada satu pun laporan keluhan dari para penerima vaksin dari Sinovac tersebut.
Di Jakarta, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjalani vaksinasi bersama 25 tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Direktur Utama RSCM dr Lies Dina Liastuti menyebutkan, pada kickoff pertama, vaksinasi diberikan kepada 25 nakes di RS tersebut. Selanjutnya, vaksinasi dilakukan secara bertahap bagi seluruh nakes maupun tenaga penunjang kesehatan di RSCM. ”Vaksinasi untuk 6.000 nakes lain akan diselesaikan dengan melakukan penyuntikan setiap hari terhadap 275 orang secara bertahap,” jelas Lies.
Setelah disuntik, Dante tidak merasakan gejala apa pun. ”Tidak ada rasa sakit, rasa pegal, ketakutan tidak ada. Tetap observasi untuk menjaga efek samping setelah vaksinasi,” ujarnya.
Dante menegaskan, kekebalan tubuh tidak langsung terbentuk pada penyuntikan pertama. Kekebalan baru akan tercipta dalam dua hingga enam minggu pasca penyuntikan kedua. Karena itu, dia berharap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berjalan beriringan dengan penerapan protokol kesehatan.
Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi selesai dalam 12 bulan. Vaksinasi ditargetkan diberikan kepada 181,5 juta penduduk Indonesia. Pemerintah mempersiapkan 31 ribu vaksinator untuk membantu pelaksanaan vaksinasi. Untuk memenuhi kebutuhan vaksin, saat ini pemerintah menyiapkan tambahan 12 juta vaksin dari Sinovac.
Direktur PT Bio Farma Honesti Basyir menyatakan, pada 2022 perusahaannya bakal menggunakan vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan di dalam negeri. Bio Farma juga berupaya membangun jejaring dengan industri farmasi swasta. Tujuannya, industri farmasi swasta dapat memproduksi vaksin. Dengan begitu, kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia bisa tercukupi. Bio Farma juga memiliki komitmen dengan Sinovac untuk mendatangkan bahan baku vaksin. Hingga kini, ada 144 juta dosis yang didatangkan. ”Itu akan kami produksi menjadi 122,5 juta dosis vaksin,” ungkapnya.
Di Jawa Timur, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak menjadi orang pertama penerima vaksin. Selain Emil, ada 22 orang dari lintas elemen yang menjalani vaksinasi di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, itu.
Bagaimana dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa? Khofifah tidak ikut divaksin karena terpapar Covid-19. Hingga kemarin, Khofifah masih menjalani isolasi mandiri. Khofifah melalui siaran virtual menyatakan, vaksin perdana di tingkat provinsi akan berlanjut ke daerah mulai hari ini. Sasarannya adalah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Total vaksin yang diterima Jawa Timur baru 77.760 dosis. ’’Pendistribusiannya sesuai catatan Kementerian Kesehatan,’’ ucapnya.
Mantan menteri sosial itu berharap penerima vaksin kemarin bisa menyosialisasikan program vaksinasi tersebut. Terutama memastikan bahwa vaksin itu aman dan halal. Di antara 22 orang yang menerima vaksin, tidak ada yang mengalami KIPI. Semuanya normal dan beraktivitas seperti biasa.
Vaksinasi juga berlangsung di Jawa Barat. Perhatian publik tertuju ke Kota Bandung. Sebab, selain para pejabat pemerintah, peserta vaksinasi kemarin adalah musisi Nazril Irham alias Ariel Noah.
Dari pantauan Radar Bandung, Ariel divaksin sekitar pukul 11.30 dengan didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Setelah disuntik vaksin, Ariel diharuskan diam dalam ruangan selama 30 menit untuk diobservasi. Dia juga mendapatkan kartu tanda vaksin dan diharuskan datang dua minggu kemudian untuk menjalani vaksinasi kedua. ’’Gak ngerasain apa-apa sih. Tidak sakit dan enggak ada efek samping juga,’’ kata Ariel ditemui selepas vaksinasi.
Ariel mengaku penasaran akan khasiat vaksin Sinovac tersebut. Dia juga jenuh atas informasi simpang siur tentang vaksin itu. Untuk menemukan kebenarannya, Ariel memutuskan menerima ajakan vaksin perdana. Musisi asal Bandung itu membeberkan, sebelum divaksin, dirinya mencari tahu informasi kebenaran tentang vaksin Sinovac. Dia bertanya kepada dokter ahli. Setelah dirasa aman, barulah dia menerima undangan Pemkot Bandung tersebut.
Sementara itu, di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo menjadi orang pertama yang divaksin. Disusul Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman, dan Ketua MUI Jateng Ahmad Daroji. ’’Tidak apa-apa, biasa saja. Rasanya seperti dicokot semut. Jadi, masyarakat nggak usah takut,’’ kata Ganjar sebagaimana dilansir Jawa Pos Radar Semarang.
Meski vaksin sudah ada, Ganjar meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Vaksin tidak boleh membuat pelaksanaan protokol kesehatan di masyarakat menurun. ’’Begitu sudah 70 persen masyarakat Indonesia divaksin, kita nanti lihat hasilnya seperti apa,’’ ujarnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment