Demokrat Sentil Keras Moeldoko: Jangan Menambah Masalah dengan Berbohong

KalbarOnline.com – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut sebagai sosok yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Isu ini terus menggelinding bak bola salju. Baik Moeldoko maupun elit Demokrat sama-sama saling serang dan sanggah.

Dari kubu Demokrat, salah satu anggota DPR partai tersebut, Herman Khaeron turut menanggapi isu terkait dugaan keterlibatan Moeldoko dalam upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Sebelumnya dalam konferensi pers virtual, Moeldoko mengaku tuduhan tersebut bermula dari beredarnya foto-foto yang menampilkan dirinya dengan sejumlah orang.

Moeldoko menuturkan bahwa beberapa orang yang berfoto dengan dirinya adalah tamu yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Namun Herman Khaeron membantah pengakuan Moeldoko dan mengklaim dirinya memiliki bukti kuat bahwa yang ditemui Moeldoko adalah kader Partai Demokrat.

Baca Juga :  Sah! UU Cipta Kerja yang Diteken Jokowi 1.187 Halaman, Nomor 11 Tahun 2020

Hal tersebut didasari dengan adanya berita acara pengakuan para kader Demokrat yang pernah bertemu Moeldoko.

“Kami ada berita acara pengakuan para kader yang bertemu sampeyan, jangan menambah masalah dengan berbohong,” ujar Herman Khaeron melalui akun Twitternya ehermankhaeron @akang_hero dilihat indopolitika.com, Selasa (2/2/2021).

Moeldoko sendiri pada konfrensi pers sebelumnya juga sempat menyinggung soal menjaga loyalitas anak buah dalam sebuah partai. Menurut Moeldoko, apabila partai tidak ingin anak buahnya pergi maka sebaiknya dijaga kuat-kuat. “Ya kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana, ya diborgol saja kali ya,” ujarnya, Senin (1/2/2021) malam.

Moeldoko juga menyinggung soal istilah kudeta. Dia menyebut istilah kudeta lebih tepat jika terjadi dari dalam. “Kalau ada istilah kudeta itu adalah dari dalam. Masa kudeta dari luar?” katanya.

Baca Juga :  Rusia Dicurigai Kembangkan Senjata Siber Serang Perangkat ‘Internet of Things’

Dalam kesempatan yang sama, mantan Panglima TNI itu pun menyampaikan pesan agar petinggi Partai Demokrat menjadi pemimpin yang kuat. Dia menegaskan, seorang pemimpin partai sebaiknya tidak mudah terbawa perasaan.

“Saran saya, jadi seorang pemimpin harus pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan. Jangan mudah terombang-ambing,” tegasnya. [ind]

Comment