4. Pawai Obor
Pawai obor menjadi tradisi yang masih lekat hingga kini di masyarakat Kalbar dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pawai obor ini dilakukan oleh masyarakat dengan cara berkeliling kota atau wilayah dengan sambil membawa obor. Baik dengan berjalan kaki maupun konvoi kendaraan.
Rombongan pawai ini biasa diiringi alat musik rebana atau juga gendang. Sambil berkeliling, masyarakat sambil mengumandangkan shalawat dan puji-pujian kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur karena diberi kesempatan untuk merasakan atau berjumpa dengan bulan Ramadhan. Pawai obor juga umum dilaksanakan pada momen pergantian tahun dalam kalender Islam.
Pawai obor ini dilakukan saat malam hari, karena dalam Islam pergantian hari dimulai sejak tenggelamnya matahari. Tidak ada aturan ataupun syarat mutlak untuk mengikuti iring-iringan ini, pawai bisa diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan.
Banyak nilai positif yang bisa diambil dari kegiatan pawai obor ini. Masyarakat bisa saling bersama-sama berjalan sambil menebar aura positif. Kegiatan ini juga mengandung nilai gotong royong, hal ini bisa dilihat dari mulai membuat obor bambu bersama, mempersiapkan segala kebutuhan hingga saling membantu saat pawai sedang berlangsung.
5. Keriang Bandong
Tradisi unik yang juga biasa ditemukan adalah pemasangan “Keriang Bandong”. Keriang Bandong merupakan penyalaan sejenis obor dari bambu kecil atau botol bekas, yang diberi sumbu dan diletakkan di halaman rumah-rumah pada malam sebelum hingga hari-hari sepanjang bulan Ramadhan.
Nama ‘keriang’ diambil dari nama sejenis hewan serangga yang menyukai cahaya. Sementara kata ‘bandong’ diambil dari kata berbondong-bondong, karena kebiasaan keriang yang selalu datang berbondong-bondong ketika mendatangi pusat cahaya.
Tujuan dari Keriang Bandong ini adalah untuk memberikan penerangan dengan cahaya pelita atau api di sepanjang jalan bagi warga yang hendak menunaikan ibadah malam di masjid. (Jau/Berbagai Sumber)
Comment