Wastra dan Tarian Kolosal Kalbar Curi Perhatian di Momen Kenegaraan HUT RI di Jakarta

KalbarOnline, Pontianak – Nama Kalimantan Barat kembali menggema di dinding Istana Negara, Jakarta. Melalui persembahan wastra khas dan penampilan tarian kolosalnya, nama provinsi seribu sungai ini muncul mencuri perhatian, pada momen upacara peringatan HUT RI ke-79, Sabtu (17/08/2024).

Pemantik awalnya, ketika Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin dan istri, Wury Ma’ruf Amin hadir dengan mengenakan setelan teluk belanga dan baju kurung berbahan tenun corak insang, khas baju adat Melayu Pontianak.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Kebanggan itu lalu ditimpali dengan penampilan apik nan memukau dari 25 penari kolosal asal Kalbar. Mereka menggunakan kostum berwarna cerah, hasil perpaduan dari beberapa wastra khas Kalbar. Tarian berjudul Rentak Kapuas itu pun mendapat sambutan meriah dari para hadirin.

Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kalbar Windy Prihastari merasa sangat bangga, sebab wastra Kalbar lagi-lagi dipercaya, dan mendapat panggung spesial di acara kenegaraan.

Ia menjelaskan, tenun corak insang yang dikenakan Wapres RI beserta istri merupakan tenunan tradisional masyarakat Melayu Kota Pontianak. Tenun corak insang sudah dikenal sejak masa Kesultanan Kadriah pada saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tahun 1771 hingga sekarang. Dan telah pula ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia sejak tahun 2017 lalu.

Baca Juga :  Menatap Pontianak 2018, Bebby Nailufa Berpotensi Dayung Perahu Golkar

“Corak insang mulanya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadriah. Tenun corak insang memiliki fungsi sebagai penunjuk identitas status sosial bagi satu keluarga atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat maupun pertemuan antar kerajaan serta sebagai tolak ukur keterampilan anak pingit, anak gadis pada masa lampau,” jelasnya.

Selain itu, menurut Windy, penggunaan tenun corak insang pada zamannya juga berfungsi sebagai barang persembahan, atau cendera mata kepada raja, terutama pada hari keputeraan (ulang tahun), sebagai barang hantaran, pengiring pengantin, dan antar sirih pinang pada upacara pernikahan, juga pada upacara-upacara tradisional lainnya.

“Dalam upacara pernikahan, kain tenun corak insang digunakan sebagai pelengkap pada kain telok belanga yang dikenakan oleh kaum laki-laki, sedangkan bagi kaum perempuan digunakan sebagai baju kurung,” tambahnya.

Kain corak insang, dikatakan dia, juga memiliki makna yang sangat mendalam. Yakni menggambarkan peradaban masyarakat Pontianak yang pada saat itu bermukim di sepanjang Sungai Kapuas. Kain corak insang merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Pontianak yang dominan berhubungan dengan Sungai Kapuas. 

“Filosofi yang terkandung dalam tenun corak insang adalah simbol dari nafas, hidup, dan bergerak. Tenun corak insang merupakan ungkapan rasa cinta kepada alam. dan lingkungan serta semangat keseharian yang bersifat dinamis,” paparnya.

Baca Juga :  Petugas Terlibat Narkoba, Kadivpas Kemenkumham Kalbar: Tak Ada Ampun

Sementara mengenai tarian kolosal yang ditampilkan, Windy yang juga Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar itu mengatakan, dirinya selaku pembina, bersama koreografer Winando Ismunandar, telah menyiapkan tarian tersebut sejak beberapa bulan yang lalu. Adapun para penari yang berjumlah 25 orang itu juga merupakan hasil seleksi dari para penari muda Kalbar yang dimulai pada Mei 2024 lalu.

“Tari (berjudul) Rentak Kapuas merupakan gambaran semangat masyarakat Kalbar dalam mengarungi kehidupan. Bak Sungai Kapuas yang mengairi di seluruh jantung kehidupan, menjadikannya simbol kebersamaan dalam mencapai kemakmuran, dan kesejahteraan,” ungkap Windy menjelaskan filosofi tarian tersebut.

Sementara dalam gerak tarinya, Rentak Kapuas, bersumber pada gerak tradisi Melayu dan Dayak yang telah dikembangkan, sehingga tampak lebih menarik, dan dinamis. Kemudian digunakan properti kipas sebagai simbol air dan sungai.

“Juga penggambaran dari ikan siluk atau arwana yang merupakan satu diantara ikon Kalbar, melambangkan kemegahan, dan kesejahteraan,” pungkasnya. (Jau)

Comment