KalbarOnline – Herpes genital, salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV), kini menjadi perhatian serius di kalangan muda.
Berdasarkan laporan terbaru dari para ahli kesehatan, prevalensi penyakit ini menunjukkan tren peningkatan, khususnya pada kelompok usia 18-30 tahun.
Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk rendahnya kesadaran akan risiko infeksi menular seksual dan meningkatnya perilaku seksual berisiko.
Apa itu Herpes Genital?
Herpes genital adalah infeksi yang disebabkan oleh dua jenis virus herpes simplex, yakni HSV-1 dan HSV-2.
HSV-1 umumnya dikaitkan dengan luka di sekitar mulut, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi genital melalui kontak oral-genital. HSV-2 lebih sering ditemukan pada infeksi genital.
Gejalanya meliputi luka atau lepuh yang menyakitkan di area genital, rektum, atau mulut, disertai rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, dan demam.
Namun, banyak orang yang terinfeksi HSV tidak menunjukkan gejala, sehingga meningkatkan risiko penularan tanpa disadari.
Mengapa Kalangan Muda Rentan?
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections, risiko herpes genital meningkat pada kelompok muda karena beberapa alasan utama:
- Kurangnya Edukasi Seksual: Banyak remaja dan dewasa muda tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang PMS dan cara pencegahannya.
- Perilaku Seksual Berisiko: Studi menunjukkan peningkatan hubungan seksual tanpa kondom dan hubungan dengan banyak pasangan pada kelompok usia ini.
- Stigma dan Kurangnya Pengujian: Stigma seputar PMS sering kali menghalangi individu untuk menjalani tes atau mencari pengobatan.
- Pengaruh Media Sosial dan Aplikasi Kencan: Kemudahan bertemu pasangan melalui platform digital telah meningkatkan kemungkinan interaksi seksual yang tidak aman.
Dampak Kesehatan Jangka Panjang
Infeksi herpes genital dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Secara fisik, virus HSV menetap dalam tubuh dan dapat kambuh kapan saja, terutama ketika sistem kekebalan tubuh melemah.
Secara psikologis, diagnosis herpes sering kali menyebabkan stres, kecemasan, dan stigma sosial. Pada wanita hamil, herpes genital dapat meningkatkan risiko komplikasi, termasuk penularan ke bayi saat persalinan.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Para ahli kesehatan merekomendasikan beberapa langkah untuk mencegah dan menangani herpes genital:
- Edukasi Seksual: Meningkatkan pemahaman tentang PMS melalui program pendidikan di sekolah dan komunitas.
- Penggunaan Kondom: Penggunaan kondom secara konsisten dapat mengurangi risiko penularan herpes, meskipun tidak sepenuhnya melindungi karena virus dapat menyebar melalui kontak kulit yang terinfeksi.
- Pengujian Rutin: Tes PMS secara rutin sangat penting, terutama bagi individu dengan lebih dari satu pasangan seksual.
- Pengobatan dengan Antivirus: Obat seperti asiklovir dan valasiklovir dapat membantu mengurangi gejala dan risiko penularan. (she)
Comment