KalbarOnline.com – Puasa Ramadan merupakan ibadah yang mulia, namun bagi penderita diabetes, ada sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berpuasa. RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Pontianak mengadakan penyuluhan khusus untuk membantu pasien diabetes memahami kategori risiko berpuasa, Selasa (7/1/2025).
Daryati, S.KM, edukator dari RSUD SSMA, mengungkapkan bahwa penderita diabetes harus membuat rencana penanganan yang matang sebelum berpuasa. Dalam penyuluhan yang dihadiri 36 pasien dan pengunjung, Daryati menjelaskan empat kategori risiko puasa untuk penderita diabetes: risiko rendah, menengah, tinggi, dan sangat tinggi.
“Penderita diabetes yang kondisi tubuhnya sudah terkontrol dengan baik, mengatur pola makan, dan hanya menggunakan metformin masuk kategori risiko rendah, sehingga puasa masih memungkinkan,” jelas Daryati.
Namun, bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin kerja-pendek, risiko berpuasa meningkat ke kategori menengah, yang membuat puasa menjadi kurang aman.
“Penderita diabetes yang hidup sendiri, memiliki hiperglikemia tingkat sedang (kadar gula darah 150–300 mg/dl), mengalami penurunan fungsi ginjal, atau berusia lanjut termasuk dalam kategori risiko tinggi. Puasa menjadi tidak aman bagi mereka,” tambahnya.
Sementara itu, kategori risiko sangat tinggi berlaku bagi penderita DM Tipe 1, ibu hamil dengan diabetes, mereka yang sering mengalami hipoglikemia atau ketoasidosis dalam tiga bulan terakhir, serta yang menjalani dialisis kronik atau pekerjaan fisik berat. “Dalam kondisi ini, puasa sangat tidak disarankan,” tegas Daryati.
Dia juga mengingatkan pentingnya berkonsultasi dengan dokter minimal dua bulan sebelum Ramadan untuk menentukan kesiapan tubuh dalam berpuasa. “Kondisi tubuh setiap orang berbeda, jadi sangat penting memastikan semuanya aman sebelum menjalankan ibadah puasa,” tutupnya.
Comment