Pj Wali Kota Pontianak Puji Produk Kampung Tanjak

KALBARONLINE.com – Kemahiran Suherman membuat tanjak dan kain sampin tak hanya untuk diri sendiri. Ilmu yang diperolehnya secara otodidak melalui kanal YouTube itu ditularkannya kepada peserta pelatihan membuat tanjak dan kain sampin di workshop Kampung Tanjak miliknya.

Kampung Tanjak yang didirikan sejak 2017 lalu, telah mampu meningkatkan perekonomiannya dengan menjual tanjak dan kelengkapan pakaian adat Melayu. Di workshop yang berlokasi di Jalan Selat Panjang, Gang Amal, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Suherman juga memberikan pelatihan bagi siapapun yang ingin belajar membuat tanjak serta kain sampin.

PelantikanKepalaDaerah2025

Bekerja sama dengan PT Telkom, Suherman mendapat dukungan untuk memberikan pelatihan membuat kain sampin maupun tanjak kepada 10 orang peserta.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menegaskan pentingnya pengembangan keterampilan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan, termasuk pelatihan keterampilan membuat kain sampin sebagai pelengkap pakaian adat Melayu.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkomitmen untuk memfasilitasi pengembangan produk kreatif seperti yang dilakukan Suherman, agar memiliki nilai jual yang tinggi, baik di pasar lokal maupun mancanegara. Menurut Edi, pelatihan keterampilan masyarakat menjadi langkah awal untuk menciptakan produk berkualitas.

“Kalau diibaratkan, ini bukan soal memberikan ikan, tapi bagaimana memberikan mereka kail agar mendapatkan ikan yang banyak. Dengan keterampilan yang ditingkatkan, masyarakat dapat menghasilkan produk yang layak jual sehingga menambah pendapatan mereka,” ujarnya usia meninjau pelatihan membuat kain sampin dan tanjak di Kampung Tanjak, Rabu (12/02/2025).

Edi menyoroti pentingnya kreativitas dan kualitas dalam menciptakan produk. Ia menyebut beberapa produk lokal seperti tanjak dan kain sampin sebagai contoh hasil karya yang memiliki potensi besar.

“Kualitas dan kreativitas produk dari Kampung Tanjak milik Pak Suherman ini sangat luar biasa. Kita harus memastikan orang luar Pontianak juga tahu bahwa produk kita bagus,” katanya.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Hibahkan 4 Sertifikat Tanah ke Pemkot Pontianak

Untuk memperluas pasar, Edi mengusulkan agar produk-produk lokal dipamerkan di tempat strategis seperti bandara, hotel dan lokasi lainnya. Meskipun era digital sudah berkembang, display fisik tetap penting.

“Kami dari Pemerintah Kota Pontianak akan memikirkan cara terbaik untuk menampilkan produk-produk ini,” jelasnya.

Terkait pemasaran ke mancanegara, Edi menyampaikan, bahwa Pemkot Pontianak siap memfasilitasi produk-produk lokal untuk menembus pasar luar negeri. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah mengikuti agenda pameran di negara tetangga seperti Malaysia.

“Kami akan mendampingi masyarakat, termasuk dalam urusan administrasi ekspor, agar produk mereka bisa diterima di pasar internasional,” imbuhnya.

Suherman, pengrajin tanjak dan kain sampin dengan label produk ‘Kampung Tanjak’ menuturkan, kegiatan pelatihan ini selain memberikan bekal keterampilan kepada peserta, juga sebagai upaya melestarikan budaya Melayu.

“Sekaligus untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat,” imbuhnya.

Melalui pelatihan pembuatan tanjak dan kain sampin yang telah berlangsung sejak tahun 2020, Suherman berharap, budaya Melayu dapat terus dikenal dan diapresiasi, baik di dalam maupun luar negeri. Suherman bercerita, awalnya ia belajar membuat tanjak secara mandiri karena sulitnya mendapatkan referensi dan pembimbing. Dari situ, dirinya mulai mengembangkan keterampilan ini sejak tahun 2017, hingga akhirnya memutuskan untuk berbagi ilmu melalui pelatihan.

“Ini adalah bentuk dedikasi saya terhadap budaya Melayu,” ungkapnya.

Abdul Rasif (57 tahun), atau yang akrab disapa Asep, satu di antara peserta pelatihan mengungkapkan, bahwa dirinya tengah mendalami keterampilan baru melalui pelatihan pembuatan kain sampin dan tanjak. Ia mengikuti pelatihan ini sebagai upaya untuk memperluas kemampuan dalam dunia menjahit yang sudah digeluti sejak lama, khususnya untuk pakaian Melayu yang memiliki atribut khas.

Baca Juga :  CFD Mulai Dibuka, Warga Antusias Berolahraga

“Saya tertarik mengikuti pelatihan ini, berawal dari kesulitan dalam membuat kelengkapan pakaian adat Melayu, yaitu telok belanga, seperti kain sampin dan tanjak ini,” sebutnya.

Selama ini, ia harus membeli atribut tersebut dari pihak lain. Namun, setelah mendapatkan informasi dari seorang teman, ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan ini agar dapat memproduksi sendiri kelengkapan pakaian adat Melayu tersebut.

“Awalnya memang sulit, terutama dalam menentukan ukuran kain, jumlah lebar, panjang, dan penggunaan kain preselin. Tapi Alhamdulillah, dengan bimbingan dari Pak Suherman dan tutorial yang ada, saya mulai menguasai prosesnya,” terang Asep.

Manager Shared Service and General Support Telkom Kalbar, Andri Dwi Astuti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan kali ini melibatkan 10 peserta yang bergerak di bidang kerajinan tangan, khususnya pembuatan produk berbasis kain tradisional Melayu, seperti tanjak dan kain sampin.

“Kami dari Telkom mengumpulkan UMKM para penjahit yang sudah pandai menjahit untuk belajar bersama dengan Pak Suherman agar produk mereka memiliki nilai tambah,” jelasnya.

Andri menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan UMKM. Ia berharap, para peserta pelatihan dapat mengadopsi ilmu yang diberikan untuk menciptakan produk khas yang menjadi ciri Pontianak.

“Harapannya, ketika orang datang ke Pontianak, salah satu oleh-oleh yang dicari adalah tanjak, seperti wisatawan yang mencari udeng di Bali atau blangkon di Jogja,” pungkasnya. (Jau)

Comment