Sebuah Catatan Perjalanan

Hari ke-11 (28 Januari 2018)

Pagi itu rasanya tubuh serasa bergoyang diterpa gelombang, rupanya efek jetlag turun dari kapal masih terasa. Rencana hari ini adalah bergerak menuju timur, yaitu ke kota Bajawa. Namun apa daya badan terasa kaku dan capek sehingga perjalanan kita terlambat.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Siang itu matahari rupanya malu-malu muncul. Niatan untuk berangkat sempat tergoda untuk menarik selimut kembali karena hujan turun dengan derasnya. Akhirnya dengan tekat yang kuat pukul 12.10 kita mulai lanjutkan perjalanan ke timur. Akhirnya kita merapat di kota Ruteng pukul 16.30 dan melepas lelah sejenak di kopi Mane.

Karena kondisi fisik yang masih belum fit, kita putuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke Bajawa dan menginap di hotel sekitar kopi Mane.

Hari ke-12 (29 Januari 2018)

Pagi itu kita berencana berangkat sepagi mungkin agar sampai Bajawa masih terang. Namun apa daya hujan turun dan menemani perjalan kita. Perjalanan dari Ruteng ke Bajawa ditempuh hampir 5jam. Jalur yang kita lewati Ruteng – Borong – Aimere – Bajawa.

Baca Juga :  Mengintip Ratusan Replika Mobil Mewah dan Langka Milik Kolektor Diecast Pontianak Deni Supriatna

Sesampainya di Bajawa kita menuju ke rumah sahabat dari Rendi yaitu Bayu yang berdagang di kota tersebut. Setelah kita beristirahat sejenak dan menyimpan perlengkapan, kita lanjutkan singgah di desa adat Bena. Salah satu desa adat yang ada di pulau Flores. Desa ini masih cukup tradisional tetapi tidak ada guide yang mengantar dan menjelaskan kepada tamu mengenai desa adat tersebut.

Hari ke-13 (30 Januari 2018)

Kami di Bajawa menginap di rumah pakde dari Bayu. Kami menginap semalam sebelum kita melanjutkan perjalanan ke Ende untuk menuju Danau Kelimutu. Perlengkapan yang tidak dibutuhkan kita simpan di rumah pakde Bayu.

Pukul 10 pagi kita lanjutkan perjalanan menuju Ende. Hari itu sinar matahari mau menemani kita dan cuaca cukup bagus. Sesampainya di Ende kita menyempatkan untuk singgah di rumah pengasingan bung Karno.

Baca Juga :  7 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal

Rumah yang kondisinya masih lestari karena diperhatikan oleh pemerintah setempat. Tak lupa pula kita menyempatkan membeli oleh-oleh kain Ende di pasar seni Ende sebelum melanjutkan perjalanan ke Kelimutu.

Sore itu juga kami tetap melanjutkan perjalanan ke Danau Kelimutu untuk menginap di desa terakhir sebelum Danau Kelimutu. Namun karena minimnya informasi kita menuju ke lokasi tersebut dan lampu jalanan padam, sehingga kita tidak menemukan desa terakhir tetapi kita menuju pintu gerbang Danau Kelimutu.

Karena kondisi saat itu hujan deras, kita meneduh di pelataran balai Taman Nasional Danau Kelimutu untuk membangun tenda. Tetapi cuaca tidak memungkinkan dan kita dipersilahkan untuk mendirikan tenda di halaman homestay yang belum jadi, milik pak Abdul.

Comment