Respon Pernyataan Menag Yaqut Soal Adzan dan Gonggongan Anjing, Ustadz Adi Hidayat: Taubat

Menurut hematnya, persoalan-persoalan kecil yang tidak membutuhkan perhatian level-level jabatan besar selevel Menteri dan semisalnya, kiranya bisa diteruskan kepada pejabat daerah atau di lingkungan terkait. Apalagi bila yang dimaksudkan adalah kasus-kasus yang sifatnya domestik, sifatnya kecil yang tidak harus menarik perhatian sehingga menjadi kebijakan nasional.

“Kepada pejabat publik saya berharap juga agar memperbaiki narasi, komunikasi yang ditampilkan kepada masyarakat. Jangan sampai menghadirkan kata-kata, kalimat-kalimat yang justru kontraproduktif atas visi misi yang akan dibangun,” kata UAH.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Menurut UAH, tidak mungkin toleransi bisa ditampilkan, bisa dikampanyekan, apabila dalam saat yang sama, kalimat yang ditampilkan para pejabat, atau ilustrasi yang dihadirkan justru bukan sekedar kontraproduktif, tapi berpotensi menyakiti kepada bagian-bagian unsur tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Bamsoet Minta Pemerintah Penuhi Kebutuhan Minimum Vaksin Covid-19

“Rasanya tidak pantas, bila persoalan TOA harus diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal lain yang tidak sejalan, tidak senafas, bahkan tidak sampai kepada logika. Pun persoalan-persoalan lainnya,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Menurut UAH, semua pihak tidak perlu saling menghujat, tidak perlu saling mencela, tidak perlu saling menyalahkan. Terpenting menurutnya, saling mengkoreksi diri dan bertanya apakah masih mencintai negeri (Indonesia) ini. Apakah masih mencintai bangsa ini.

“Bila memang anda mengatakan, saya Pancasila, saya NKRI, saya mencintainya, maka cinta tidak dibuktikan dengan kata-kata, cinta dibuktinya dengan tindakan, dengan kebijakan, dengan persatuan, dan dengan sikap dan perilaku yang mulia dalam berkehidupan,” kata UAH.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Canangkan Provinsi Telinga Sehat

Di akhir pesan kebangsaannya itu, Ustadz Adi Hidayat memanjatkan doa agar Allah mengampuni masyarakat Indonesia dan membimbing ke jalan yang baik.

“Semoga Allah mengampuni kita, membimbing kita ke jalan yang baik, meridhoi langkah kita, dan pada saatnya siapapun kita, pasti akan berpulang kepada Allah. Pastikan saat pulang ada legacy (kebijakan) terbaik yang ditinggalkan, yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan jariah yang mengalir sampai kehidupan akhirat kita,” pungkas Ustadz Adi Hidayat.

Comment