KalbarOnline, Ketapang – Terdengar keras dentuman-dentuman meriam di tepian Sungai Pawan sebagai tanda digelarnya budaya Robo’-Robo’ oleh masyarakat Kabupaten Ketapang.
Salah satu kegiatan ini juga diadakan di Rumah Batu Tepian Sungai Pawan, Kelurahan Kauman Kabupaten Ketapang.
Pada sejarahnya, kegiatan Robo’-Robo’ ini merupakan acara mengenang kembali Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara bersama istrinya Putri Kesumba yang bergelar Ratu Agung Sinuhun dari Kerajaan Matan Kabupaten Ketapang beserta 40 rombongan perahu berlayar bersama ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Mempawah pada tahun 1737 M/1448 H.
Selanjutnya, pada saat sampai di tepian Sungai Mempawah, Opu Daeng Manambon membagikan seluruh bekal makanannya kepada warga, sembari mengumandangkan adzan dan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari balak. Karena pada hari itu perhitungan hari Hijriah jatuh pada hari Rabu, pekan terakhir bulan Safar.
Para ulama juga menyebutkan, bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Sehingga momentum sejarah itu terus diperingati masyarakat Kabupaten Ketapang bahkan Kalimantan Barat dengan sebuah upacara atau ritual doa tolak bala, mandi safar, makan ketupat colet dan ritual-ritual lainnya yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya di Kabupaten Ketapang.
Wakil Bupati Ketapang melalui Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan SDM, Maryadi Asmu’ie dalam sambutannya menyampaikan perayaan Robo’-Robo’ ini sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Kabupaten Ketapang, karena acara ini bukan hanya sekedar pelestarian budaya namun juga sebagai perwujudan rasa syukur.
“Rasa syukur atas segala limpahan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya saat menyampaikan sambutan tertulis Wakil Bupati Ketapang, Rabu (21/09/2022).
Selain itu, beliau juga mengajak masyarakat Kabupaten Ketapang untuk melestarikan kebudayaan Robo’-Robo’ untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan meningkatkan kepedulian kepada sesama dan kecintaan kebudayaan di Kabupaten Ketapang.
“Semoga budaya Robo’-Robo’ dapat tetap dilestarikan dan semoga Kabupaten Ketapang dan kita semua terlindungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari bala dan bencana,” harap beliau.
Sementara itu, Lurah Kauman Sabran mengatakan, budaya Robo’-Robo’ ini akan dilaksanakan selama 3 hari, dimulai tanggal 22 hingga tanggal 24 September 2022. Selain ritual, dalam acara ini juga diadakan lomba seperti syair gulung, berbalas pantun, dendang melayu, hias kato dan lomba-lomba lainnya.
“Untuk masyarakat diperkirakan 3000 orang yang datang dan dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, penggiat seni dan undangan-undangan lain,” tutupnya. (Adi LC)
Comment