Hary juga menekankan, selain mengkampanyekan terkait pemahaman kanker kepada masyarakat, yang penting juga adalah upaya deteksi dini, agar masyarakat bisa mewaspadai dengan kemudian memeriksakan anaknya ke pelayanan kesehatan. Di samping fasilitas kesehatan juga, kata dia, harus diperkuat untuk kemampuan melakukan deteksi dini kanker.
“Harapannya dengan terus dilakukan kampanye ini, masalah penanganan kanker termasuk pada anak ini terus diperhatikan oleh semuanya, baik oleh pemerintah kabupaten/kota dan seluruh stakeholder untuk peduli terhadap pada kanker anak,” katanya.
“Banyak hal yang bisa diperankan bukan hanya oleh pemangku kebijakan, tapi masyarakat secara luas pun juga sangat punya peran besar dalam penanganan kanker anak,” tambahnya.
Sebagai contohnya, yakni pada penyakit kanker darah pada anak, yang menurutnya membutuhkan donor darah yang rutin, di mana masyarakat juga bisa membantu, mendukung anak-anak dalam penanganannya.
“Dari data setiap tahunnya, di RSUD Soedarso ini, baik rawat jalan maupun rawat inapnya meningkat. 2020 itu ada 34 pasien, 2021 ada 44 pasien, 2022 ada 99 pasien anak. Tahun 2023 sampai hari ini ada sekitar 50 anak yang dirawat,” terangnya.
“Persentase kasus kanker di Soedarso dari semua kasus kanker itu 8,69 persen pasien kanker anak. Kalau nasional itu sekitar 10 persen,” sambung Hary.
Kembali, Hary meminta agar kasus kanker dapat terus menjadi perhatian bersama, terlebih RSUD dr Soedarso sebagai rumah sakit rujukan nasional agar terus meningkatkan pelayanannya.
“Ini yang jadi perhatian kita, termasuk kami di Soedarso dan Dinas Kesehatan berupaya untuk meningkatkan pelayanan untuk kanker, karena kanker merupakan salah satu pelayanan prioritas rujukan nasional di Soedarso selain jantung, stroke dan lainnya,” pungkasnya. (Jau)
Comment