Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 24 Januari 2025 |
KalbarOnline, Pontianak - Menjelang perayaan Imlek 2576 dan Cap Go Meh 2025, sejumlah barongsai di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai menjalani ritual buka mata di vihara atau klenteng. Satu diantaranya di Vihara Paticca Samuppada Pontianak, pada Rabu (22/01/2025).
Ritual tersebut dipimpin oleh suhu atau tatung bernama Aswa. Prosesi ini guna meminta energi positif dari para dewa melalui mantra atau doa yang dipanjatkan di vihara atau klenteng.
Ritual buka mata sendiri dilakukan agar barongsai yang melakukan pertunjukan nantinya dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.
“Kita melaksanakan ritual buka mata barongsai ataupun naga. Itu ada satu ritual khusus untuk pemberkatan saja. Supaya siapapun yang memakai atau ke tempat rumahnya supaya mendapat hoki,” ungkap Suhu Aswa.
Dirinya mengatakan, bahwa menurut kepercayaan budaya Tionghoa, setelah ritual buka mata, barongsai naga ini siap melakukan atraksi atau pertunjukan. Di mana atraksi tersebut dianggap bisa membawa keberuntungan bagi masyarakat yang menyaksikan.
“Naga (ritual buka matanya) lebih susah. Kalau singa lebih enak, lebih gampang. Karena enggak perlu bagaimana ritualnya. Karena selama ini yang diagungkan itu naga. Namanya tidak ada singa. Singa hanya pelengkap saja. Pelengkap tapi penting,” ujarnya.
Dikatakan Suhu Aswu lagi, barongsai juga dipercayai dapat menjaga depan rumah atau depan kelenteng supaya tidak ada yang berbuat jahat. Atau kalaupun ada niat untuk berbuat jahat, pelaku tidak berani masuk, termasuk ke rumah-rumah yang menjalani pemberkatan.
“Ke rumah-rumah itu pemberkatan, supaya hal-hal yang jelek itu dibuang. Hal-hal yang sial itu dibuang. Supaya mendatangkan hoki,” katanya.
Pada perayaan Imlek tahun ini, Suhu Aswu berharap, agar tradisi dan budaya Tionghoa tidak terputus dan dilupakan oleh anak-anak muda.
“Harapan ke depannya semoga ini jangan sampai terputus. Karena adat ini dari turun temurun, dari Cina sampai ke Indonesia. Itu adat. Budaya Cina jangan sampai terputus. Karena ini adalah betul-betul adat yang jangan dilupakan,” tukasnya. (Lid)
KalbarOnline, Pontianak - Menjelang perayaan Imlek 2576 dan Cap Go Meh 2025, sejumlah barongsai di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai menjalani ritual buka mata di vihara atau klenteng. Satu diantaranya di Vihara Paticca Samuppada Pontianak, pada Rabu (22/01/2025).
Ritual tersebut dipimpin oleh suhu atau tatung bernama Aswa. Prosesi ini guna meminta energi positif dari para dewa melalui mantra atau doa yang dipanjatkan di vihara atau klenteng.
Ritual buka mata sendiri dilakukan agar barongsai yang melakukan pertunjukan nantinya dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.
“Kita melaksanakan ritual buka mata barongsai ataupun naga. Itu ada satu ritual khusus untuk pemberkatan saja. Supaya siapapun yang memakai atau ke tempat rumahnya supaya mendapat hoki,” ungkap Suhu Aswa.
Dirinya mengatakan, bahwa menurut kepercayaan budaya Tionghoa, setelah ritual buka mata, barongsai naga ini siap melakukan atraksi atau pertunjukan. Di mana atraksi tersebut dianggap bisa membawa keberuntungan bagi masyarakat yang menyaksikan.
“Naga (ritual buka matanya) lebih susah. Kalau singa lebih enak, lebih gampang. Karena enggak perlu bagaimana ritualnya. Karena selama ini yang diagungkan itu naga. Namanya tidak ada singa. Singa hanya pelengkap saja. Pelengkap tapi penting,” ujarnya.
Dikatakan Suhu Aswu lagi, barongsai juga dipercayai dapat menjaga depan rumah atau depan kelenteng supaya tidak ada yang berbuat jahat. Atau kalaupun ada niat untuk berbuat jahat, pelaku tidak berani masuk, termasuk ke rumah-rumah yang menjalani pemberkatan.
“Ke rumah-rumah itu pemberkatan, supaya hal-hal yang jelek itu dibuang. Hal-hal yang sial itu dibuang. Supaya mendatangkan hoki,” katanya.
Pada perayaan Imlek tahun ini, Suhu Aswu berharap, agar tradisi dan budaya Tionghoa tidak terputus dan dilupakan oleh anak-anak muda.
“Harapan ke depannya semoga ini jangan sampai terputus. Karena adat ini dari turun temurun, dari Cina sampai ke Indonesia. Itu adat. Budaya Cina jangan sampai terputus. Karena ini adalah betul-betul adat yang jangan dilupakan,” tukasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini