Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 08 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Intervensi pengobatan pada pasien Covid-19 dilakukan dengan berbagai cara. Menghadapi virus jenis baru, peneliti pun harus mencoba berbagai penelitian. Di Singapura, peneliti menguji pengobatan antibodi yang dinamakan monoklonal untuk penyakit tersebut.
Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (7/10) bahwa pihaknya siap untuk mendaftarkan pasien pertama untuk uji coba pengobatan antibodi monoklonal. Tidak disebutkan berapa banyak yang akan terlibat dalam selesksi atau kapan mereka akan bergabung.
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang sangat aktif dan dimurnikan yang menargetkan protein lonjakan virus Korona. Uji coba terkontrol secara acak dalam skala besar telah membuktikan keefektifan remdesivir dan deksametason pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 parah.
“Kami jelas membutuhkan pilihan pengobatan yang lebih efektif. Antibodi monoklonal adalah fase berikutnya yang menjanjikan dari uji coba pengobatan Covid-19,” kata Konsultan Senior dan Direktur Kantor Penelitian dan Pelatihan Penyakit Menular NCID Associate Professor David Lye, seperti dilansir dari The Straits Times, Rabu (7/10).
Pasien dalam uji coba akan menerima antibodi atau plasebo, bersama dengan obat antivirus remdesivir. Pasien juga dapat diberikan deksametason (pengobatan lain yang terbukti) jika dokter menganggapnya cocok.
NCID mengatakan akan fokus pemberian antibodi itu pada perawatan pasien dengan pneumonia dan kelompok kecil yang membutuhkan oksigen. Antibodi monoklonal dikembangkan oleh perusahaan farmasi Amerika Eli Lilly and Co.
Uji coba tahap 1 telah menunjukkan bahwa obat tersebut aman dan dapat memperbaiki gejala pasien serta mengurangi viral load. Dinamakan Activ3, uji coba yang dimulai pada Agustus sejauh ini telah merekrut lebih dari 200 pasien Covid-19 terutama dari AS dan Denmark.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Intervensi pengobatan pada pasien Covid-19 dilakukan dengan berbagai cara. Menghadapi virus jenis baru, peneliti pun harus mencoba berbagai penelitian. Di Singapura, peneliti menguji pengobatan antibodi yang dinamakan monoklonal untuk penyakit tersebut.
Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (7/10) bahwa pihaknya siap untuk mendaftarkan pasien pertama untuk uji coba pengobatan antibodi monoklonal. Tidak disebutkan berapa banyak yang akan terlibat dalam selesksi atau kapan mereka akan bergabung.
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang sangat aktif dan dimurnikan yang menargetkan protein lonjakan virus Korona. Uji coba terkontrol secara acak dalam skala besar telah membuktikan keefektifan remdesivir dan deksametason pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 parah.
“Kami jelas membutuhkan pilihan pengobatan yang lebih efektif. Antibodi monoklonal adalah fase berikutnya yang menjanjikan dari uji coba pengobatan Covid-19,” kata Konsultan Senior dan Direktur Kantor Penelitian dan Pelatihan Penyakit Menular NCID Associate Professor David Lye, seperti dilansir dari The Straits Times, Rabu (7/10).
Pasien dalam uji coba akan menerima antibodi atau plasebo, bersama dengan obat antivirus remdesivir. Pasien juga dapat diberikan deksametason (pengobatan lain yang terbukti) jika dokter menganggapnya cocok.
NCID mengatakan akan fokus pemberian antibodi itu pada perawatan pasien dengan pneumonia dan kelompok kecil yang membutuhkan oksigen. Antibodi monoklonal dikembangkan oleh perusahaan farmasi Amerika Eli Lilly and Co.
Uji coba tahap 1 telah menunjukkan bahwa obat tersebut aman dan dapat memperbaiki gejala pasien serta mengurangi viral load. Dinamakan Activ3, uji coba yang dimulai pada Agustus sejauh ini telah merekrut lebih dari 200 pasien Covid-19 terutama dari AS dan Denmark.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini