Yati Surachman kemudian menceritakan bahwa orang tuanya kebetulan memiliki pohon belimbing yang tak kunjung menghasilkan buah di halaman rumahnya. Yati Surachman yang memang gemar membuat prakarya dan pernah melihat pohon Natal lantas menghiasi pohon itu atas izin orang tuanya.
Pada suatu hari, ayahnya menaruh lampu kelap-kelip di pohon belimbing itu. Suatu ketika, Yati Surachman menemukan keajaiban dari pohon tersebut.
“Setelah dikasih lampu (dihiasi), setelah Natal selesai, pohon (belimbing) itu berbuah. Dari sana saya bertanya, pohon Natal itu ada apanya ya? Inikan bukan pohon cemara, (tapi) pohon belimbing. Dan berbuahnya tidak pakai musim, terus saja (berbuah),” cerita Yati.
Dari situ Yati Surachman semakin penasaran. Hingga suatu ketika, Yati meminta tetangganya itu untuk dibawa ke Gereja untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya itu. Permintaan itu sempat ditolak oleh tetangganya, mengingat keluarga Yati Surachman merupakan keturunan Muslim yang taat. Namun Yati Surachman bersikeras untuk ikut ke Gereja. Dari sana Yati Surachman terus belajar mengenai agama Kristen.
“Setelah itu saya minta baptis. Berjalan waktu, saya memang belum berani mengakui waktu itu, sampai sekolah selesai, Sampai saya sudah di film, saya masih belum mengakui kalau saya ikut Yesus,” cerita Yati Surachman.
Kemudian Yati Surachman sempat merasa ragu dengan keputusannya. Dia sempat mempertanyakan soal keyakinannya kepada kedua orang tuanya. Dalam cerita itu, Yati mengaku telah khatam Alquran, namun tidak memahami Alquran secara utuh karena tak memahami terjemahannya.
Ketika Yati mempertanyakan soal keyakinan kepada orangtuanya, ia justru diminta hanya mengikuti dengan alasan agama Islam keluarganya itu adalah agama warisan.
Comment