KalbarOnline, Pontianak – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, NA Anggini Sari memaparkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2023 tercatat tumbuh sebesar 4,65% (yoy), dengan pangsa lapangan usaha (LU) terbesar adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.
Hal ini disampaikan Anggini saat acara Halal Bi Halal dan Silaturahmi Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK), di Aula Keriang Bandong Bank Indonesia Kalimantan Barat, Jumat (09/06/2023). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji.
Lebih lanjut Anggini menyampaikan, kontribusi perbankan terhadap perekonomian Kalbar tercermin dari penyaluran kredit di Kalimantan Barat tercatat Rp 86,84 triliun, tumbuh 0.67% (yoy) pada April 2023. Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ini didominasi kredit pada sektor pertanian dengan pangsa 43,4%.
“Kemudian kualitas kredit yang disalurkan berada pada level yang aman, dengan tingkat NPL atau Non-Performing Loan yang terjaga yaitu 1,8%, dari batas wajar 5%,” ucapnya.
Intermediasi perbankan turut tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp 73,6 triliun, tumbuh 0,46% (yoy) pada April 2023.
Anggi menjelaskan, beberapa hal yang telah dilakukan BI bersinergi dengan BMPD dan stakeholders lainnya sampai dengan Mei 2023, antara lain pengendalian inflasi dalam TPID, operasi pasar dengan melibatkan perbankan, pemberian bantuan Alsintan, penjajakan KAD dan sebagainya.
“Lalu dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi juga dilakukan beberapa hal, yakni peningkatan ekonomi syariah dengan melakukan Fesyar dan Gebyar Kalbar, business matching, mempertemukan UMKM dengan perbankan, akselerasi digital SP di daerah, serta memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi uang tunai di daerah,” terang Anggi.
Ke depan, dalam rangka pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Kalbar, Bank Indonesia Kalbar mengajak perbankan dan stakeholders terkait untuk mendukung peningkatan penyaluran pembiayaan hilirisasi pertanian.
“Karena pertanian adalah sektor utama di Kalbar, dan hilirisasi akan memberikan nilai tambah kepada perekonomian serta ketahanan pangan dalam rangka pengendalian inflasi di Kalbar,” tuturnya.
Lalu, peningkatan elektronifikasi transaksi, baik pemerintah daerah yaitu Singkawang, Mempawah, Bengkayang dan transaksi masyarakat, mengingat saat ini pengguna QRIS Kalbar berjumlah 453 ribu dengan pangsa 28,23% pengguna QRIS di Kalimantan per April 2023. Penguatan ekonomi wilayah perbatasan (PLBN) dan pengembangan UMKM yang naik kelas dan berorientasi ekspor.
“Pada pertengahan Juli mendatang, Bank Indonesia juga akan menggelar Flagship Event Kalbar yaitu Saprahan Khatulistiwa yang merupakan rangkaian kegiatan promosi UMKM dan pariwisata Kalimantan Barat dengan puncak kegiatannya akan dilaksanakan di Pendopo Gubernur,” ujar Anggi.
Terakhir, sinergi program dan CSR perbankan dalam rangka penurunan prevalensi stunting dan peningkatan IPM khususnya aspek pendidikan dan kesehatan, serta pelestarian budaya. (Indri)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Comment