Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : shella |
| Rabu, 06 November 2024 |
KalbarOnline — Panic attack atau serangan panik adalah kondisi yang tiba-tiba muncul dengan gejala kecemasan intens yang mengganggu dan sering kali membuat seseorang merasa kehilangan kendali.
Serangan ini bisa berlangsung beberapa menit hingga puluhan menit dan menimbulkan sensasi fisik seperti detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, hingga keringat berlebih.
Banyak faktor yang dapat memicu serangan panik, termasuk faktor psikologis dan gaya hidup.
Penyebab Utama Panic Attack
Stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, baik karena pekerjaan, studi, maupun masalah pribadi, dapat menumpuk dan akhirnya memicu serangan panik.
Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau kekerasan, dapat meninggalkan dampak psikologis jangka panjang. Situasi yang mengingatkan seseorang pada trauma tersebut sering kali memicu serangan panik.
Penelitian menunjukkan bahwa serangan panik bisa diturunkan secara genetik. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan atau panik mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Ketidakseimbangan zat kimia di otak, seperti serotonin dan dopamin, dapat meningkatkan risiko serangan panik. Zat kimia ini memengaruhi mood, energi, dan respons terhadap stres.
Gaya hidup yang penuh tekanan atau kurangnya tidur, konsumsi kafein berlebih, dan kurang olahraga juga berkontribusi terhadap risiko munculnya serangan panik.
Cara Mengatasi dan Mengelola Panic Attack
Mengatur pernapasan dapat membantu menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu embuskan secara perlahan melalui mulut. Latihan ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik yang muncul.
Teknik ini membantu seseorang fokus pada apa yang nyata di sekitar mereka, alih-alih terseret dalam perasaan cemas. Contohnya, seseorang bisa menyebutkan lima hal yang mereka lihat, empat yang mereka sentuh, tiga yang mereka dengar, dua yang mereka cium, dan satu yang mereka rasakan.
Meditasi dan teknik relaksasi, seperti yoga dan mindfulness, efektif mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik. Teknik ini membantu seseorang mengendalikan kecemasan dengan lebih baik.
Hindari konsumsi kafein, rokok, dan alkohol yang berlebihan karena zat-zat ini bisa meningkatkan tingkat kecemasan dan memicu serangan panik.
Jika serangan panik menjadi lebih sering, penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat memberikan terapi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT) atau meresepkan obat bila diperlukan.
Mengelilingi diri dengan orang-orang yang suportif bisa memberikan rasa aman dan menurunkan stres. Bercerita kepada teman atau keluarga yang dipercaya sering kali membantu seseorang merasa lebih tenang dan dipahami. (*)
KalbarOnline — Panic attack atau serangan panik adalah kondisi yang tiba-tiba muncul dengan gejala kecemasan intens yang mengganggu dan sering kali membuat seseorang merasa kehilangan kendali.
Serangan ini bisa berlangsung beberapa menit hingga puluhan menit dan menimbulkan sensasi fisik seperti detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, hingga keringat berlebih.
Banyak faktor yang dapat memicu serangan panik, termasuk faktor psikologis dan gaya hidup.
Penyebab Utama Panic Attack
Stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, baik karena pekerjaan, studi, maupun masalah pribadi, dapat menumpuk dan akhirnya memicu serangan panik.
Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau kekerasan, dapat meninggalkan dampak psikologis jangka panjang. Situasi yang mengingatkan seseorang pada trauma tersebut sering kali memicu serangan panik.
Penelitian menunjukkan bahwa serangan panik bisa diturunkan secara genetik. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan atau panik mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Ketidakseimbangan zat kimia di otak, seperti serotonin dan dopamin, dapat meningkatkan risiko serangan panik. Zat kimia ini memengaruhi mood, energi, dan respons terhadap stres.
Gaya hidup yang penuh tekanan atau kurangnya tidur, konsumsi kafein berlebih, dan kurang olahraga juga berkontribusi terhadap risiko munculnya serangan panik.
Cara Mengatasi dan Mengelola Panic Attack
Mengatur pernapasan dapat membantu menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu embuskan secara perlahan melalui mulut. Latihan ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik yang muncul.
Teknik ini membantu seseorang fokus pada apa yang nyata di sekitar mereka, alih-alih terseret dalam perasaan cemas. Contohnya, seseorang bisa menyebutkan lima hal yang mereka lihat, empat yang mereka sentuh, tiga yang mereka dengar, dua yang mereka cium, dan satu yang mereka rasakan.
Meditasi dan teknik relaksasi, seperti yoga dan mindfulness, efektif mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik. Teknik ini membantu seseorang mengendalikan kecemasan dengan lebih baik.
Hindari konsumsi kafein, rokok, dan alkohol yang berlebihan karena zat-zat ini bisa meningkatkan tingkat kecemasan dan memicu serangan panik.
Jika serangan panik menjadi lebih sering, penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat memberikan terapi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT) atau meresepkan obat bila diperlukan.
Mengelilingi diri dengan orang-orang yang suportif bisa memberikan rasa aman dan menurunkan stres. Bercerita kepada teman atau keluarga yang dipercaya sering kali membantu seseorang merasa lebih tenang dan dipahami. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini