Pertumbuhan Ekonomi Kalbar 4,9%, TPID Diminta Jaga Stabilitas Harga

KALBARONLINE.com – Awal tahun 2025 Provindi Kalimantan Barat mengalami inflasi year on year sebesar 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,57.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kayong Utara sebesar 0,90 persen dengan IHK sebesar 105,95, dan terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 105,12. Sementara itu, deflasi y-on-y terjadi di Sintang sebesar 0,12 persen dengan IHK sebesar 104,33.

PelantikanBupatiWabupKetapang

Hal tersebut disampaikan oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Kerja TPID Provinsi/ Kabupaten/Kota se-Kalbar dan Capacity Building serta Penyusunan Laporan Kinerja TPID dalam Capacity Building Penyusunan Dokumen Kinerja Championship TPID tahun 2024, di Ruang Data Analytic Room (DAR) Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (14/02/2025).

Baca Juga :  Sutarmidji Tekankan 3 Tugas Utama Dewan Pengawas RSUD Soedarso

“Jadi bapak ibu sekalian, memang inflasi ini harus kita jaga dalam rangka mempertahankan daya beli masyarakat. Jangan sampai nanti harga-harga melonjak terlalu tinggi sehingga menimbulkan daya beli menjadi turun,” kata Harisson.

Ia menambahkan, di samping menjaga angka inflasi yang baik juga menegaskan agar jangan sampai sektor lain menjadi tertekan seperti produksi, petani, peternak dan ini akan sangat berdampak dan pada akhirnya harga akan rendah sehingga tidak menutupi biaya produksi.

“Oleh karena itu, ini yang harus sama-sama kita jaga agar dari pihak konsumen dan produsen tidak mendapatkan manfaat dari pengendalian inflasi ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Harisson juga mengungkapkan bahwa, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat secara kumulatif di angka 4,9 persen dan angka ini masih dibawah nasional yaitu 5,03 persen. Sedangkan pengaruh dari pengeluaran rumah tangga 48,73 persen.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Sukses Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di SMA Negeri 1 Pontianak

“Nah dari angka inilah yang harus kita jaga dengan baik terutama harga-harga bahan pokok agar daya beli masyarakat tidak menurun dan pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan seluruh stakeholder terkait, diharapkan upaya menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat dapat terus ditingkatkan. Melalui kegiatan capacity building seperti ini, diharapkan kualitas pengelolaan ekonomi daerah semakin meningkat. (Lid)

Comment