Kalbar Mulai Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun
KalbarOnline, Pontianak – Provinsi Kalimantan Barat resmi memulai pelaksanaan vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun. Pelaksanaannya yang dilakukan secara serentak se-Kalbar itu dicanangkan langsung oleh Gubernur Kalbar Sutarmdiji dari SD Negeri 58 Kabupaten Kubu Raya, Selasa, 18 Januari 2022.
Hal ini sesuai surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/6688/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bagi anak usia 6-11 tahun tertanggal 13 Desember 2021.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Sutarmidji meminta agar orang tua tak perlu takut terhadap vaksinasi pada anak. Sebab, kata Midji, vaksinasi yang dilakukan semata-mata untuk menjaga kesehatan anak dari virus Covid-19.
“Hari ini kita canangkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun serentak untuk seluruh daerah di Kalbar. Ini akan terus kita percepat,” kata Midji.
Midji pun meminta agar daerah turut melakukan percepatan-percepatan dalam pelaksanaan vaksinasi untuk mengejar target 80 persen masyarakat Kalbar sudah divaksin. Pihaknya bersama jajaran Forkopimda Provinsi Kalbar akan membantu hal-hal yang menjadi kebutuhan daerah.
“Target saya pada akhir Februari vaksinasi Kalbar telah mencapai lebih dari 80 persen. Sehingga perlu ada percepatan-percepatan yang dilakukan. Kami di jajaran Forkopimda Provinsi Kalbar akan berupaya agar vaksinasi ini bisa kita kejar target di atas 80 persen pada akhir Februari,” katanya.
Selain itu Midji juga mengingatkan kepada masyarakat untuk terus disiplin mematuhi protokol kesehatan selain menjalani vaksinasi, seperti menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Sutarmidji juga akan menyampaikan langsung persoalan stok vaksinasi yang semakin menipis di daerah kepada Menteri Kesehatan.
“Besok ada Pak Menteri Kesehatan, saya akan sampaikan masalah vaksin yang tersedia, harus cepat dikirim, karena kebanyakan keinginan anak-anak divaksin dengan Sinovac, seperti misalnya Sanggau hanya tinggal 100 dosis. Hari ini mereka vaksinnya hanya 100 dosis,” tutup Midji.
Sementara Kapolda Kalbar Irjen Pol Suryanbodo Asmoro turut menyampaikan hal serupa. Menurut dia, perlu ada percepatan-percepatan yang harus dilakukan daerah. Pihaknya pun dengan segenap sumber daya yang dimiliki akan terus mendukung Pemerintah Provinsi Kalbar dalam pelaksanaan vaksinasi. Sebab menurut dia, vaksinasi harus terus digencarkan agar stok vaksin yang dimiliki daerah tak terlanjur kedaluarsa.
“Ini sebenarnya tinggal semangat saja, semangat kami bersama Pak Gubernur, Pak Pangdam, dan semuanya sudah, tinggal semangat ini digelorakan sampai ke kabupaten-kabupaten dan kecamatan-kecamatan. Sehingga masyarakat nanti ikut semangat untuk divaksin dalam rangka kita menciptakan herd immunity supaya semuanya sehat,” kata Kapolda.
Dirinya pun memastikan bahwa pihaknya bersama TNI akan terus membantu pemerintah menjangkau masyarakat di daerah yang memiliki kendala geografis khusus atau yang sulit dijangkau.
“TNI-Polri membantu dengan door to door, menjemput warga untuk divaksin juga ada. Ada beberapa wilayah yang sulit memang di beberapa kabupaten berdasarkan laporan yang saya terima, warganya kami jemput. Ada juga daerah yang kita datangi, warganya kita kumpulkan dan divaksinasi,” kata dia.
Sementara Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan selaku tuan rumah pencanangan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kalbar menjelaskan bahwa pada pencanangan tersebut terdapat 5 SD di Kubu Raya yang mengikuti vaksinasi anak dengan total 500 anak. Di Kubu Raya sendiri, kata dia, terdapat 64.659 anak usia 6-11 tahun yang menjadi sasaran vaksinasi.
Muda pun optimis, Kubu Raya mampu mencapai 80 persen cakupan vaksinasi di akhir Februari sesuai yang ditargetkan Gubernur.
“Kalau sekolah inikan cepat, baik SD, MI dan swasta, jadi kita optimis. Seperti SMP yang lalu juga cepat, karena cepat dimobilisasi di setiap sekolah. Dari angka itu saja kita optimis sudah bisa mencapai 12 persen,” harapnya.
Yang penting, kata Muda, percepatan-percepatan yang telah dilakukan selama ini dapat terus dilaksanakan dan digencarkan. Pihaknya pun bersama Polres Kubu Raya dan pihak terkait lainnya akan terus melakukan percepatan.
“Setiap hari, setiap waktu kita kepung bersama. Mudah-mudahan bisa terus kita maksimalkan,” katanya.
Muda juga menegaskan bahwa, berdasarkan laporan yang diterimanya, belum ada penolakan para orang tua di Kubu Raya terkait vaksinasi pada anak.
“Justru pihak sekolah ini pada minta dan orang tua siswa rata-rata memang sudah vaksin. Karena kalau orang tua divaksin, anaknya tidak divaksin, masalah juga. Intinya kita edukasi terus, bahwa satu rumah tangga itu diusahakan untuk divaksin. Ini untuk menciptakan herd immunity,” kata Muda.
Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Erna Yulianti menjelaskan bahwa berdasarkan data Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), terdapat sebanyak 560.949 anak usia 6-11 tahun di Kalbar yang menjadi sasaran dalam vaksinasi.
Pada pencanangan yang dilakukan di SDN 58 Kubu Raya, terdapat 70 anak yang divaksin. Seluruhnya, kata Erna, telah mendapat persetujuan dari orang tua. Sebab, kabupaten/kota sebelumnya telah lebih dulu melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang pentingnya vaksinasi.
“Harapan kita, sasaran itu bisa divaksin semua. Hari ini kita canangkan serentak 14 kabupaten/kota. Besok Pontianak akan melanjutkan pelaksanaannya, ada beberapa SD yang akan divaksin sebagai lanjutan,” kata Erna.
Ernah pun berharap, dengan percepatan yang dilakukan termasuk di daerah, anak usia 6-11 tahun yang menjadi sasaran dapat divaksin 100 persen.
“Harapan kita dalam dua bulan ini 100 persen bisa tercapai. Karena anak sekolah inikan lebih mudah sebenarnya. Mudah-mudahan. Tapi itu semua kembali pada teknis di lapangan,” kata dia.
Untuk itu, dia menyebut, diperlukan dukungan penuh dari para orang tua. Sebab, kata Erna, anak merupakan salah satu kelompok yang rentan dan berada di lingkungan orang dewasa, sehingga menjadi kelompok yang patut dilindungi. Salah satunya dengan divaksin.
“Harapan kita para orang tua semuanya bisa menerima dalam rangka menciptakan herd immunity,” kata dia.
Erna juga memastikan bahwa pihaknya bersama pemerintah daerah akan terus memberikan edukasi dan sosialisasi jika nantinya ada orang tua yang masih belum mengizinkan anaknya untuk divaksin.
“Kita berikan gambaran kepada orang tua, karena anak-anak inikan kelompok yang perlu dilindungi juga karena mereka berada di lingkungan orang-orang dewasa dan rentan,” katanya.
Selain itu, Erna juga menjelaskan, mekanisme pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terhadap anak usia 6-11 tahun sama halnya dengan vaksinasi pada orang dewasa. Wajib melalui pemeriksaan kesehatan atau skrining. Dilakukan anamnesis secara lengkap dan sebagainya.
“Pelaksanaannya sama atau perlakuannya sama dengan orang dewasa, tetap harus melewati skrining. Kalau layak divaksin maka akan kita vaksin, tapi kalau belum layak, maka kita tunda vaksinnya,” katanya.
Seperti misalnya kepada anak penderita Tuberkulosis, maka harus diperiksa terlebih dulu kondisinya. Termasuk pada anak yang menderita penyakit jantung dan sebagainya. Harus mendapat rekomendasi dari dokter spesialis yang menangani.
“Tapi harapan kita jangan sampai ada anak yang tidak divaksin,” tutupnya.
Comment