Sutarmidji Didaulat Beri Testimoni pada Workshop Nasional

Workshop Nasional Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman

KalbarOnline, Pontianak – Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menjadi satu-satunya kepala daerah yang didaulat memberikan testimoni dalam proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah pada Workshop Nasional Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya di Gedung Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (8/11).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Workshop yang digelar ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman yang sama bagi para pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur pemukiman yang sistematis dan terpadu agar kota dapat berkembang sesuai dengan fungsi dan karakternya sehingga menjadi kota yang layak huni, hijau, cerdas dan berkelanjutan berdasarkan RTRW kota/kabupaten

Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Foto Bersama Usai Workshop Nasional Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman (Foto: Jim Hms)
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Foto Bersama Usai Workshop Nasional Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman (Foto: Jim Hms)

Dalam paparannya, Sutarmidji menyebut beberapa pembangunan di Kota Pontianak. Salah satunya pembangunan waterfront yang mengubah Sungai Kapuas menjadi wajah kota. Menurutnya, Sungai Kapuas jauh lebih bagus dan menarik dibandingkan sungai-sungai lainnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Harisson Serukan Netralitas ASN dan Kesiapan Pengamanan Pilkada Kalbar 2024

“Kita akan buat perubahan yang mendasar dari wajah Sungai Kapuas. Kalau dulu Sungai Kapuas bagian belakang dari wajah kota, sekarang berubah menjadi wajah kota,” ujarnya.

Wali Kota dua periode ini juga mengakui bahwa pada saat periode pertama dirinya menjabat, pembangunan taman memang belum tersentuh. Namun pada periode sekarang, banyak ruang publik yang dibangun berupa taman-taman.

Sebab ia menilai, semakin banyak taman yang dibangun maka itu menjadi ukuran kebahagiaan masyarakat.

“Kalau taman itu sudah ramai dikunjungi, kita kewalahan akhirnya cari tempat lagi buat taman. Kalau di Pontianak orang ke taman setiap hari Sabtu dan Minggu,” ungkap Sutarmidji.

Pihaknya juga berkomitmen untuk mengentaskan kawasan kumuh. Awalnya, kawasan kumuh di Kota Pontianak seluas 270 hektar. Sekarang ini hanya tersisa 60-an hektar. Dari jumlah tersebut, 24 hektar yang termasuk kumuh berat.

Baca Juga :  Peletakan Batu Pertama Rumkit Muhammadiyah, Wako Edi Harap Indeks Kesehatan Masyarakat Semakin Meningkat

Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan akan menguranginya sehingga tersisa 13 hektar.

Tahun depan ditargetkan pengentasan kawasan kumuh akan tuntas sehingga capaian MDG’s 2019 bisa terlaksana. Cakupan air bersih saat ini sudah mencapai 86 persen.

“Tinggal pemasangan pipa tersier di gang-gang, 300 gang yang belum ada. Tahun depan kita selesaikan seluruh gang ada jaringan air bersihnya,” tuturnya.

Selain itu, ditambahkannya, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Pemkot Pontianak kian meningkat. Hal itu dibuktikan ketika Pemkot ingin melakukan pelebaran jalan, 90 persen tidak ada ganti rugi lahan satu rupiah pun.

“Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah itu tidak mudah,” tandasnya. (Fat/Jim Hms)

Comment