KalbarOnline, Sambas – Wali Kota Pontianak sekaligus Gubernur Kalbar terpilih, Sutarmidji menghadiri seminar budaya Melayu yang digelar Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas, Rabu (8/8/2018). Dalam acara tersebut, Sutarmidji memberikan materi tentang kebijakan pemerintah mempertahankan budaya melayu.
Seminar yang bertemakan ‘Budaya Terjaga Menjulang Martabat’ ini turut dihadiri Anggota DPR-RI Dapil Kalbar, Syarif Abdullah Alkadrie, Ketua MABM Kalbar, Prof. Dr. Chairil Effendi, Ketua Komisi I DPRD Kalbar sekaligus Ketua MABM Sambas, H. Subhan Nur, Bupati Sambas, H. Abah Romin Suhaili, LC, Wakil Bupati Sambas, Hj Hairiah, SH., MH, Bupati Sambas dua periode 2001 – 2011, Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid, Bupati Sambas periode 2011 – 2016, dr. Hj. Juliarti Djuhardi Alwi, M.Ph, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat Kabupaten Sambas.
Baca: Sutarmidji Hadiri Seminar Budaya Melayu di Sambas
Ketua MABM Kabupaten Sambas, H. Subhan Nur dalam sambutannya mengatakan ada 3 (tiga) acara yang dihelat sekaligus, diantaranya pengukuhan pengurus DPC Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) se – Kabupaten Sambas, seminar Budaya Melayu dengan tema ‘Budaya Terjaga Menjulang Martabat’ dan peresmian museum khasanah Melayu. Dikatakannya juga bahwa acara tersebut merupakan syukuran atas kemenangan paslon Midji – Norsan pada Pilgub 2018.
“Acara ini sekaligus syukuran kita atas keberhasilan perjuangan kita memenangkan Midji – Norsan khususnya di Sambas,” katanya.
Bupati Kabupaten Sambas, Atbah Romin Suhaili yang turut hadir menuturkan acara yang bertemakan ‘Budaya Terjaga Menjulang Martabat’ ini sangat baik dilakukan karena dapat melestarikan budaya dan marwah melayu.
“Adat dan adab tidak dapat dipisahkan. Saya berharap masyarakat Melayu akan terus menjunjung tinggi adat dan adab,” katanya.
Sementara, Ketua MABM Kalbar, Chairil Effendi dalam materinya tentang strategi mempertahankan budaya Melayu di era globalisasi menyampaikan bahwa peran pemuda dalam mempertahankan dan menjaga budaya Melayu sangat besar.
“Sebenarnya bukan lagi globalisasi, lebih tepatnya era milenial. Inilah sebenarnya yang akan meneruskan kebudayaan Melayu hari ini. Mereka yang sebenarnya harus banyak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan Melayu demi terjaganya budaya Melayu di masa depan,” tukasnya.
Anggota DPR RI sekaligus Ketua DPW Partai Nasdem Kalbar, Syarif Abdullah Alkadrie dalam materinya tentang kekuatan politik mempertahankan budaya Melayu mengatakan bahwa dalam menjaga adat istiadat dan khasanah budaya Melayu harus diperkuat dengan regulasi.
“Regulasi itu yang akan dilakukan oleh pemerintah, jika sudah ada sinergi maka adat dan budaya Melayu akan terjaga,” tuturnya.
Begitu juga dikatakan Sutarmidji, dalam menjaga budaya harus ada keseriusan semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah.
“Bangunan kantor Walikota Pontianak terdiri dari identitas berbagai budaya,” kata Sutarmidji.
Bagi Sutatmidji menjaga budaya adalah hal penting. Budaya Melayu yang sudah dilakukannya di kuliner misalnya seperti mendaftarkan pacri nanas dan sayur keladi sebagai bagian dari warisan budaya Melayu.
Dalam Budaya melayu terdapat filosofi yang penuh makna terutama dalam pakaian adat semisal teluk belanga dan tanjak.
“Jangan salah pakai teluk belanga, karena di masing-masing pakaian tersebut terdapat makna,” tuturnya.
“Saya sendiri akan terus menjaga budaya Melayu bahkan dalam berbahasa pun saya lebih banyak memakai bahasa Melayu,” katanya.
Dikatakan Sutarmidji, generasi muda Melayu harus bangga dengan budaya Melayu serta terus menjaga kelestariannya.
Pada kesempatan tersebut Sutarmidji mengajak kepada semua masyarakat Melayu yang hadir untuk terus menjaga adat, budaya dan marwah melayu.
Usai seminar, acara dilanjutkan dengan peresmian Museum Khasanah Melayu yang diresmikan oleh Sutarmidji dengan pemotongan pita peresmian.
Acara ditutup dengan makan saprahan. (Fat)
Comment