Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 07 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin ternyata keturunan Raden Aria Wangsakara. Dia dikenal sebagai pendiri Tangerang. Kamis (6/8) sore kemarin Ma’ruf bersama rombongan berziarah ke makam Raden Aria yang berada di perumahan elit Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan.
Kunjungan ziarah itu diam-diam di luar acara resmi kenegaraan Wapres Ma’ruf Amin, istrinya Hj. Wury Estu Andayani. Di lokasi ziarah, rupanya sudah menunggu Siti Nur Azizah, putri KH. Ma’ruf Amin. Seperti diketahui Azizah adalah kandidat yang tengah mencalonkan diri sebagai Walikota Tangerang Selatan (Tangsel).
Turut mendampingi saat itu juri kunci atau penjaga makam beserta sejumlah tokoh masyarakat. Di antaranya adalah KH. Ahmad Ghozali, pimpinan Pondok Pesantren Assa’adah, Setu, Tangsel. Ahmad Ghozali sekaligus memimpin ritual ziarah.
Usai tabur bunga, Ma’ruf bercerita ia sudah lama berniat ingin ziarah ke makam Aria Wangsakara. Ma’ruf mengatakan Aria Wangsakara adalah pendiri Kota Tangerang. “Baru sekarang bisa melaksanakan karena terbentur banyak kegiatan,” ujarnya.
Lantas siapa Aria Wangsakara itu sebenarnya? Juru kunci makam bercerita bahwa Wangsakara adalah pejuang yang melawan Penjajah Belanda. Kemudian, Wangsakara menjadi Bupati pertama Tangerang.
Setelah diusut lewat silsilah keturunan, Ma’ruf Amin ternyata merupakan turunan ke-12 dari Pangeran Aria Wangsakara. Silsilah itu, antara lain, melewati tokoh bernama Wira Negara yang lebih dikenal sebutan sebagai Syekh Ciliwulung. Jika dirunut ke atas, silsilah Ma’ruf Amin juga bertemu dengan nasab Raja Sumedang Larang atau Kesanulun.
Putri Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah mengatakan berkesempatan menemani Abah Ma’ruf Amin, di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Presiden RI untuk berziarah. “Abah bercerita bahwa makam yang diziarahi tersebut tak lain dan tak bukan masih merupakan leluhur kami sendiri,” kata Azizah. Dia berharap bisa mendapatkan inspirasi dan semangat juang yang lebih baik nantinya.
Raden Arya Wangsakara, itulah nama penghuni makam tersebut. Beliau merupakan seorang pendiri Tangerang. Selain itu beliau juga seorang penyebar agama Islam yang disegani oleh Belanda.
Pada tahun 1652-1653 M, ketika VOC mulai mencium aktivitas penyebaran agama Islam di sekitar Lengkong Kyai dan dianggap membahayakan kekuasaannya, maka Belanda mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadane, persis berseberangan dengan wilayah kekuasaan Raden Aria Wangsakara. VOC memprovokasi dan menakuti warga Lengkong Kyai dengan mengarahkan tembakan meriam ke sana.
Sikap ini memicu pertempuran antara Kompeni Belanda dengan rakyat Tangerang di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara. Peristiwa tersebut merupakan titik awal tumbuhnya jiwa patriotik rakyat Tangerang dalam melawan penjajah.
Lewat kegigihan dan jiwa kepahlawanan kolektif, warga Lengkong akhirnya berhasil mempertahankan wilayahnya. Pertempuran itu sendiri berkobar selama tujuh bulan berturut-turut. Azizah berdoa semoga Allah SWT berkenan menerima semua pengorbanan yang telah Raden Aria Wasngsakara berikan untuk rakyat, bangsa, dan negara.
KalbarOnline.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin ternyata keturunan Raden Aria Wangsakara. Dia dikenal sebagai pendiri Tangerang. Kamis (6/8) sore kemarin Ma’ruf bersama rombongan berziarah ke makam Raden Aria yang berada di perumahan elit Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan.
Kunjungan ziarah itu diam-diam di luar acara resmi kenegaraan Wapres Ma’ruf Amin, istrinya Hj. Wury Estu Andayani. Di lokasi ziarah, rupanya sudah menunggu Siti Nur Azizah, putri KH. Ma’ruf Amin. Seperti diketahui Azizah adalah kandidat yang tengah mencalonkan diri sebagai Walikota Tangerang Selatan (Tangsel).
Turut mendampingi saat itu juri kunci atau penjaga makam beserta sejumlah tokoh masyarakat. Di antaranya adalah KH. Ahmad Ghozali, pimpinan Pondok Pesantren Assa’adah, Setu, Tangsel. Ahmad Ghozali sekaligus memimpin ritual ziarah.
Usai tabur bunga, Ma’ruf bercerita ia sudah lama berniat ingin ziarah ke makam Aria Wangsakara. Ma’ruf mengatakan Aria Wangsakara adalah pendiri Kota Tangerang. “Baru sekarang bisa melaksanakan karena terbentur banyak kegiatan,” ujarnya.
Lantas siapa Aria Wangsakara itu sebenarnya? Juru kunci makam bercerita bahwa Wangsakara adalah pejuang yang melawan Penjajah Belanda. Kemudian, Wangsakara menjadi Bupati pertama Tangerang.
Setelah diusut lewat silsilah keturunan, Ma’ruf Amin ternyata merupakan turunan ke-12 dari Pangeran Aria Wangsakara. Silsilah itu, antara lain, melewati tokoh bernama Wira Negara yang lebih dikenal sebutan sebagai Syekh Ciliwulung. Jika dirunut ke atas, silsilah Ma’ruf Amin juga bertemu dengan nasab Raja Sumedang Larang atau Kesanulun.
Putri Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah mengatakan berkesempatan menemani Abah Ma’ruf Amin, di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Presiden RI untuk berziarah. “Abah bercerita bahwa makam yang diziarahi tersebut tak lain dan tak bukan masih merupakan leluhur kami sendiri,” kata Azizah. Dia berharap bisa mendapatkan inspirasi dan semangat juang yang lebih baik nantinya.
Raden Arya Wangsakara, itulah nama penghuni makam tersebut. Beliau merupakan seorang pendiri Tangerang. Selain itu beliau juga seorang penyebar agama Islam yang disegani oleh Belanda.
Pada tahun 1652-1653 M, ketika VOC mulai mencium aktivitas penyebaran agama Islam di sekitar Lengkong Kyai dan dianggap membahayakan kekuasaannya, maka Belanda mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadane, persis berseberangan dengan wilayah kekuasaan Raden Aria Wangsakara. VOC memprovokasi dan menakuti warga Lengkong Kyai dengan mengarahkan tembakan meriam ke sana.
Sikap ini memicu pertempuran antara Kompeni Belanda dengan rakyat Tangerang di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara. Peristiwa tersebut merupakan titik awal tumbuhnya jiwa patriotik rakyat Tangerang dalam melawan penjajah.
Lewat kegigihan dan jiwa kepahlawanan kolektif, warga Lengkong akhirnya berhasil mempertahankan wilayahnya. Pertempuran itu sendiri berkobar selama tujuh bulan berturut-turut. Azizah berdoa semoga Allah SWT berkenan menerima semua pengorbanan yang telah Raden Aria Wasngsakara berikan untuk rakyat, bangsa, dan negara.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini