Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 07 September 2020 |
KalbarOnline.com – Jelang penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 membuat pelatih kepala timnas bulu tangkis Denmark Kenneth Jonassen teringat akan satu kejadian yang cukup unik dan lucu dalam karirnya. Momen ini terjadi saat Denmark bersua Indonesia di partai semifinal Piala Thomas 2004 di Istora Senayan, Jakarta.
Dilansir dari laman resmi BWF, Jonassen yang merupakan salah satu mantan pemain tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Denmark menuturkan, dalam laga tersebut ia diturunkan melawan wakil andalan Tanah Air, Taufik Hidayat. Mereka bertarung nyaris 1,5 jam lamanya.
“Kami bertarung dalam tiga set (sekarang gim, Red) yang betul-betul gila. Aku tidak pernah berkeringat sampai seperti itu,” ujar Jonassen.
Saking berkeringatnya, Jonassen sampai terpaksa harus mengganti celananya di akhir gim kedua agar bisa bermain dengan nyaman. “Ketika aku mengganti celana, Peter Gade (mantan pemain nomor 1 Denmark, Red) menutupiku dengan handuk besar di tengah lapangan,” kata Jonassen.
Usaha Gade menutupi Jonassen, katanya, sepertinya sia-sia saja. Pasalnya, seperti biasa, Istora dijejali oleh penonton yang sangat banyak.
“Dengan jumlah penonton yang sangat banyak, aku tidak bisa menyembunyikan diriku (saat mengganti celana, Red),” kenang Jonassen.
Meski dalam laga itu Jonassen harus mengakui keunggulan Taufik, yang beberapa bulan kemudian menjadi juara Olimpiade Athena 2004, Denmark keluar sebagai pemenang partai dengan skor tipis 3-2. Jonassen dan rekan-rekannya harus puas dengan medali perak usai mereka dibungkam oleh Tiongkok di partai puncak dengan skor 1-3.
KalbarOnline.com – Jelang penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 membuat pelatih kepala timnas bulu tangkis Denmark Kenneth Jonassen teringat akan satu kejadian yang cukup unik dan lucu dalam karirnya. Momen ini terjadi saat Denmark bersua Indonesia di partai semifinal Piala Thomas 2004 di Istora Senayan, Jakarta.
Dilansir dari laman resmi BWF, Jonassen yang merupakan salah satu mantan pemain tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Denmark menuturkan, dalam laga tersebut ia diturunkan melawan wakil andalan Tanah Air, Taufik Hidayat. Mereka bertarung nyaris 1,5 jam lamanya.
“Kami bertarung dalam tiga set (sekarang gim, Red) yang betul-betul gila. Aku tidak pernah berkeringat sampai seperti itu,” ujar Jonassen.
Saking berkeringatnya, Jonassen sampai terpaksa harus mengganti celananya di akhir gim kedua agar bisa bermain dengan nyaman. “Ketika aku mengganti celana, Peter Gade (mantan pemain nomor 1 Denmark, Red) menutupiku dengan handuk besar di tengah lapangan,” kata Jonassen.
Usaha Gade menutupi Jonassen, katanya, sepertinya sia-sia saja. Pasalnya, seperti biasa, Istora dijejali oleh penonton yang sangat banyak.
“Dengan jumlah penonton yang sangat banyak, aku tidak bisa menyembunyikan diriku (saat mengganti celana, Red),” kenang Jonassen.
Meski dalam laga itu Jonassen harus mengakui keunggulan Taufik, yang beberapa bulan kemudian menjadi juara Olimpiade Athena 2004, Denmark keluar sebagai pemenang partai dengan skor tipis 3-2. Jonassen dan rekan-rekannya harus puas dengan medali perak usai mereka dibungkam oleh Tiongkok di partai puncak dengan skor 1-3.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini