Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 17 Februari 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Bakal calon presiden dari koalisi perubahan, Anies Rasyid Baswedan menghadiri dialog kebangsaan di Rumah Adat Melayu, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Jumat (17/02/2023).
Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memfokuskan pidatonya pada dua hal, yakni tentang keadilan dan persatuan bangsa Indonesia.
Anies sapaan akrabnya menyampaikan, bahwa pada dasarnya Indonesia merupakan bangsa yang amat beragam. Namun ketika berbicara tentang keragaman saja, kata dia, ada banyak bangsa lain di dunia ini yang lebih beragam.
"Banyak dari pada kita, lihat India, banyak sekali bangsa di sana. Tapi yang unik dari bangsa kita dari bangsa lain, kita bisa menyepakati hal-hal mendasar," ucapnya.
Hal-hal mendasar yang dimaksud Anies itu tertuang dalam narasi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober tahun 1928. Di mana seluruh masyarakat Indonesia telah bersepakat untuk bertumpah darah satu tanah air Indonesia. Kemudian berbangsa satu, bangsa Indonesia dan berbahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
"Bukan berbahasa satu, tapi berbahasa persatuan, karena berbahasa persatuan cuman satu," tekannya.
Anies mengingatkan, bahwa keberagaman ini merupakan ciptaan dan karunia Tuhan yang wajib syukuri, dan persatuan sendiri merupakan hasil usaha manusia.
"Kita (sudah) memilih bersatu, bukan memilih berperang, bukan memilih berpisah-berpisah, ini yang harus kita jaga," katanya.
Lebih jauh, Anies menerangkan, bahwa Indonesia itu bukan Jawa, Indonesia bukan Sunda, Indonesia bukan Dayak, Indonesia bukan Melayu, tetapi di dalam Indonesia ada Melayu, ada Jawa, ada Batak dan seterusnya.
"Jadi ketika sudah jadi Indonesia, yang kita tonjolkan Indonesia-nya," jelas Anies.
Anies pun menyatakan, untuk bisa merawat atau menjaga persatuan ini agar tetap langgeng dan kokoh, yakni dengan menciptakan rasa keadilan bagi seluruh masyarakatnya.
"Bagaimana menjaga persatuan dalam ketimpangan? Saya pingin lihat contohnya? Yang bisa menimbulkan persatuan adalah rasa kesetaraan, rasa keadilan. Ketika ketimpangan terus menerus melebar, maka muncul pertanyaan, mengapa kita bersama kalau terus menerus tidak mendapatkan apa-apa?," kata dia.
"Kita pastikan, ikhtiar kita menghadirkan keadilan sosial dalam rangka menjaga Persatuan Indonesia," tambahnya disambut riuh tepuk tangan dari para peserta yang hadir.
Anies kemudian melanjutkan, bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang berada pada fase punya kesempatan untuk melakukan perubahan, dengan mengedepankan rasa persatuan dan keadilan.
"Sebuah tantangan yang tidak sederhana, tapi saya salut di Kalimantan Barat ini terjadi sebuah ikatan kebangsan yang luar biasa. Ini harus dijaga dan ini harus bisa menjadi contoh di tempat-tempat lain," ucapnya.
Anies berharap, agar ke depan masyarakat Indonesia semakin solid dan secara bersama-sama ia mengajak untuk dapat mengikhtiarkan keadilan bagi seluruh negeri.
"Insya Allah, dengan sama-sama mengikhtiarkan keadilan, maka persatuan akan semakin kuat, kebersamaan akan makin kuat," tuntasnya.
Sementra itu, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Syarif Amin menyampaikan, bahwa apa yang disampaikan Anies patut menjadi acuan. Kehadiran Anies Baswedan tersebut menurutnya juga sekaligus untuk menjawab isu-isu miring seputar sosok Anies.
"(Pidato Anies) menjadi konsumsi kita semuanya, menjadi pencerahan bagi kita semuanya, yang selama ini mungkin anti terhadap Anies, mungkin karena isu-isu yang tidak benar, dengan kehadirannya Anies hari ini itu terklarifikasi semua," katanya.
Syarif menyampaikan, dialog kebangsaan ini merupakan wadah dan sarana bagi masyarakat Kalbar untuk berinteraksi langsung dengan Anies Baswedan.
"Kita siapkan satu tempat (di Rumah Adat Melayu) untuk mereka bertanya dengan Anies (langsung), seperti masalah perubahan, perubahan seperti apa tadi juga sudah dijelaskan," katanya.
Infrastruktur Keras dan Infrastruktur Lunak
Dialog kebangsaan bersama Anies Rasyid Baswedan yang digelar di Rumah Adat Melayu turut membuka sesi tanya jawab. Kegiatan tersebut tampak dihadiri oleh segenap komponen, mulai dari politisi, praktisi, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh kepemudaan, mahasiswa dan masyarakat umum dari berbagai latar belakang dan profesi. Antusiasme masyarakat cukup besar atas kehadiran cucu dari pahlawan nasional AR Baswedan itu.
Namun lantaran keterbatasan waktu yang ada, hanya beberapa pertanyaan saja yang sempat diajukan–yang secara garis besar sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu cukup mewakili sejumlah rasa ingin tahu hadirin.
Pertanyaan itu misalnya soal pemerataan pembangunan, konsep kebijakan, masalah infrastruktur, keadilan ekonomi dan seterusnya.
Dalam kesempatan itu, Anies pun dengan santunnya menjawab satu persatu pertanyaan dari berbagai kalangan itu. Seperti soal kebijakan "kaum marjinal", Anies mengemukakan, bahwa negara atau pemerintah cukup memperhatikan 4 golongan yang kerap dianggap terpinggirkan ini.
"Kaum perempuan, saya tegaskan di Jakarta, bila negara memperhatikan unsur perempuan khususnya ibu hamil, lansia, anak kecil, masyarakat disabilitas, maka seluruh komponen yang lain akan diperhatikan dengan baik. Perhatikan 4 itu. Ini sudah kami kerjakan (sewaktu jadi Gubernur DKI Jakarta), dan kami berharap ini menjadi pegangan untuk semua," jelasnya.
Selanjutnya Anies menyatakan, ketika bicara soal perubahan, ada banyak sektor di negara ini yang perlu diperhatikan. Namun masalah yang kerap timbul selama berdekade-dekade adalah tentang kurangnya pemerataan dan keadilan.
"Selama ini kita tidak memikirkan serius soal keadilan. Bicara pertumbuhan ekonomi, kenapa kita bicara angka pertumbuhannya? Padahal pertumbuhan itu harus berkualitas. Kualitas itu ditandai dengan pemerataan, pertumbuhan tanpa pemerataan, angkanya tinggi kualitasnya rendah, pertumbuhan dengan pemerataan, maka pertumbuhan itu angkanya bisa tinggi tapi kualitasnya tinggi," paparnya.
Ke depan, kata Anies, pemerataan pembangunan dengan konsep keadilan bagi seluruh masyarakat harus benar-benar diterapkan di Indonesia.
"Tidak boleh lagi ada ibu melahirkan harus pulang dalam bentuk jenazah, tidak boleh lagi. Ibu melahirkan harus pulang bersama bayinya ke rumah. Tidak boleh lagi ada stunting, tidak boleh lagi ada orang yang merasakan kesulitan mendapatkan air bersih, kesulitan mendapatkan fasilitas listrik, (harus) kebutuhan pangan yang harganya terjangkau," katanya.
Begitupun terhadap persoalan-persoalan infrastruktur. Anies menilai, persoalan infrastruktur sangat lah penting, namun tak hanya infrastruktur keras saja, namun infrastruktur lunak juga harus dibangun.
"Infrastruktur keras dan infrastruktur lunak, dua-duanya harus dibangun, jangan hanya infrastruktur keras saja," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga mendapatkan pertanyaan bagaimana jika ia kelak menjadi pemimpin di negeri ini, agar menjaga APBN tidak bocor, jangan membebani rakyat dengan kenaikan pajak dan jangan menerapkan kebijakan menurunkan subsidi.
"Ini perlu pengendalian. Kalau kita bicara ini, sistem yang kita miliki memang harus di-upgrade, bahkan kalau kita bicara pengendaliannya saja–dari sisi perangkat lunaknya masih harus ada upgrade serius," ujarnya.
Sebelum menutup jumpa, Anies turut mengucapkan terima kasih kepada para hadirin di Rumah Adat Melayu dan seluruh masyarakat Kalbar yang telah menyambutnya dengan sangat baik. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Bakal calon presiden dari koalisi perubahan, Anies Rasyid Baswedan menghadiri dialog kebangsaan di Rumah Adat Melayu, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Jumat (17/02/2023).
Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memfokuskan pidatonya pada dua hal, yakni tentang keadilan dan persatuan bangsa Indonesia.
Anies sapaan akrabnya menyampaikan, bahwa pada dasarnya Indonesia merupakan bangsa yang amat beragam. Namun ketika berbicara tentang keragaman saja, kata dia, ada banyak bangsa lain di dunia ini yang lebih beragam.
"Banyak dari pada kita, lihat India, banyak sekali bangsa di sana. Tapi yang unik dari bangsa kita dari bangsa lain, kita bisa menyepakati hal-hal mendasar," ucapnya.
Hal-hal mendasar yang dimaksud Anies itu tertuang dalam narasi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober tahun 1928. Di mana seluruh masyarakat Indonesia telah bersepakat untuk bertumpah darah satu tanah air Indonesia. Kemudian berbangsa satu, bangsa Indonesia dan berbahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
"Bukan berbahasa satu, tapi berbahasa persatuan, karena berbahasa persatuan cuman satu," tekannya.
Anies mengingatkan, bahwa keberagaman ini merupakan ciptaan dan karunia Tuhan yang wajib syukuri, dan persatuan sendiri merupakan hasil usaha manusia.
"Kita (sudah) memilih bersatu, bukan memilih berperang, bukan memilih berpisah-berpisah, ini yang harus kita jaga," katanya.
Lebih jauh, Anies menerangkan, bahwa Indonesia itu bukan Jawa, Indonesia bukan Sunda, Indonesia bukan Dayak, Indonesia bukan Melayu, tetapi di dalam Indonesia ada Melayu, ada Jawa, ada Batak dan seterusnya.
"Jadi ketika sudah jadi Indonesia, yang kita tonjolkan Indonesia-nya," jelas Anies.
Anies pun menyatakan, untuk bisa merawat atau menjaga persatuan ini agar tetap langgeng dan kokoh, yakni dengan menciptakan rasa keadilan bagi seluruh masyarakatnya.
"Bagaimana menjaga persatuan dalam ketimpangan? Saya pingin lihat contohnya? Yang bisa menimbulkan persatuan adalah rasa kesetaraan, rasa keadilan. Ketika ketimpangan terus menerus melebar, maka muncul pertanyaan, mengapa kita bersama kalau terus menerus tidak mendapatkan apa-apa?," kata dia.
"Kita pastikan, ikhtiar kita menghadirkan keadilan sosial dalam rangka menjaga Persatuan Indonesia," tambahnya disambut riuh tepuk tangan dari para peserta yang hadir.
Anies kemudian melanjutkan, bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang berada pada fase punya kesempatan untuk melakukan perubahan, dengan mengedepankan rasa persatuan dan keadilan.
"Sebuah tantangan yang tidak sederhana, tapi saya salut di Kalimantan Barat ini terjadi sebuah ikatan kebangsan yang luar biasa. Ini harus dijaga dan ini harus bisa menjadi contoh di tempat-tempat lain," ucapnya.
Anies berharap, agar ke depan masyarakat Indonesia semakin solid dan secara bersama-sama ia mengajak untuk dapat mengikhtiarkan keadilan bagi seluruh negeri.
"Insya Allah, dengan sama-sama mengikhtiarkan keadilan, maka persatuan akan semakin kuat, kebersamaan akan makin kuat," tuntasnya.
Sementra itu, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Syarif Amin menyampaikan, bahwa apa yang disampaikan Anies patut menjadi acuan. Kehadiran Anies Baswedan tersebut menurutnya juga sekaligus untuk menjawab isu-isu miring seputar sosok Anies.
"(Pidato Anies) menjadi konsumsi kita semuanya, menjadi pencerahan bagi kita semuanya, yang selama ini mungkin anti terhadap Anies, mungkin karena isu-isu yang tidak benar, dengan kehadirannya Anies hari ini itu terklarifikasi semua," katanya.
Syarif menyampaikan, dialog kebangsaan ini merupakan wadah dan sarana bagi masyarakat Kalbar untuk berinteraksi langsung dengan Anies Baswedan.
"Kita siapkan satu tempat (di Rumah Adat Melayu) untuk mereka bertanya dengan Anies (langsung), seperti masalah perubahan, perubahan seperti apa tadi juga sudah dijelaskan," katanya.
Infrastruktur Keras dan Infrastruktur Lunak
Dialog kebangsaan bersama Anies Rasyid Baswedan yang digelar di Rumah Adat Melayu turut membuka sesi tanya jawab. Kegiatan tersebut tampak dihadiri oleh segenap komponen, mulai dari politisi, praktisi, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh kepemudaan, mahasiswa dan masyarakat umum dari berbagai latar belakang dan profesi. Antusiasme masyarakat cukup besar atas kehadiran cucu dari pahlawan nasional AR Baswedan itu.
Namun lantaran keterbatasan waktu yang ada, hanya beberapa pertanyaan saja yang sempat diajukan–yang secara garis besar sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu cukup mewakili sejumlah rasa ingin tahu hadirin.
Pertanyaan itu misalnya soal pemerataan pembangunan, konsep kebijakan, masalah infrastruktur, keadilan ekonomi dan seterusnya.
Dalam kesempatan itu, Anies pun dengan santunnya menjawab satu persatu pertanyaan dari berbagai kalangan itu. Seperti soal kebijakan "kaum marjinal", Anies mengemukakan, bahwa negara atau pemerintah cukup memperhatikan 4 golongan yang kerap dianggap terpinggirkan ini.
"Kaum perempuan, saya tegaskan di Jakarta, bila negara memperhatikan unsur perempuan khususnya ibu hamil, lansia, anak kecil, masyarakat disabilitas, maka seluruh komponen yang lain akan diperhatikan dengan baik. Perhatikan 4 itu. Ini sudah kami kerjakan (sewaktu jadi Gubernur DKI Jakarta), dan kami berharap ini menjadi pegangan untuk semua," jelasnya.
Selanjutnya Anies menyatakan, ketika bicara soal perubahan, ada banyak sektor di negara ini yang perlu diperhatikan. Namun masalah yang kerap timbul selama berdekade-dekade adalah tentang kurangnya pemerataan dan keadilan.
"Selama ini kita tidak memikirkan serius soal keadilan. Bicara pertumbuhan ekonomi, kenapa kita bicara angka pertumbuhannya? Padahal pertumbuhan itu harus berkualitas. Kualitas itu ditandai dengan pemerataan, pertumbuhan tanpa pemerataan, angkanya tinggi kualitasnya rendah, pertumbuhan dengan pemerataan, maka pertumbuhan itu angkanya bisa tinggi tapi kualitasnya tinggi," paparnya.
Ke depan, kata Anies, pemerataan pembangunan dengan konsep keadilan bagi seluruh masyarakat harus benar-benar diterapkan di Indonesia.
"Tidak boleh lagi ada ibu melahirkan harus pulang dalam bentuk jenazah, tidak boleh lagi. Ibu melahirkan harus pulang bersama bayinya ke rumah. Tidak boleh lagi ada stunting, tidak boleh lagi ada orang yang merasakan kesulitan mendapatkan air bersih, kesulitan mendapatkan fasilitas listrik, (harus) kebutuhan pangan yang harganya terjangkau," katanya.
Begitupun terhadap persoalan-persoalan infrastruktur. Anies menilai, persoalan infrastruktur sangat lah penting, namun tak hanya infrastruktur keras saja, namun infrastruktur lunak juga harus dibangun.
"Infrastruktur keras dan infrastruktur lunak, dua-duanya harus dibangun, jangan hanya infrastruktur keras saja," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga mendapatkan pertanyaan bagaimana jika ia kelak menjadi pemimpin di negeri ini, agar menjaga APBN tidak bocor, jangan membebani rakyat dengan kenaikan pajak dan jangan menerapkan kebijakan menurunkan subsidi.
"Ini perlu pengendalian. Kalau kita bicara ini, sistem yang kita miliki memang harus di-upgrade, bahkan kalau kita bicara pengendaliannya saja–dari sisi perangkat lunaknya masih harus ada upgrade serius," ujarnya.
Sebelum menutup jumpa, Anies turut mengucapkan terima kasih kepada para hadirin di Rumah Adat Melayu dan seluruh masyarakat Kalbar yang telah menyambutnya dengan sangat baik. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini