Pontianak    

Kritik PLN, Maman Abdurahman Sebut Listrik di Kalbar Jauh Dari Harapan

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 01 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Anggota Komisi VII DPR-RI, Maman Abdurahman menanggapi tajam

pemaparan Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan, Machnizon pada pertemuan Komisi

VII DPR RI dengan Gubernur Kalbar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar,

Kamis (1/11/2018).

Maman menyatakan bahwa persoalan kelistrikan di Kalimantan

Barat masih jauh dari harapan, sekalipun kata dia, pihak PLN menyebut

elektrifikasi listrik di Kalbar telah mencapai 85 persen serta adanya surplus

listrik.

Data yang disampaikan PLN, ditegaskan Maman sangat kontradiktif

dengan realita di lapangan. Maman menilai data tersebut hanya untuk menutupi

buruknya kinerja PLN.

“Yang bapak sampaikan tadi, ada 1400-an desa yang sudah

teraliri listrik oleh PLN. Yang non PLN kurang lebih 600 desa. Tapi saya

bingung, setiap turun ke daerah pemilihan di pedalaman itu semuanya komplain

masalah listrik. Jadi agak aneh, kontradiktif dengan kenyataan yang ada,” ujar

Maman.

Namun, anggota DPR Dapil Kalbar ini menyebut hal itu tak

dapat dijadikan tolak ukur, sebab sesuai realita yang dirasakan masyarakat,

masih banyak daerah yang belum benar-benar bisa menikmati listrik khusunya di

pedalaman Kalbar.

Maman menegaskan bahwa listrik di Kalimantan Barat merupakan

persoalan serius. Oleh karenanya, anggota DPR RI PAW dari anggota DPR RI

sebelumnya asal Kalbar yakni, Zulfadli dari partai Golkar daerah pemilihan

Kalimantan Barat ini tidak mau bermain-main dalam menyelesaikan masalah klasik

ini.

“Untuk masalah listrik ini saya tak main-main, karena

masalah listrik ini udah dari tahun ke tahun. Dari saya kecil hingga umur saya

37 tahun sekarang masalahnya masih soal listrik,” tegas Maman.

Selaku wakil rakyat yang membidangi urusan listrik, dirinya merasa

wajar mengkritik PLN atas kinerja buruknya.

“Kita tunggu bahwa pada tahun 2020 itu harus program

interkoneksi di Kalimantan Barat, kami tidak mau tau. Besok, tolong jelaskan

kepada kami mengapa listrik masih susah. Sederhananya seperti itu. Lebih baik

saya memarahi bapak daripada saya dimarahi masyarakat, saya minta semua pelaku

usaha PLTU yang sekarang sedang investasi di Kalimantan Barat turut diundang

juga, wajib. Karena saya akan meminta semua data-datanya, progress report

project mereka sudah sampai mana, jadi biar kita kroscek silang,” tegas Maman.

Diketahui bahwa Komisi VII dengan PLN Wilayah Kalbar

dijadwalkan melakukan pertemuan internal dalam rangka kunjungan kerja Komisi

VII DPR-RI ke Kalbar pada Jumat 2 November besok.

Maman juga menegaskan kritikannya ini bukan untuk

menyudutkan pihak PLN namun dirinya meminta agar persoalan ini menjadi

perhatian serius PLN. Ia juga meminta agar PLN dalam mensukseskan target kerja

ada indikator yang jelas sehingga tak hanya sekedar program semata namun harus

ada tolak ukur keberhasilan dari program yang dilaksanakan tersebut.

“Agar parameter keberhasilannya jelas. Karena ini menyangkut

hajat hidup orang banyak. Ini menyangkut kurang lebih satu juta masyarakat

Kalimantan Barat yang belum menikmati listrik secara utuh. Bahwa ada yang masih

bisa menikmati itu, saya pikir hanya dari jam sekian sampai jam sekian biasanya

jam 4 sore ke atas. Ini adalah kondisi masyarakat di daerah pedalaman dan ini

merupakan tugas pokok PLN sebagai ujung tombak dan kita semua yang ada disini,”

tandasnya. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Dua Anggota DPR-RI Asal Kalbar Kritik Tajam Kinerja PLN: Data Tak Sesuai Realita
Kamis, 01 November 2018
Artikel Sebelumnya
Katherine Oendoen Sebut Kinerja PLN Bertolak Belakang Dengan Fakta Lapangan
Kamis, 01 November 2018

Berita terkait