Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 05 November 2025 |
KALBARONLINE.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat, Kundori, berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai perubahan besar dunia jurnalistik dari era konvensional menuju era digital dalam talk show bertajuk “Dari Pena ke Piksel: Transformasi Dunia Pers” yang digelar Radio Sonora Pontianak, Rabu (05/11/2025).
Dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Hos Cokroaminoto, Pontianak, Kalimantan Barat itu, Kundori mengenang masa-masa awalnya menjadi wartawan yang masih harus turun langsung ke lapangan untuk mencari berita dengan keterbatasan teknologi.
“Dulu semasa saya masih kuliah, saya sudah menjadi pendiri sebuah warta kampus, yang memberitakan berbagai kegiatan di lingkungan kampus,” ujarnya.
Menurut Kundori, pada masa itu, proses produksi berita sangat menantang. Mulai dari peliputan, penulisan, penyuntingan, hingga pencetakan dan distribusi, semuanya memerlukan waktu dan tenaga yang besar.
“Mengenai perubahan ini cukup luar biasa, artinya jika dulu media cetak atau konvensional, sekarang informasi sudah sangat mudah didapatkan. Sekarang jika dibandingkan dulunya, kita lihat dari sisi media cetak, mulai dari peliputan, penyuntingan, percetakan, hingga distribusi, pada saat itu jangkauannya tidak luas dibandingkan dengan sekarang,” ujar Kundori.
Kundori menjelaskan, era digital telah membawa perubahan luar biasa terhadap cara informasi disebarkan. Kini, berita dapat diakses dengan sangat cepat melalui portal daring, media sosial, dan berbagai platform multimedia lainnya.
“Kemudian bahkan sekarang interaksi busa dilakukan dua arah, bisa telpon bisa lewat media sosial, dan ini merupakan salah satu perkembangan dari era pena ke piksel, berbeda dengan era pena yang hanya satu arah,” katanya.
Namun, di balik kemudahan itu, Kundori menilai era digital juga membawa tantangan baru. Arus informasi yang begitu cepat sering kali diwarnai hoaks, misinformasi, dan praktik clickbait yang dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap media.
“Untuk saat ini mungkin tantangan terbesarnya adalah Hoaks, miss informasi, dan klikbait yang masih jadi perbincangan sampai sekarang, tentunya ini menjadi tantangan kita bersama,” tegasnya.
Wartawan Dituntut Melek Digital Sekaligus Jaga Etika
Kundori menambahkan, pergeseran dari pena ke piksel menuntut jurnalis untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Wartawan masa kini tidak hanya dituntut menulis, tetapi juga harus menguasai keterampilan multimedia seperti fotografi, videografi, podcast, dan live report. Ia menekankan, kecepatan dalam menyampaikan informasi harus diimbangi dengan ketepatan dan tanggung jawab terhadap kebenaran berita.
“Walau hanya media elektronik, penguasaan multi media harus dimiliki oleh sorang wartawan di era saat ini, sehingga live report dilapangan juga menjadi suatu bentuk penyampaian informasi yang cepat. Etika jurnalistik yang lebih penting ditengah arus informasi yang cepat ini, karena jangan hanya cepat tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan juga percuma disampaikan ke Publik," terangnya. (**)
KALBARONLINE.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat, Kundori, berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai perubahan besar dunia jurnalistik dari era konvensional menuju era digital dalam talk show bertajuk “Dari Pena ke Piksel: Transformasi Dunia Pers” yang digelar Radio Sonora Pontianak, Rabu (05/11/2025).
Dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Hos Cokroaminoto, Pontianak, Kalimantan Barat itu, Kundori mengenang masa-masa awalnya menjadi wartawan yang masih harus turun langsung ke lapangan untuk mencari berita dengan keterbatasan teknologi.
“Dulu semasa saya masih kuliah, saya sudah menjadi pendiri sebuah warta kampus, yang memberitakan berbagai kegiatan di lingkungan kampus,” ujarnya.
Menurut Kundori, pada masa itu, proses produksi berita sangat menantang. Mulai dari peliputan, penulisan, penyuntingan, hingga pencetakan dan distribusi, semuanya memerlukan waktu dan tenaga yang besar.
“Mengenai perubahan ini cukup luar biasa, artinya jika dulu media cetak atau konvensional, sekarang informasi sudah sangat mudah didapatkan. Sekarang jika dibandingkan dulunya, kita lihat dari sisi media cetak, mulai dari peliputan, penyuntingan, percetakan, hingga distribusi, pada saat itu jangkauannya tidak luas dibandingkan dengan sekarang,” ujar Kundori.
Kundori menjelaskan, era digital telah membawa perubahan luar biasa terhadap cara informasi disebarkan. Kini, berita dapat diakses dengan sangat cepat melalui portal daring, media sosial, dan berbagai platform multimedia lainnya.
“Kemudian bahkan sekarang interaksi busa dilakukan dua arah, bisa telpon bisa lewat media sosial, dan ini merupakan salah satu perkembangan dari era pena ke piksel, berbeda dengan era pena yang hanya satu arah,” katanya.
Namun, di balik kemudahan itu, Kundori menilai era digital juga membawa tantangan baru. Arus informasi yang begitu cepat sering kali diwarnai hoaks, misinformasi, dan praktik clickbait yang dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap media.
“Untuk saat ini mungkin tantangan terbesarnya adalah Hoaks, miss informasi, dan klikbait yang masih jadi perbincangan sampai sekarang, tentunya ini menjadi tantangan kita bersama,” tegasnya.
Wartawan Dituntut Melek Digital Sekaligus Jaga Etika
Kundori menambahkan, pergeseran dari pena ke piksel menuntut jurnalis untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Wartawan masa kini tidak hanya dituntut menulis, tetapi juga harus menguasai keterampilan multimedia seperti fotografi, videografi, podcast, dan live report. Ia menekankan, kecepatan dalam menyampaikan informasi harus diimbangi dengan ketepatan dan tanggung jawab terhadap kebenaran berita.
“Walau hanya media elektronik, penguasaan multi media harus dimiliki oleh sorang wartawan di era saat ini, sehingga live report dilapangan juga menjadi suatu bentuk penyampaian informasi yang cepat. Etika jurnalistik yang lebih penting ditengah arus informasi yang cepat ini, karena jangan hanya cepat tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan juga percuma disampaikan ke Publik," terangnya. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini