Alergi adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami, tidak terkecuali oleh para wanita hamil dan ibu menyusui. Reaksi alergi terjadi saat tubuh terpapar suatu zat yang dianggap asing atau biasa disebut alergen. Bagi sebagian besar orang paparan terhadap zat-zat ini tidak akan menyebabkan reaksi apapun, namun pada pasien yang hipersensitif zat ini dapat memicu reaksi alergi.
Alergen dapat berupa makanan seperti kacang-kacangan, ikan, telur, ataupun gandum-ganduman. Alergen juga dapat berupa debu, serbuk sari (pollen), bulu hewan, obat-obatan tertentu, dan bahan-bahan tertentu seperti latex. Nah, apakah ada obat alergi yang aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Baca juga: Ini Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan
Berbagai Golongan Obat Alergi
Pada saat terjadi alergi, tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang disebut histamin yang bertujuan memberi sinyal pada tubuh untuk ‘menghentikan’ paparan terhadap alergen. Histamin ini pulalah yang akan menyebabkan berbagai gejala alergi seperti gatal, kemerahan, bengkak di daerah tertentu, dan mata dan hidung berair.
Karena histamin adalah senyawa utama yang berperan dalam reaksi alergi, maka obat yang dapat digunakan dalam menanagani gejala alergi adalah suatu golongan obat yang disebut dengan antihistamin.
Antihistamin digolongkan menjadi generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama seperti chlorpheniramine, diphenhydramine, dimenhydrinate, dan ciproheptadine memiliki efek samping mengantuk dan membuat mulut kering.
Sedangkan antihistamin generasi kedua seperti loratadine, cetirizine, desloratadine, levocetirizine, dan fexofenadine hampir tidak memiliki efek samping mengantuk dan mulut kering.
Selain antihistamin, dapat pula digunakan dekongestan jika alergi yang terjadi menyebabkan hidung tersumbat. Dapat pula digunakan steroid baik dalam berbagai bentuk sediaan seperti semprot hidung, salep atau krim, dan tablet tergantung keparahan dan lokasi munculnya gejala alergi.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil dan menyusui? Tentunya kita tahu bahwa ibu hamil dan menyusui tidak bisa sembarangan mengonsumsi obat karena dapat mempengaruhi kesehatan janin di dalam kandungan ataupun bayi yang disusui.
Jika ibu hamil dan menyusui mengalami alergi, obat antihistamin apakah yang aman untuk digunakan? Sebagai apoteker, saya sering menerima pertanyaan ini baik dari pasien maupun dari teman atau kerabat. Nah, ini dia pembahasannya!
Baca juga: Obat-obatan yang Digunakan untuk Mengatasi Gejala Alergi
Obat Alergi untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Seperti yang telah disebutkan, pemilihan obat untuk ibu hamil harus memperhatikan keamanan obat bagi janin yang dikandung. Obat harus tidak memiliki efek menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pemilihan antihistamin sebagai obat alergi pada ibu hamil bisa dibilang gampang-gampang susah. Sebenarnya, tidak ada antihistamin yang 100% aman bagi ibu hamil. Berdasarkan kategori obat pada kehamilan yang dikeluarkan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, tidak ada antihistamin yang masuk ke kategori A atau aman seutuhnya.
Obat anti alergi seperti chlorpheniramine, loratadine dan cetirizine dapat menjadi pilihan karena termasuk ke dalam kategori B. Namun obat-obatan ini sebaiknya tidak digunakan pada trimester pertama kehamilan. Penggunaan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan pun sebaiknya dilakukan pada jangka waktu yang singkat dengan dosis yang paling minimal.
Pada wanita hamil, hal yang paling disarankan adalah terapi non-obat. Yang utama tentu mengidentifikasi penyebab alergi dan kemudian menghindarinya. Untuk gejala alergi seperti gatal dapat digunakan losion pelembap untuk mengurangi gatal yang terjadi.
Baca juga: Obat Pereda Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil
Sementara itu, hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan obat termasuk obat alergi bagi ibu menyusui adalah apakah obat tersebut bisa masuk ke dalam ASI dan dengan demikian akan diminum oleh bayi yang disusui, dan jika hal ini terjadi bagaimanakah efek obat tersebut pada sang bayi.
Rekomendasi dari British Society for Allergy and Clinical Immunology untuk obat alergi bagi ibu menyusui adalah loratadine dan cetirizine dalam dosis rendah dan sebisa mungkin hindari chlorpheniramine.
Loratadine dan cetirizine sendiri tetap terdistribusi alias ada dalam ASI, namun saat diminum oleh bayi efek sampingnya sangat minimal dan relatif dapat diterima. Chlorpheniramine dianjurkan untuk dihindari karena masih dapat menimbulkan efek mengantuk baik pada ibu yang mengonsumsi obat dan juga pada bayi yang disusui.
Obat-obatan anti alergi yang saya sebutkan di atas, utamanya loratadine dan cetirizine, adalah obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga perolehannya hanya melalui resep dokter. Oleh karena itu, jika Mums mengalami alergi dan sedang hamil atau menyusui, sebaiknya tidak langsung mengonsumsi obat tanpa supervisi dokter.
Yang paling utama dari pencegahan dan penanganan alergi adalah mengidentifikasi penyebab alergi dan menghindarinya. Obat-obatan sifatnya hanya meredakan gejala, dan pada ibu hamil dan menyusui sebaiknya dilakukan pertimbangan risiko dan manfaat dari penggunaan obat tersebut, dengan diskusi antara pasien dan dokter. Salam sehat!
Baca juga: Mau Produksi ASI Banyak dan Lancar? Kurangi Stres dan Selalu Bahagia ya, Mums!
Referensi:
Kar S, Krishnan A, Preetha K, Mohankar A. A review of antihistamines used during pregnancy. J Pharmacol Pharmacother 2012;3:105-8
Powell, R., Leech, S., Till, S., Huber, P., Nasser, S. and Clark, A., 2015. BSACI guideline for the management of chronic urticaria and angioedema. Clinical & Experimental Allergy, 45(3), pp.547-565
Comment