Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : shella |
| Selasa, 12 November 2024 |
KalbarOnline - Perut buncit bukan hanya masalah estetika, tetapi juga bisa menjadi indikasi kondisi kesehatan yang kurang baik.
Beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele ternyata bisa menyebabkan perut buncit jika tidak dikendalikan.
Berikut beberapa kebiasaan yang umum ditemui:
Makanan tinggi gula dan lemak jenuh seperti camilan manis, makanan cepat saji, dan minuman bersoda dapat menambah jumlah lemak visceral, yaitu lemak yang terkumpul di sekitar organ dalam perut.
Gula berlebih dalam makanan tidak hanya menyebabkan penambahan berat badan tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Kualitas dan kuantitas tidur berpengaruh besar pada hormon yang mengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin.
Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar, yang akhirnya membuat seseorang mengonsumsi makanan berlebihan, terutama makanan yang tinggi kalori.
Kebiasaan makan cepat tanpa mengunyah dengan benar dapat mengakibatkan perut kembung dan produksi gas berlebih. Selain itu, makan cepat juga membuat otak terlambat menerima sinyal kenyang, sehingga meningkatkan kemungkinan makan berlebihan.
Alkohol memiliki kandungan kalori tinggi dan dapat memperlambat metabolisme tubuh. Minuman beralkohol juga sering kali meningkatkan rasa lapar dan mengurangi kendali diri, sehingga orang cenderung makan lebih banyak.
Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak lebih banyak di bagian perut. Selain itu, orang yang mengalami stres sering kali mencari kenyamanan dengan mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
Gaya hidup yang cenderung pasif atau kurang bergerak membuat kalori yang dikonsumsi lebih sulit terbakar. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, lemak tubuh, termasuk di area perut, akan bertambah seiring waktu. (she)
KalbarOnline - Perut buncit bukan hanya masalah estetika, tetapi juga bisa menjadi indikasi kondisi kesehatan yang kurang baik.
Beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele ternyata bisa menyebabkan perut buncit jika tidak dikendalikan.
Berikut beberapa kebiasaan yang umum ditemui:
Makanan tinggi gula dan lemak jenuh seperti camilan manis, makanan cepat saji, dan minuman bersoda dapat menambah jumlah lemak visceral, yaitu lemak yang terkumpul di sekitar organ dalam perut.
Gula berlebih dalam makanan tidak hanya menyebabkan penambahan berat badan tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Kualitas dan kuantitas tidur berpengaruh besar pada hormon yang mengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin.
Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar, yang akhirnya membuat seseorang mengonsumsi makanan berlebihan, terutama makanan yang tinggi kalori.
Kebiasaan makan cepat tanpa mengunyah dengan benar dapat mengakibatkan perut kembung dan produksi gas berlebih. Selain itu, makan cepat juga membuat otak terlambat menerima sinyal kenyang, sehingga meningkatkan kemungkinan makan berlebihan.
Alkohol memiliki kandungan kalori tinggi dan dapat memperlambat metabolisme tubuh. Minuman beralkohol juga sering kali meningkatkan rasa lapar dan mengurangi kendali diri, sehingga orang cenderung makan lebih banyak.
Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak lebih banyak di bagian perut. Selain itu, orang yang mengalami stres sering kali mencari kenyamanan dengan mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
Gaya hidup yang cenderung pasif atau kurang bergerak membuat kalori yang dikonsumsi lebih sulit terbakar. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, lemak tubuh, termasuk di area perut, akan bertambah seiring waktu. (she)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini