Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 05 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Italia, melaporkan temuan mengejutkan berdasar studi yang mereka lakukan. Seperti dilansir dari Reuters, menurut rumah sakit tersebut, sejumlah pasien sembuh Covid-19 di Italia mengalami tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi termasuk gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, insomnia, dan depresi.
Survei membuktikan bahwa separuh lebih dari 402 pasien yang diawasi usai menjalani pengobatan Covid-19 mengalami setidaknya satu gangguan kejiwaan dan sebanding dengan keparahan inflamasi selama sakit. Sebanyak 265 pasien pria dan 137 perempuan, kembali diperiksa setelah satu bulan dirawat di rumah sakit.
“Jelas bahwa inflamasi yang disebabkan oleh penyakit tersebut juga dapat bereaksi terhadap tingkat kejiwaan,” ungkap profesor Francesco Benedetti, ketua kelompok Unit Penelitian di Psychiatry and Clinical Psychobiology di San Raffaele, melalui pernyataan yang dilansir Reuters.
Laporan tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah Brain, Behavior and Immunity pada Senin (3/8). Berdasarkan wawancara klinis dan pertanyaan tentang penilaian diri, para dokter menemukan PTSD pada 28 persen kasus, depresi 31 persen, kecemasan 42 persen, dan insomnia 40 persen, terakhir gejala obsesif kompulsif 20 persen.
Berdasar studi, perempuan paling banyak mengalami kecemasan dan depresi meski keparahan infeksinya lebih rendah. “Kami berhipotesis bahwa ini bisa saja karena fungsi sistem imun yang berbeda,” ungkap Profesor Benedetti.
Sementara itu, efek kejiwaan yang tidak begitu serius ditemukan pada pasien rawat inap ketimbang pasien rawat jalan.
Prof Benedetti menambahkan bahwa ampak kejiwaan akibat Covid-19 dapat disebabkan baik dari respons imun terhadap virus itu sendiri maupun dari faktor stres psikologi seperti stigma, isolasi sosial, dan kekhawatiran penularan terhadap orang lain.
Hasil studi tersebut akan berimbas pada kekhawatiran soal potensi komplikasi kesehatan yang melemahkan bagi pasien sembuh Covid-19. Awal Agustus ini para ilmuwan memperingatkan kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus Korona pada pasien Covid-19.
KalbarOnline.com – Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Italia, melaporkan temuan mengejutkan berdasar studi yang mereka lakukan. Seperti dilansir dari Reuters, menurut rumah sakit tersebut, sejumlah pasien sembuh Covid-19 di Italia mengalami tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi termasuk gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, insomnia, dan depresi.
Survei membuktikan bahwa separuh lebih dari 402 pasien yang diawasi usai menjalani pengobatan Covid-19 mengalami setidaknya satu gangguan kejiwaan dan sebanding dengan keparahan inflamasi selama sakit. Sebanyak 265 pasien pria dan 137 perempuan, kembali diperiksa setelah satu bulan dirawat di rumah sakit.
“Jelas bahwa inflamasi yang disebabkan oleh penyakit tersebut juga dapat bereaksi terhadap tingkat kejiwaan,” ungkap profesor Francesco Benedetti, ketua kelompok Unit Penelitian di Psychiatry and Clinical Psychobiology di San Raffaele, melalui pernyataan yang dilansir Reuters.
Laporan tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah Brain, Behavior and Immunity pada Senin (3/8). Berdasarkan wawancara klinis dan pertanyaan tentang penilaian diri, para dokter menemukan PTSD pada 28 persen kasus, depresi 31 persen, kecemasan 42 persen, dan insomnia 40 persen, terakhir gejala obsesif kompulsif 20 persen.
Berdasar studi, perempuan paling banyak mengalami kecemasan dan depresi meski keparahan infeksinya lebih rendah. “Kami berhipotesis bahwa ini bisa saja karena fungsi sistem imun yang berbeda,” ungkap Profesor Benedetti.
Sementara itu, efek kejiwaan yang tidak begitu serius ditemukan pada pasien rawat inap ketimbang pasien rawat jalan.
Prof Benedetti menambahkan bahwa ampak kejiwaan akibat Covid-19 dapat disebabkan baik dari respons imun terhadap virus itu sendiri maupun dari faktor stres psikologi seperti stigma, isolasi sosial, dan kekhawatiran penularan terhadap orang lain.
Hasil studi tersebut akan berimbas pada kekhawatiran soal potensi komplikasi kesehatan yang melemahkan bagi pasien sembuh Covid-19. Awal Agustus ini para ilmuwan memperingatkan kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus Korona pada pasien Covid-19.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini