Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 12 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese menyusul dokumentasi Albanese mengenai pelanggaran Israel terhadap Palestina selama perang di Gaza.
Hal itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, dengan menyebut kalau Washington telah memberikan sanksi kepada pakar khusus PBB untuk wilayah Palestina itu, menyusul kritiknya terhadap kebijakan Washington di Gaza.
"Albanese telah menghadapi kritik keras dari Israel dan beberapa sekutunya atas kritiknya yang tak henti-hentinya dan tuduhan yang telah lama dilontarkannya bahwa Israel melakukan ‘genosida’ di Gaza," kata Rubio, dikutip dari laman CNBC Indonesia.
Tidak ada perincian yang diberikan mengenai sifat sanksi tersebut, yang mana PBB telah mendesak Washington untuk membatalkannya. Rubio hanya menyebut, bahwa Albanese telah melancarkan sejumlah aksi yang menyudutkan AS dan Israel serta mengutip dorongan figur asal Italia itu untuk penuntutan pejabat Israel di Mahkamah Internasional (ICC) sebagai dasar hukum untuk sanksi tersebut.
"Albanese telah melancarkan kampanye perang politik dan ekonomi melawan AS dan Israel," jelasnya.
"Bias tersebut telah terlihat jelas sepanjang kariernya, termasuk merekomendasikan agar ICC, tanpa dasar yang sah, mengeluarkan surat perintah penangkapan yang menargetkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant,” lanjut diplomat tinggi AS tersebut.
Rubio juga menyoroti soal laporan terbaru Albanese yang mendokumentasikan peran perusahaan internasional, termasuk perusahaan AS, dalam serangan Israel di Gaza, yang ia gambarkan sebagai genosida.
"Kami tidak akan menoleransi kampanye perang politik dan ekonomi ini, yang mengancam kepentingan dan kedaulatan nasional kami," ujarnya.
Albanese, yang menjabat sebagai pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, telah menjadi suara global terdepan dalam menyerukan tindakan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia Israel. Israel dan para pendukungnya telah menegur Albanese dan menyerukan agar ia dicopot dari jabatannya di PBB selama bertahun-tahun.
Sebelumnya pada hari Rabu, ia mengecam pemerintah-pemerintah Eropa karena mengizinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menggunakan wilayah udara mereka saat bepergian.
"Warga negara Italia, Prancis, dan Yunani berhak mengetahui bahwa setiap tindakan politik yang melanggar tatanan hukum (internasional), melemahkan dan membahayakan mereka semua. Dan kita semua," tulis Albanese dalam sebuah unggahan di media sosial.
Menanggapi manuver Trump ini, Kepala lembaga pemikir Pusat Kebijakan Internasional (CIP), Nancy Okail mengecam sanksi yang diberikan kepada Albanese. Ia menilai hal ini sekaligus menjadi bukti bagaimana AS akhirnya mengambil langkah yang mendukung kediktatoran.
"Menjatuhkan sanksi kepada pakar PBB memberikan sinyal bahwa AS bertindak seperti kediktatoran," ujar Okail. (**)
KALBARONLINE.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese menyusul dokumentasi Albanese mengenai pelanggaran Israel terhadap Palestina selama perang di Gaza.
Hal itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, dengan menyebut kalau Washington telah memberikan sanksi kepada pakar khusus PBB untuk wilayah Palestina itu, menyusul kritiknya terhadap kebijakan Washington di Gaza.
"Albanese telah menghadapi kritik keras dari Israel dan beberapa sekutunya atas kritiknya yang tak henti-hentinya dan tuduhan yang telah lama dilontarkannya bahwa Israel melakukan ‘genosida’ di Gaza," kata Rubio, dikutip dari laman CNBC Indonesia.
Tidak ada perincian yang diberikan mengenai sifat sanksi tersebut, yang mana PBB telah mendesak Washington untuk membatalkannya. Rubio hanya menyebut, bahwa Albanese telah melancarkan sejumlah aksi yang menyudutkan AS dan Israel serta mengutip dorongan figur asal Italia itu untuk penuntutan pejabat Israel di Mahkamah Internasional (ICC) sebagai dasar hukum untuk sanksi tersebut.
"Albanese telah melancarkan kampanye perang politik dan ekonomi melawan AS dan Israel," jelasnya.
"Bias tersebut telah terlihat jelas sepanjang kariernya, termasuk merekomendasikan agar ICC, tanpa dasar yang sah, mengeluarkan surat perintah penangkapan yang menargetkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant,” lanjut diplomat tinggi AS tersebut.
Rubio juga menyoroti soal laporan terbaru Albanese yang mendokumentasikan peran perusahaan internasional, termasuk perusahaan AS, dalam serangan Israel di Gaza, yang ia gambarkan sebagai genosida.
"Kami tidak akan menoleransi kampanye perang politik dan ekonomi ini, yang mengancam kepentingan dan kedaulatan nasional kami," ujarnya.
Albanese, yang menjabat sebagai pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, telah menjadi suara global terdepan dalam menyerukan tindakan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia Israel. Israel dan para pendukungnya telah menegur Albanese dan menyerukan agar ia dicopot dari jabatannya di PBB selama bertahun-tahun.
Sebelumnya pada hari Rabu, ia mengecam pemerintah-pemerintah Eropa karena mengizinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menggunakan wilayah udara mereka saat bepergian.
"Warga negara Italia, Prancis, dan Yunani berhak mengetahui bahwa setiap tindakan politik yang melanggar tatanan hukum (internasional), melemahkan dan membahayakan mereka semua. Dan kita semua," tulis Albanese dalam sebuah unggahan di media sosial.
Menanggapi manuver Trump ini, Kepala lembaga pemikir Pusat Kebijakan Internasional (CIP), Nancy Okail mengecam sanksi yang diberikan kepada Albanese. Ia menilai hal ini sekaligus menjadi bukti bagaimana AS akhirnya mengambil langkah yang mendukung kediktatoran.
"Menjatuhkan sanksi kepada pakar PBB memberikan sinyal bahwa AS bertindak seperti kediktatoran," ujar Okail. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini