Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 03 Februari 2018 |
Ari Wahyuli : Karet dulu menjadi komoditas primadona di Kalbar
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Harga komoditas karet tidak seperti harga tahun – tahun dulu. Namun saat ini harga karet bagi masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu pada khususnya bahkan masyarakat petani karet Kalimantan Barat pada umumnya tidak lagi menjadi primadona dan andalan sebagai mata pencarian hidup untuk menggerakan roda perekonomian.
Sekarang petani karet maupun masyarakat Kapuas Hulu yang bertanam karet tidak lagi menggantungkan hidup dengan komoditi karet yang sempat menjadi andalan masyarakat.
Ari Wahyuli salah seorang warga Kapuas Hulu yang memiliki kebun karet menuturkan, karet tidak lagi menjadi komoditi andalan bagi dirinya dan masyarakat setempat.
“Tidak seperti di tahun 2000, harga perkilogram karet pernah mencapai harga Rp22.000. Tetapi sekarang harga karet anjlok. Herannya, pemerintah tidak pernah menemukan solusi untuk mengatasi persoalan harga karet ini, sehingga berlarut-larut,” ucapnya, saat ditemui KalbarOnline, Jum’at (2/2).
Menurutnya, masyarakat Kapuas Hulu banyak yang bergantung dengan sektor perkebun karet untuk menggerak roda perekonomian sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Sekarang karet tidak lagi menjadi andalan kami, terus terang kami sangat mengeluh dengan kondisi harga karet anjlok sampai hari ini,” tukas Ari.
“Kami masih sangat menaruh harapan kepada Pemerintah terlebih khusus kepada pemimpin Kalimantan Barat yang nantinya terpilih, khususnya kepada Bang Midji dan Bang Norsan, jika menang dan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, kami harap dapat memperjuangkan nasib petani karet dan mampu menstabilkan kembali harga komoditi karet seperti di dekade tahun 2000 lalu, sehingga kesejahteraan maupun roda perekonomian petani karet maupun masyarakat yang memiliki kebun karet dapat meningkat dan bergairah lagi,” harap Ari Wahyuli. (Ishaq)
Ari Wahyuli : Karet dulu menjadi komoditas primadona di Kalbar
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Harga komoditas karet tidak seperti harga tahun – tahun dulu. Namun saat ini harga karet bagi masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu pada khususnya bahkan masyarakat petani karet Kalimantan Barat pada umumnya tidak lagi menjadi primadona dan andalan sebagai mata pencarian hidup untuk menggerakan roda perekonomian.
Sekarang petani karet maupun masyarakat Kapuas Hulu yang bertanam karet tidak lagi menggantungkan hidup dengan komoditi karet yang sempat menjadi andalan masyarakat.
Ari Wahyuli salah seorang warga Kapuas Hulu yang memiliki kebun karet menuturkan, karet tidak lagi menjadi komoditi andalan bagi dirinya dan masyarakat setempat.
“Tidak seperti di tahun 2000, harga perkilogram karet pernah mencapai harga Rp22.000. Tetapi sekarang harga karet anjlok. Herannya, pemerintah tidak pernah menemukan solusi untuk mengatasi persoalan harga karet ini, sehingga berlarut-larut,” ucapnya, saat ditemui KalbarOnline, Jum’at (2/2).
Menurutnya, masyarakat Kapuas Hulu banyak yang bergantung dengan sektor perkebun karet untuk menggerak roda perekonomian sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Sekarang karet tidak lagi menjadi andalan kami, terus terang kami sangat mengeluh dengan kondisi harga karet anjlok sampai hari ini,” tukas Ari.
“Kami masih sangat menaruh harapan kepada Pemerintah terlebih khusus kepada pemimpin Kalimantan Barat yang nantinya terpilih, khususnya kepada Bang Midji dan Bang Norsan, jika menang dan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, kami harap dapat memperjuangkan nasib petani karet dan mampu menstabilkan kembali harga komoditi karet seperti di dekade tahun 2000 lalu, sehingga kesejahteraan maupun roda perekonomian petani karet maupun masyarakat yang memiliki kebun karet dapat meningkat dan bergairah lagi,” harap Ari Wahyuli. (Ishaq)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini