Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 03 November 2025 |
KALBARONLINE.com - Kurangnya pengawasan Program Percepatan Peningkatan dan Tata Guna Irigasi Air (P3-TGAI) di Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, menjadi pertanyaan sejumlah masyarakat.
Seperti diketahui, P3-TGAI tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan jumlah pagu Rp 195 juta. Proyek ini disebut-sebut jauh dari kualitas yang ditentukan.
Proyek P3-TGAI di Desa Benawai Agung dinilai tidak sesuai kualitas spek, terutama pada beton dinding dan lantai yang banyak pecah, pasangan kayu cerucuk untuk menopang lantai diduga juga tidak dipasang yang berakibat pada umur konstruksi cepat rusak.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Benawai Agung, Kasrani mengatakan, bahwa sistem pengawasan bukan konsultan ataupun yang membuat Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Namun menurutnya pada saat sosialisasi ia menegaskan kepada para kelompok penerima manfaat P3-TGAI untuk menjaga kualitas sesuai RAB.
"Saya bilang, tolong pekerjaan ini sesuai dengan RAB, kualitas dijaga, manfaatnya diperhatikan, saya tidak mau terjadi seperti tahun tahun sebelumnya, cuman saya tidak bisa menyebutkan satu persatu lah," ungkap Kasrani menirukan seruan dirinya saat sosialisasi program tersebut, Sabtu (01/10/2025).
Dirinya belajar dari tahun sebelumnya dimana program ini dikerjakan asal asalan, tidak sesuai dengan lebar dan panjang yang sudah tertuang dalam RAB.
"Dulu ada kegiatan seperti ini, panjangnya sekian lebarnya sekian, tidak sesuai, bahkan ngulang (dikerjakan) kan, mungkin sekarang sudah selesai kali ya, yang dulu bermasalah itu, saya pun tidak tau juga," ujarnya.
Kasrani menyebutkan, pelbagai persoalan yang ada serta potensi persoalan bakal berulang semuanya sudah ia sampaikan kepada kelompok penerima manfaat P3-TGAI, terutama terkait dengan beton dinding dan lantai yang banyak retak namun masih dipasang, menurutnya karena kegiatan itu belum selesai 100%.
"Pekerjaan ini kan baru 70%, mungkin ada yang belum jadi juga, karena anggarannya baru 70%, mungkin mereka tetap akan mengajukan sisanya yang 30%, supaya mencapai 100% ya," ungkapnya
Lebih lanjut dirinya mengatakan, untuk yang pecah ataupun rusak menurut Kasrani akan diperbaiki, ia berkomitmen untuk tetap mengawasi program yang bersumber dari APBN tersebut.
"Saya selaku kepala desa tetap akan mengawasi, yang mana pecah tolong diganti, sementara ini kan baru mulai ni," katanya.
Di sisi lain, Kasrani menyangkal bahwa program P3-TGAI tersebut dikerjakan langsung oleh kelompok penerima manfaat, melainkan proyek itu dikerjakan oleh oknum partai.
"Sementara ini sih tidak ada, itu langsung kelompok-kelompok, dan tidak ada yang menanyakan, berarti mereka tau, saya rasa mereka sudah transparan terhadap kelompok penerima," pungkasnya. (Sans)
KALBARONLINE.com - Kurangnya pengawasan Program Percepatan Peningkatan dan Tata Guna Irigasi Air (P3-TGAI) di Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, menjadi pertanyaan sejumlah masyarakat.
Seperti diketahui, P3-TGAI tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan jumlah pagu Rp 195 juta. Proyek ini disebut-sebut jauh dari kualitas yang ditentukan.
Proyek P3-TGAI di Desa Benawai Agung dinilai tidak sesuai kualitas spek, terutama pada beton dinding dan lantai yang banyak pecah, pasangan kayu cerucuk untuk menopang lantai diduga juga tidak dipasang yang berakibat pada umur konstruksi cepat rusak.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Benawai Agung, Kasrani mengatakan, bahwa sistem pengawasan bukan konsultan ataupun yang membuat Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Namun menurutnya pada saat sosialisasi ia menegaskan kepada para kelompok penerima manfaat P3-TGAI untuk menjaga kualitas sesuai RAB.
"Saya bilang, tolong pekerjaan ini sesuai dengan RAB, kualitas dijaga, manfaatnya diperhatikan, saya tidak mau terjadi seperti tahun tahun sebelumnya, cuman saya tidak bisa menyebutkan satu persatu lah," ungkap Kasrani menirukan seruan dirinya saat sosialisasi program tersebut, Sabtu (01/10/2025).
Dirinya belajar dari tahun sebelumnya dimana program ini dikerjakan asal asalan, tidak sesuai dengan lebar dan panjang yang sudah tertuang dalam RAB.
"Dulu ada kegiatan seperti ini, panjangnya sekian lebarnya sekian, tidak sesuai, bahkan ngulang (dikerjakan) kan, mungkin sekarang sudah selesai kali ya, yang dulu bermasalah itu, saya pun tidak tau juga," ujarnya.
Kasrani menyebutkan, pelbagai persoalan yang ada serta potensi persoalan bakal berulang semuanya sudah ia sampaikan kepada kelompok penerima manfaat P3-TGAI, terutama terkait dengan beton dinding dan lantai yang banyak retak namun masih dipasang, menurutnya karena kegiatan itu belum selesai 100%.
"Pekerjaan ini kan baru 70%, mungkin ada yang belum jadi juga, karena anggarannya baru 70%, mungkin mereka tetap akan mengajukan sisanya yang 30%, supaya mencapai 100% ya," ungkapnya
Lebih lanjut dirinya mengatakan, untuk yang pecah ataupun rusak menurut Kasrani akan diperbaiki, ia berkomitmen untuk tetap mengawasi program yang bersumber dari APBN tersebut.
"Saya selaku kepala desa tetap akan mengawasi, yang mana pecah tolong diganti, sementara ini kan baru mulai ni," katanya.
Di sisi lain, Kasrani menyangkal bahwa program P3-TGAI tersebut dikerjakan langsung oleh kelompok penerima manfaat, melainkan proyek itu dikerjakan oleh oknum partai.
"Sementara ini sih tidak ada, itu langsung kelompok-kelompok, dan tidak ada yang menanyakan, berarti mereka tau, saya rasa mereka sudah transparan terhadap kelompok penerima," pungkasnya. (Sans)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini