Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 23 September 2025 |
KALBARONLINE.com — Kasus keracunan massal yang menimpa 20 siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Selasa (23/09/2025), memicu kemarahan publik dan membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bergerak cepat.
Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam.
Saat menjenguk korban di RSUD dr. Agoesdjam, Jamhuri menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menekankan bahwa dapur penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan dievaluasi ketat.
“Kalau terjadi kesalahan prosedur, tidak menutup kemungkinan kita akan rekomendasikan sanksi. Kepala dapur harus bertanggung jawab. Pengawasan dan pengelolaan makanan ini menyangkut nyawa siswa kita. Tidak boleh ada kelalaian,” tegasnya dengan nada serius.
Jamhuri juga menyoroti adanya indikasi lemahnya pengawasan dalam proses pengolahan dan penyajian makanan. Ia menegaskan evaluasi akan dilakukan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan dinas terkait.
“Kita akan berkoordinasi dengan pihak BGN untuk mengevaluasi, barangkali ada yang salah. Jadi mungkin ada yang dimasak, disajikan, ini tidak menutup kemungkinan siswa didik kita terganggu dengan makanan yang tidak layak. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang memastikan penanganan medis terhadap para korban dilakukan cepat. Dari laporan, 16 anak dan 1 orang dewasa harus dirujuk ke RSUD dr. Agoesdjam, sementara satu pasien tambahan mengalami gejala ringan.
“Kondisi pasien kini membaik. Semua biaya ditanggung Pemkab,” jelasnya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program MBG di Ketapang. Publik mendesak pemerintah tidak hanya berhenti pada evaluasi, tetapi juga menindak tegas pihak yang lalai hingga menyebabkan puluhan siswa terkapar setelah menyantap makanan dari dapur MBG.
Pemkab Ketapang berjanji memperketat pengawasan agar kasus serupa tidak terulang. Namun, masyarakat menanti bukti nyata, bukan sekadar janji. (Adi LC)
KALBARONLINE.com — Kasus keracunan massal yang menimpa 20 siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Selasa (23/09/2025), memicu kemarahan publik dan membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bergerak cepat.
Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam.
Saat menjenguk korban di RSUD dr. Agoesdjam, Jamhuri menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menekankan bahwa dapur penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan dievaluasi ketat.
“Kalau terjadi kesalahan prosedur, tidak menutup kemungkinan kita akan rekomendasikan sanksi. Kepala dapur harus bertanggung jawab. Pengawasan dan pengelolaan makanan ini menyangkut nyawa siswa kita. Tidak boleh ada kelalaian,” tegasnya dengan nada serius.
Jamhuri juga menyoroti adanya indikasi lemahnya pengawasan dalam proses pengolahan dan penyajian makanan. Ia menegaskan evaluasi akan dilakukan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan dinas terkait.
“Kita akan berkoordinasi dengan pihak BGN untuk mengevaluasi, barangkali ada yang salah. Jadi mungkin ada yang dimasak, disajikan, ini tidak menutup kemungkinan siswa didik kita terganggu dengan makanan yang tidak layak. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang memastikan penanganan medis terhadap para korban dilakukan cepat. Dari laporan, 16 anak dan 1 orang dewasa harus dirujuk ke RSUD dr. Agoesdjam, sementara satu pasien tambahan mengalami gejala ringan.
“Kondisi pasien kini membaik. Semua biaya ditanggung Pemkab,” jelasnya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program MBG di Ketapang. Publik mendesak pemerintah tidak hanya berhenti pada evaluasi, tetapi juga menindak tegas pihak yang lalai hingga menyebabkan puluhan siswa terkapar setelah menyantap makanan dari dapur MBG.
Pemkab Ketapang berjanji memperketat pengawasan agar kasus serupa tidak terulang. Namun, masyarakat menanti bukti nyata, bukan sekadar janji. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini