Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 26 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Pandemi covid-19 belum juga berakhir. Situasi itu berdampak pada tren bisnis. Beberapa korporasi bertahan dengan pendapatan yang menipis. Ada pula yang mencatat laba minus.
Contohnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang mencatat pendapatan bersih sebesar USD 1,2 juta di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan tersebut tercatat sampai September 2020.
Angka tersebut sejatinya turun sebesar 8,6 persen dari periode tahun sebelumnya, yakni USD 1,3 juta. Penurunan itu karena harga penjualan rata-rata produk Olefins dan Polyolefins lebih rendah.
Direktur Perseroan Chandra Asri Petrochemical, Suryandi, mengklaim permintaan masih sehat berkelanjutan. Namun untuk laba bersih minus USD 19 juta jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar USD 32,1 juta. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar USD 51 juta yang sebagian besar disebabkan margin produk yang terkompresi pada kuartal 2020. Lalu diimbangi dengan pengendalian biaya atas pengeluaran operasi yang lebih ketat dan pajak yang lebih rendah.
Sedangkan, EBITDA perusahaan secara tahunan sebesar USD 66 juta dan mengurangi kerugian bersih sebesar USD 19 juta.
Direktur Perseroan Suryandi mengatakan, pihaknya terus dapat menjual volume produksi secara stabil tanpa penurunan permintaan pasar domestik yang dinamis. Terdapat perbaikan pada paruh kedua tahun ini karena pemulihan permintaan dari Tiongkok dan Asia Timur Laut.
“Kekuatan bisnis karena adanya permintaan akan kemasan plastik sebagai produk berbiaya rendah dan higienis, dan fokus berkelanjutan kami pada keunggulan operasional untuk memberikan operasi yang lancar dan aman,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (26/10).
Dia menyebut posisi neraca tetap solid dengan kumpulan likuiditas sebesar USD 797 juta per 30 September 2020 termasuk kas dan setara kas sebesar USD 516 juta. Pihaknya secara proaktif melakukan percepatan pelunasan sebesar USD 125 juta dari secured term loan terakhir pada Juli 2020 yang jatuh temponya tahun 2023).
Perusahaan kembali membeli obligasi dolar yang sebesar USD 20 juta di pasar terbuka, dan menerbitkan obligasi Rupiah dalam negeri sebesar USD 68 juta untuk mengelola struktur modal sekaligus mengurangi biaya pendanaan secara keseluruhan.
Baca juga:
Adapun aset perusahaan turun 5,5 persen menjadi USD 3,259.9 juta pada 30 September 2020, dibandingkan dengan USD 3,451.2 juta pada 31 Desember 2019. Sebagian besar disebabkan oleh percepatan pelunasan pada Juli 2020 sebesar USD 125 juta dari secured term loan terakhir Chandra Asri dengan pokok pinjaman yang semula sebesar USD 199,8 juta yang jatuh tempo di 2023, yang menurunkan kas dan setara kas.
“Hal ini juga dibarengi dengan penurunan piutang usaha sebagai bagian dari fokus Perseroan pada kas untuk mengoptimalkan modal kerja,” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pandemi covid-19 belum juga berakhir. Situasi itu berdampak pada tren bisnis. Beberapa korporasi bertahan dengan pendapatan yang menipis. Ada pula yang mencatat laba minus.
Contohnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang mencatat pendapatan bersih sebesar USD 1,2 juta di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan tersebut tercatat sampai September 2020.
Angka tersebut sejatinya turun sebesar 8,6 persen dari periode tahun sebelumnya, yakni USD 1,3 juta. Penurunan itu karena harga penjualan rata-rata produk Olefins dan Polyolefins lebih rendah.
Direktur Perseroan Chandra Asri Petrochemical, Suryandi, mengklaim permintaan masih sehat berkelanjutan. Namun untuk laba bersih minus USD 19 juta jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar USD 32,1 juta. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar USD 51 juta yang sebagian besar disebabkan margin produk yang terkompresi pada kuartal 2020. Lalu diimbangi dengan pengendalian biaya atas pengeluaran operasi yang lebih ketat dan pajak yang lebih rendah.
Sedangkan, EBITDA perusahaan secara tahunan sebesar USD 66 juta dan mengurangi kerugian bersih sebesar USD 19 juta.
Direktur Perseroan Suryandi mengatakan, pihaknya terus dapat menjual volume produksi secara stabil tanpa penurunan permintaan pasar domestik yang dinamis. Terdapat perbaikan pada paruh kedua tahun ini karena pemulihan permintaan dari Tiongkok dan Asia Timur Laut.
“Kekuatan bisnis karena adanya permintaan akan kemasan plastik sebagai produk berbiaya rendah dan higienis, dan fokus berkelanjutan kami pada keunggulan operasional untuk memberikan operasi yang lancar dan aman,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (26/10).
Dia menyebut posisi neraca tetap solid dengan kumpulan likuiditas sebesar USD 797 juta per 30 September 2020 termasuk kas dan setara kas sebesar USD 516 juta. Pihaknya secara proaktif melakukan percepatan pelunasan sebesar USD 125 juta dari secured term loan terakhir pada Juli 2020 yang jatuh temponya tahun 2023).
Perusahaan kembali membeli obligasi dolar yang sebesar USD 20 juta di pasar terbuka, dan menerbitkan obligasi Rupiah dalam negeri sebesar USD 68 juta untuk mengelola struktur modal sekaligus mengurangi biaya pendanaan secara keseluruhan.
Baca juga:
Adapun aset perusahaan turun 5,5 persen menjadi USD 3,259.9 juta pada 30 September 2020, dibandingkan dengan USD 3,451.2 juta pada 31 Desember 2019. Sebagian besar disebabkan oleh percepatan pelunasan pada Juli 2020 sebesar USD 125 juta dari secured term loan terakhir Chandra Asri dengan pokok pinjaman yang semula sebesar USD 199,8 juta yang jatuh tempo di 2023, yang menurunkan kas dan setara kas.
“Hal ini juga dibarengi dengan penurunan piutang usaha sebagai bagian dari fokus Perseroan pada kas untuk mengoptimalkan modal kerja,” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini