Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 16 November 2025 |
KALBARONLINE.com – Warga yang tengah gotong royong membersihkan Parit Sungai Jawi Pal Tiga mendadak riuh ketika satu unit eskavator amfibi mengapung masuk ke jalur parit. Alat berat berkapasitas 8 ton itu melaju pelan sambil mengeruk eceng gondok dan endapan lumpur yang menumpuk di badan parit.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan turun langsung meninjau uji coba alat buatan PT Pindad tersebut. Menurut Edi, eskavator amfibi ini dibeli lewat APBD dengan nilai sekitar Rp6 miliar dan digunakan pertama kali untuk membersihkan gulma dan sedimentasi yang menghambat aliran air di Parit Sungai Jawi—salah satu jalur drainase utama di Pontianak Kota dan Pontianak Barat.
“Harapan kita, drainasenya makin lancar. Parit Sungai Jawi ini vital bagi aliran air kota,” kata Edi, Minggu (16/11/2025).
Ia mengatakan, tahun ini baru satu unit yang dioperasikan, namun Pemkot berencana menambah unit dengan ukuran lebih kecil agar bisa menjangkau lorong-lorong dan jalur sempit di kawasan pusat kota. Selain gulma, endapan lumpur yang cukup tinggi disebut menjadi penyebab utama lambatnya arus harian.
Edi juga memastikan penataan kawasan tetap dilakukan. Parit akan mempertahankan jalan paralel di kedua sisi dan tidak boleh ada bangunan baru berdiri menutupi tepian parit. Sejumlah jembatan tak lagi fungsional juga segera dibongkar, hanya menyisakan yang benar-benar dibutuhkan.
“Ke depan, kita ingin parit ini jadi kawasan wisata air. Airnya mengalir lancar ke Sungai Kapuas sampai bermuara ke Kakap. Kalau alirannya baik, biota ikan juga bisa kembali, dan warga bisa memanfaatkannya, misalnya buat memancing,” ujarnya.
Mengenai pendangkalan, Edi mengingatkan bahwa topografi Pontianak—yang berada dekat permukaan laut—membuat sedimentasi cepat terbentuk. Karena itu, pengerukan dan pembersihan sampah perlu dilakukan secara rutin. Kesadaran warga menjaga kebersihan parit menjadi faktor penting agar fungsi drainase tetap optimal.
“Masyarakat juga harus ikut menjaga. Parit ini bagian dari kehidupan warga kota,” tambahnya.
Dari sisi teknis, Vice President Pemasaran dan Penjualan PT Pindad, Yanto Sugiharto menjelaskan bahwa eskavator amfibi yang digunakan Pemkot adalah salah satu dari tiga tipe yang diproduksi Pindad, yakni 20 ton, 8 ton, dan 5 ton. Model 8 ton dipilih karena paling sesuai dengan karakter parit di Pontianak.
“Untuk parit kecil ada yang 5 ton, sedangkan untuk pengerukan besar ada yang 20 ton. Unit 8 ton ini sangat cocok untuk kondisi Pontianak,” jelas Yanto.
Untuk memastikan keberlanjutan operasional, Pindad memberikan garansi satu tahun dan dukungan suku cadang selama 20 tahun. Layanan purnajual juga disiapkan jika Pemkot membutuhkan bantuan teknis maupun pelatihan lanjutan.
“Unit 8 ton ini kami serahkan sesuai kontrak dengan PUPR Kota Pontianak. Jika dibutuhkan, kami siap sosialisasikan opsi alat untuk parit berukuran kecil,” tutupnya.
Dengan hadirnya eskavator amfibi ini, Pemkot Pontianak berharap proses pembersihan parit bisa berlangsung lebih cepat, efisien, dan berdampak langsung pada pengendalian banjir serta pengembangan wisata air di masa mendatang. (Red)
KALBARONLINE.com – Warga yang tengah gotong royong membersihkan Parit Sungai Jawi Pal Tiga mendadak riuh ketika satu unit eskavator amfibi mengapung masuk ke jalur parit. Alat berat berkapasitas 8 ton itu melaju pelan sambil mengeruk eceng gondok dan endapan lumpur yang menumpuk di badan parit.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan turun langsung meninjau uji coba alat buatan PT Pindad tersebut. Menurut Edi, eskavator amfibi ini dibeli lewat APBD dengan nilai sekitar Rp6 miliar dan digunakan pertama kali untuk membersihkan gulma dan sedimentasi yang menghambat aliran air di Parit Sungai Jawi—salah satu jalur drainase utama di Pontianak Kota dan Pontianak Barat.
“Harapan kita, drainasenya makin lancar. Parit Sungai Jawi ini vital bagi aliran air kota,” kata Edi, Minggu (16/11/2025).
Ia mengatakan, tahun ini baru satu unit yang dioperasikan, namun Pemkot berencana menambah unit dengan ukuran lebih kecil agar bisa menjangkau lorong-lorong dan jalur sempit di kawasan pusat kota. Selain gulma, endapan lumpur yang cukup tinggi disebut menjadi penyebab utama lambatnya arus harian.
Edi juga memastikan penataan kawasan tetap dilakukan. Parit akan mempertahankan jalan paralel di kedua sisi dan tidak boleh ada bangunan baru berdiri menutupi tepian parit. Sejumlah jembatan tak lagi fungsional juga segera dibongkar, hanya menyisakan yang benar-benar dibutuhkan.
“Ke depan, kita ingin parit ini jadi kawasan wisata air. Airnya mengalir lancar ke Sungai Kapuas sampai bermuara ke Kakap. Kalau alirannya baik, biota ikan juga bisa kembali, dan warga bisa memanfaatkannya, misalnya buat memancing,” ujarnya.
Mengenai pendangkalan, Edi mengingatkan bahwa topografi Pontianak—yang berada dekat permukaan laut—membuat sedimentasi cepat terbentuk. Karena itu, pengerukan dan pembersihan sampah perlu dilakukan secara rutin. Kesadaran warga menjaga kebersihan parit menjadi faktor penting agar fungsi drainase tetap optimal.
“Masyarakat juga harus ikut menjaga. Parit ini bagian dari kehidupan warga kota,” tambahnya.
Dari sisi teknis, Vice President Pemasaran dan Penjualan PT Pindad, Yanto Sugiharto menjelaskan bahwa eskavator amfibi yang digunakan Pemkot adalah salah satu dari tiga tipe yang diproduksi Pindad, yakni 20 ton, 8 ton, dan 5 ton. Model 8 ton dipilih karena paling sesuai dengan karakter parit di Pontianak.
“Untuk parit kecil ada yang 5 ton, sedangkan untuk pengerukan besar ada yang 20 ton. Unit 8 ton ini sangat cocok untuk kondisi Pontianak,” jelas Yanto.
Untuk memastikan keberlanjutan operasional, Pindad memberikan garansi satu tahun dan dukungan suku cadang selama 20 tahun. Layanan purnajual juga disiapkan jika Pemkot membutuhkan bantuan teknis maupun pelatihan lanjutan.
“Unit 8 ton ini kami serahkan sesuai kontrak dengan PUPR Kota Pontianak. Jika dibutuhkan, kami siap sosialisasikan opsi alat untuk parit berukuran kecil,” tutupnya.
Dengan hadirnya eskavator amfibi ini, Pemkot Pontianak berharap proses pembersihan parit bisa berlangsung lebih cepat, efisien, dan berdampak langsung pada pengendalian banjir serta pengembangan wisata air di masa mendatang. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini