Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 17 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com – Stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan manusia di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kalbar mencapai 26,8 persen atau sekitar satu dari empat balita mengalami kekurangan gizi kronis.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Rindang Gunawati, dalam kegiatan pengenalan program Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia atau Pasti, di Goffee Pontianak, Kamis (16/10/25).
Kondisi itu disebut Rindang tentunya akan berdampak langsung terhadap perkembangan otak, kesehatan, hingga produktivitas anak di masa depan.
“Masalah stunting tidak hanya soal asupan makanan, tetapi juga pola pengasuhan, layanan kesehatan, dan kesadaran keluarga sejak masa pranikah,” jelas Rindang.
Lebih lanjut ia menegaskan, percepatan penurunan stunting memerlukan sinergi lintas sektor serta pendekatan berbasis komunitas.
Sebab itu, menjawab kebutuhan tersebut, program Pasti hadir sebagai kemitraan strategis antara BKKBN, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) hingga Januari 2027.
National Program Manager Program PASTI, Hotmianida Panjaitan menjelaskan, program ini berfokus pada intervensi gizi lokal, edukasi remaja, serta penguatan kelembagaan daerah untuk mempercepat penurunan stunting sesuai strategi nasional.
Ia menuturkan, upaya penurunan stunting di sejumlah wilayah Kalimantan Barat mulai menunjukkan hasil positif melalui program Pasti.
Hingga September 2025, program ini telah menjangkau 2.901 orang dewasa dan 996 anak di Kabupaten Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, dan Sekadau. Sebanyak 249 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah dilatih, meningkatkan pengetahuan masyarakat hingga 94,5 persen.
Selain itu, 113 remaja peer educator berhasil memberikan edukasi tentang kesehatan remaja, gizi, pencegahan anemia, dan stunting kepada lebih dari 700 remaja usia 15 - 19 tahun.
“Kami percaya bahwa pemenuhan gizi dan kesejahteraan anak bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Karena itu, kami menggandeng kader dan remaja sebagai agen perubahan di tingkat desa hingga kabupaten,” ujarnya.
Hotmianida menambahkan, pendekatan yang digunakan bersifat adaptif terhadap kebutuhan lokal dan memperhatikan budaya masyarakat setempat.
Salah satu intervensi nyata yang dilakukan adalah kelas Pos Gizi DASHAT yang menyasar balita dan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Melalui sesi edukasi dan praktik memasak berbahan pangan lokal, program ini berhasil meningkatkan berat badan anak dan ibu hamil secara signifikan.
“Perubahan paling terasa adalah meningkatnya pemahaman masyarakat soal gizi dan pola pengasuhan. Dulu banyak yang hanya fokus membuat anak kenyang, sekarang mulai sadar pentingnya gizi seimbang,” ujar Elis salah satu kader Program Pasti.
Marsiti, seorang ibu baduta asal Kabupaten Kubu Raya, juga merasakan manfaat program tersebut.
“Berat anak saya naik sekitar 500 gram setelah ikut kegiatan. Sekarang saya lebih paham soal menu sehat, dan keluarga ikut bantu saat makan bersama,” tuturnya.
Komitmen pemerintah daerah turut menjadi kunci keberhasilan program. Di Kabupaten Kubu Raya, program Pasti bahkan sudah terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan rencana strategis perangkat daerah.
“Pasti memperkuat kerja kami dalam pelatihan kader dan pendampingan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan pendekatan berbasis data dan perubahan perilaku,” jelas Ica Rusmi Julhizati, perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Kubu Raya.
Dengan kolaborasi lintas sektor, edukasi berkelanjutan, dan pendekatan berbasis masyarakat, Program PASTI diharapkan mampu menjadi model percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat—menuju generasi sehat, cerdas, dan produktif. (Lid)
KALBARONLINE.com – Stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan manusia di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kalbar mencapai 26,8 persen atau sekitar satu dari empat balita mengalami kekurangan gizi kronis.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Rindang Gunawati, dalam kegiatan pengenalan program Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia atau Pasti, di Goffee Pontianak, Kamis (16/10/25).
Kondisi itu disebut Rindang tentunya akan berdampak langsung terhadap perkembangan otak, kesehatan, hingga produktivitas anak di masa depan.
“Masalah stunting tidak hanya soal asupan makanan, tetapi juga pola pengasuhan, layanan kesehatan, dan kesadaran keluarga sejak masa pranikah,” jelas Rindang.
Lebih lanjut ia menegaskan, percepatan penurunan stunting memerlukan sinergi lintas sektor serta pendekatan berbasis komunitas.
Sebab itu, menjawab kebutuhan tersebut, program Pasti hadir sebagai kemitraan strategis antara BKKBN, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) hingga Januari 2027.
National Program Manager Program PASTI, Hotmianida Panjaitan menjelaskan, program ini berfokus pada intervensi gizi lokal, edukasi remaja, serta penguatan kelembagaan daerah untuk mempercepat penurunan stunting sesuai strategi nasional.
Ia menuturkan, upaya penurunan stunting di sejumlah wilayah Kalimantan Barat mulai menunjukkan hasil positif melalui program Pasti.
Hingga September 2025, program ini telah menjangkau 2.901 orang dewasa dan 996 anak di Kabupaten Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, dan Sekadau. Sebanyak 249 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah dilatih, meningkatkan pengetahuan masyarakat hingga 94,5 persen.
Selain itu, 113 remaja peer educator berhasil memberikan edukasi tentang kesehatan remaja, gizi, pencegahan anemia, dan stunting kepada lebih dari 700 remaja usia 15 - 19 tahun.
“Kami percaya bahwa pemenuhan gizi dan kesejahteraan anak bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Karena itu, kami menggandeng kader dan remaja sebagai agen perubahan di tingkat desa hingga kabupaten,” ujarnya.
Hotmianida menambahkan, pendekatan yang digunakan bersifat adaptif terhadap kebutuhan lokal dan memperhatikan budaya masyarakat setempat.
Salah satu intervensi nyata yang dilakukan adalah kelas Pos Gizi DASHAT yang menyasar balita dan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Melalui sesi edukasi dan praktik memasak berbahan pangan lokal, program ini berhasil meningkatkan berat badan anak dan ibu hamil secara signifikan.
“Perubahan paling terasa adalah meningkatnya pemahaman masyarakat soal gizi dan pola pengasuhan. Dulu banyak yang hanya fokus membuat anak kenyang, sekarang mulai sadar pentingnya gizi seimbang,” ujar Elis salah satu kader Program Pasti.
Marsiti, seorang ibu baduta asal Kabupaten Kubu Raya, juga merasakan manfaat program tersebut.
“Berat anak saya naik sekitar 500 gram setelah ikut kegiatan. Sekarang saya lebih paham soal menu sehat, dan keluarga ikut bantu saat makan bersama,” tuturnya.
Komitmen pemerintah daerah turut menjadi kunci keberhasilan program. Di Kabupaten Kubu Raya, program Pasti bahkan sudah terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan rencana strategis perangkat daerah.
“Pasti memperkuat kerja kami dalam pelatihan kader dan pendampingan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan pendekatan berbasis data dan perubahan perilaku,” jelas Ica Rusmi Julhizati, perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Kubu Raya.
Dengan kolaborasi lintas sektor, edukasi berkelanjutan, dan pendekatan berbasis masyarakat, Program PASTI diharapkan mampu menjadi model percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat—menuju generasi sehat, cerdas, dan produktif. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini