Pontianak    

Ribut Soal SILPA, Midji : Baru Bangun Tidur, Belum Gosok Gigi, Sudah Sarapan

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 10 Januari 2020
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Sindir para

pengkritik

KalbarOnline,

Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menjawab ringan tudingan

sejumlah pihak menyangkut SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) tahun 2019. Midji

mengibaratkan pihak-pihak yang meributkan soal SILPA sebagai orang baru bangun

tidur, belum gosok gigi tetapi sudah sarapan.

Sutarmidji mengungkapkan, SILPA Kalbar tahun 2019 secara final

mencapai Rp570 miliar lantaran dilakukan beberapa penghematan-penghematan. Selain

itu, terdapat 11 kegiatan di tahun 2019 yang ditunda ke tahun 2020 yang

nilainya cukup besar lantaran waktu yang ada tidak memungkinan untuk

penyelesaian. Kemudian, dikatakan Midji, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi

Kalbar over target, mencapai sekitar 103 persen lebih.

“Memang sebelumnya perkiraan kita, SILPA itu sebesar Rp1,1

triliun tapi itu saya samapiakan pertanggal 20 Desember, sedangkan pembayaran

berjalan sampai 31 Desember. Jadi, sisa anggaran final sekitar Rp570 miliar. Ada

11 kegiatan tahun 2019 yang nilainya besar kita tunda ke tahun 2020, karena

saya ingin pengerjaan tidak dilakukan tergesa-gesa. Kemudian, pendapatan asli

daerah (PAD) kita itu mencapai 103 persen lebih, artinya lebih sekitar 3 persen

lebih dan inikan bagus,” ujarnya.

Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura itu juga menegaskan

bahwa tingginya sisa anggaran (SILPA) tersebut lantaran APBD tahun 2019 itu

sudah tersusun ketika dirinya bersama Ria Norsan dilantik sebagai Gubernur dan

Wakil Gubernur.

“Ada yang bilang, pemerintahan saya sudah satu tahun, betul.

Tapi APBD 2019 itu strukturnya sudah jadi ketika saya dengan Pak Ria Norsan

dilantik. Saya hanya bisa geser beberapa persen saja. Tapi saya tak salahkan

siapapun, semuanya tanggung jawab saya sebagai pelaksana. Nah, tahun APBD 2020

ini murni implementasi dari program-program saya dan Pak Ria Norsan,” tegasnya.

“Soal SILPA ndak ade masalah, makanya lihat saya bicara, itu

kan bergerak terus sampai tutup anggaran 31 Desember. Saya ngomong tanggal 20

berarti pertanggal 20. Itu kan perkiraan awal,” tandasnya.

Sebelumnya, Midji juga sempat menanggapi berbagai kritikan

mengenai SILPA Kalbar 2019 melalui akun facebooknya. Berikut postingannya;

“Ribut ttg sisa Anggaran saye senyam senyum jak krn yg komen

ibarat orang baru bangun tidur belum gosok gigi sdh sarapan. Cobalah baca

datanya dulu. Sy bilang sisa anggaran 1,1 T itukan tanggal 20 an Desember

sedangkan pembayaran sampai 31 Desember. Sisa anggaran final sekitar 570 M,

karena Pendapatan Asli Daerah over target 103 persen lebih. Prediksi awal 360

M. Insya Allah tahun ini bisa selesaikan rumah sakit dan jalan jalan. Jangan

dengar info yg belum jelas sy yg tanggungjawab terhadap realisasi anggaran,”

tulis Midji lewat akun faceboknya @BangMidji.

Diketahui juga, berbagai pelaksanaan program serta

implementasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalbar tahun 2019

sudah disampaikan Midji kepada awak media pada tanggal 23 Desember 2019 lalu. Di

kesempatan itu, Midji menegaskan bahwa di tahun 2019 ini secara keseluruhan

berjalan lancar, namun diakuinya juga terdapat beberapa hal yang perlu

disampaikan ke publik.

Salah satunya terkait penyerapan anggaran. Di mana tahun 2019

ini perkiraan serapan anggaran hanya mencapai sekitar 91 persen. Jauh menurun

dari tahun sebelumnya yang mampu mencapai angka 98 persen. Akibatnya angka Sisa

Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) juga cukup tinggi yakni mencapai sekitar Rp1

triliun lebih.

“Supaya tidak kaget saya sampaikan pertama penyerapan

anggaran tahun ini tidak seperti tahun lalu. Tahun lalu bisa 98 persen lebih,

tahun ini perkiraan cuma 91-an persen. Masih perkiraan, bisa tidak sampai, bisa

lebih,” ujarnya.

Selain itu, Midji juga menyebutkan banyak program kegiatan

yang nilainya cukup besar sengaja ditunda ke tahun 2020. Sedikitnya, terdapat 11

proyek yang ditunda lantaran waktu yang ada tidak memungkinan untuk

penyelesaian.

“Padahal itu sudah dianggarakan. Jadi jangan kaget kalau

SILPA di atas Rp1 triliun. Ini akibat pertama saya tidak ingin kegiatan proyek

pengerjaannya tergesa-gesa,” terangnya.

Dicontohkan Midji, kejadian runtuhnya abutment jembatan

Sungai Tebas, Ruas Jalan Lingkar Tebas, Kabupaten Sambas pada Minggu (22/12/2019).

Itu terjadi akibat ingin cepat dalam pengerjaan dan diburu waktu.

“Harusnya kalau memang tak cukup waktu sudah jangan

ditender. Kecuali perusahaan yang benar-benar bonafit dan kualifikasinya bagus,”

ujarnya.

Selain itu, kata dia, kebanyakan pengerjaan proyek memang

baru akan direalisasikan oleh OPD terkait di akhir tahun. Sehingga waktu yang

tersisa sangat mepet.

“Ini konsekuensi bekerja selalu di akhir tahun. Saya ingin

ke depan per triwulan harus direncanakan secara ketat,” tandasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Giliran Usman Diansyah-Sofian Serahkan Surat Mandat ke KPU Ketapang
Kamis, 09 Januari 2020
Artikel Sebelumnya
PT Tata Evakuasi Crane Patah
Kamis, 09 Januari 2020

Berita terkait