Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 19 November 2024 |
KalbarOnline, Pontianak - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang menurun fungsinya secara bertahap. PPOK mencakup dua kondisi utama yaitu bronkitis kronis dan emfisema, yang keduanya mengganggu aliran udara ke paru-paru.
Penyebab utama PPOK adalah merokok, namun paparan polusi udara, debu dan faktor genetik juga dapat mempengaruhi dan meningkatkan risiko.
Hal tersebut disampaikan oleh dokter Nihayatus Solikhah ketika memberikan edukasi kepada 25 pasien dan pengunjung UPT RSUD SSMA Kota Pontianak, Senin (18/11/2024).
“Gejala PPOK meliputi batuk kronis, sesak napas dan produksi dahak berlebihan serta kelelahan yang tidak biasa. Apabila ditemui gejala tersebut untuk segera periksa ke dokter untuk melakukan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat," jelasnya.
Pada beberapa kasus, gejala PPOK sering dianggap sebagai tanda penuaan atau kebiasaan merokok, sehingga banyak orang terlambat untuk mencari pengobatan.
Nihayatus menambahkan, diagnosis PPOK dapat dilakukan melalui pemeriksaan klinis, tes fungsi paru (spirometri) serta pemeriksaan lanjutan seperti foto rontgen dada atau CT scan untuk menilai kerusakan paru-paru.
"Meskipun PPOK sulit disembuhkan, pengobatan yang tepat dapat membantu mengontrol gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup," lanjutnya.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan seperti penggunaan obat bronkodilator untuk membuka saluran pernapasan, kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, terapi oksigen bagi pasien dengan gangguan pernapasan berat, dan rehabilitasi paru.
“Mari mulai dari sekarang lakukan langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terkena PPOK dengan berhenti merokok, hindari paparan polusi udara, lindungi diri dari debu dan zat berbahaya di tempat kerja, rutin pemeriksaan kesehatan, pakai masker, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi,” pungkasnya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang menurun fungsinya secara bertahap. PPOK mencakup dua kondisi utama yaitu bronkitis kronis dan emfisema, yang keduanya mengganggu aliran udara ke paru-paru.
Penyebab utama PPOK adalah merokok, namun paparan polusi udara, debu dan faktor genetik juga dapat mempengaruhi dan meningkatkan risiko.
Hal tersebut disampaikan oleh dokter Nihayatus Solikhah ketika memberikan edukasi kepada 25 pasien dan pengunjung UPT RSUD SSMA Kota Pontianak, Senin (18/11/2024).
“Gejala PPOK meliputi batuk kronis, sesak napas dan produksi dahak berlebihan serta kelelahan yang tidak biasa. Apabila ditemui gejala tersebut untuk segera periksa ke dokter untuk melakukan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat," jelasnya.
Pada beberapa kasus, gejala PPOK sering dianggap sebagai tanda penuaan atau kebiasaan merokok, sehingga banyak orang terlambat untuk mencari pengobatan.
Nihayatus menambahkan, diagnosis PPOK dapat dilakukan melalui pemeriksaan klinis, tes fungsi paru (spirometri) serta pemeriksaan lanjutan seperti foto rontgen dada atau CT scan untuk menilai kerusakan paru-paru.
"Meskipun PPOK sulit disembuhkan, pengobatan yang tepat dapat membantu mengontrol gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup," lanjutnya.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan seperti penggunaan obat bronkodilator untuk membuka saluran pernapasan, kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, terapi oksigen bagi pasien dengan gangguan pernapasan berat, dan rehabilitasi paru.
“Mari mulai dari sekarang lakukan langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terkena PPOK dengan berhenti merokok, hindari paparan polusi udara, lindungi diri dari debu dan zat berbahaya di tempat kerja, rutin pemeriksaan kesehatan, pakai masker, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini