Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 06 November 2025 |
KALBARONLINE.com - Sebuah video jenazah seorang warga di Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, yang dibungkus menggunakan terpal pelangi saat hendak dibawa ke rumah duka menggunakan motor, viral di paltform media sosial.
Jenazah itu terlihat diikat ke sebuah sepeda motor dan dibawa dengan hati-hati lantaran kondisi jalan yang licin dan berlumpur.
Kepala Desa Suruh Tembawang, Toni Kristian saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
“Jenazah warga kami, dibawa menggunakan sepeda motor. Dibaringkan di atas papan. Ini terpaksa dan satu-satunya solusi mempercepat jenazah tiba di rumah duka,” kata Toni, Rabu (05/11/2025).
Toni menceritakan, bahwa warga yang meninggal dunia tersebut bernama Unid (60 tahun). Pada Kamis 30 Oktober 2025, Unid dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit di Kota Sanggau karena mengeluh tidak bisa buang air besar sudah lebih dari satu pekan.
Setelah diberikan tindakan awal oleh tim medis, Unid diputuskan untuk dilarikan ke ruang ICU. Namun, takdir berkata lain. Setelah satu malam di ICU, tepat pada 2 November pukul 21.00 WIB, yang bersangkutan dinyatakan telah meninggal dunia oleh pihak rumah sakit.
Setelah dimandikan di rumah sakit, jenazah Unid kemudian dibawa menggunakan mobil ambulan desa menuju ke rumah duka. Namun, sebelum tiba di desa, hujan lebat disertai petir mengiringi perjalanan.
Hal itu mengakibatkan akses jalan yang masih berlumpur dan berbobot batu sungai jadi lebih licin, memperlambat jalannya ambulan.
"Di beberapa titik, ambulan sempat amblas dan ditarik secara manual oleh keluarga yang berduka menggunakan tali tambang,” kata Toni.
Dengan kegigihan warga dan keluarga, akhirnya mobil ambulan sampai ke pusat desa. Namun, sang sopir menyerah dan menyatakan tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Dusun Badat Lama.
“Sehingga diputuskan membuat alas menggunakan papan milik Pak Manggai di atas sepeda motor. Jenazah kami lapisi menggunakan terpal pelangi supaya tidak kehujanan dan diikat menggunakan karet ban. Ini untuk mempercepat jenazah tiba dirumah duka,” jelas Toni.
Menurut Toni, kejadian serupa bukan baru kali pertama. Kondisi seperti ini sering terjadi saat membawa jenazah maupun warga yang sakit jika akses jalan diguyur hujan.
“Hal ini sering terjadi. Baik membawa jenazah maupun warga sakit. Semua jalan masih rusak dan letak geografis juga berpengaruh,” ujarnya.
Melihat kondisi jalan yang tak kunjung membaik, Toni sangat berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatiannya.
“Dengan kejadian seperti ini yang berulang-ulang tentu harapan kami dan warga desa, pemerintah lebih serius memperhatikan dan memperbaiki akses jalan pararel perbatasan ini,” tutup Toni. (Jau)
KALBARONLINE.com - Sebuah video jenazah seorang warga di Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, yang dibungkus menggunakan terpal pelangi saat hendak dibawa ke rumah duka menggunakan motor, viral di paltform media sosial.
Jenazah itu terlihat diikat ke sebuah sepeda motor dan dibawa dengan hati-hati lantaran kondisi jalan yang licin dan berlumpur.
Kepala Desa Suruh Tembawang, Toni Kristian saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
“Jenazah warga kami, dibawa menggunakan sepeda motor. Dibaringkan di atas papan. Ini terpaksa dan satu-satunya solusi mempercepat jenazah tiba di rumah duka,” kata Toni, Rabu (05/11/2025).
Toni menceritakan, bahwa warga yang meninggal dunia tersebut bernama Unid (60 tahun). Pada Kamis 30 Oktober 2025, Unid dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit di Kota Sanggau karena mengeluh tidak bisa buang air besar sudah lebih dari satu pekan.
Setelah diberikan tindakan awal oleh tim medis, Unid diputuskan untuk dilarikan ke ruang ICU. Namun, takdir berkata lain. Setelah satu malam di ICU, tepat pada 2 November pukul 21.00 WIB, yang bersangkutan dinyatakan telah meninggal dunia oleh pihak rumah sakit.
Setelah dimandikan di rumah sakit, jenazah Unid kemudian dibawa menggunakan mobil ambulan desa menuju ke rumah duka. Namun, sebelum tiba di desa, hujan lebat disertai petir mengiringi perjalanan.
Hal itu mengakibatkan akses jalan yang masih berlumpur dan berbobot batu sungai jadi lebih licin, memperlambat jalannya ambulan.
"Di beberapa titik, ambulan sempat amblas dan ditarik secara manual oleh keluarga yang berduka menggunakan tali tambang,” kata Toni.
Dengan kegigihan warga dan keluarga, akhirnya mobil ambulan sampai ke pusat desa. Namun, sang sopir menyerah dan menyatakan tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Dusun Badat Lama.
“Sehingga diputuskan membuat alas menggunakan papan milik Pak Manggai di atas sepeda motor. Jenazah kami lapisi menggunakan terpal pelangi supaya tidak kehujanan dan diikat menggunakan karet ban. Ini untuk mempercepat jenazah tiba dirumah duka,” jelas Toni.
Menurut Toni, kejadian serupa bukan baru kali pertama. Kondisi seperti ini sering terjadi saat membawa jenazah maupun warga yang sakit jika akses jalan diguyur hujan.
“Hal ini sering terjadi. Baik membawa jenazah maupun warga sakit. Semua jalan masih rusak dan letak geografis juga berpengaruh,” ujarnya.
Melihat kondisi jalan yang tak kunjung membaik, Toni sangat berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatiannya.
“Dengan kejadian seperti ini yang berulang-ulang tentu harapan kami dan warga desa, pemerintah lebih serius memperhatikan dan memperbaiki akses jalan pararel perbatasan ini,” tutup Toni. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini