KalbarOnline, Pontianak – Nama Wali Kota Pontianak, Sutarmidji kian menggema, baik di sosial media, maupun di pembicaraan masyarakat Kota Pontianak sehari-hari, khususnya di warung kopi.
Nama Sutarmidji belakangan secara resmi diumumkan oleh DPP Golkar, untuk diusung sebagai calon Gubernur Kalbar 2018 mendatang.
Seperti diketahui sebelumnya, Sutarmidji telah mengantongi 9 kursi dari 3 partai pendukung yang diantaranya NasDem 5 Kursi, PKB 2 Kursi dan PKS 2 Kursi, ditambah Golkar 9 Kursi, secara otomatis telah memenuhi persyaratan 13 kursi oleh KPU.
“Saya sebelumnya sudah didukung tiga partai dan Pak Norsan hadir, membawa 9 kursi dari Golkar, jadi kita sudah mengumpulkan 18 kursi dan itu sudah mencukupi syarat yang ditentukan KPU 13 kursi,” ujarnya.
Hal ini, menurut sebagian kalangan, bahwa Sutarmidji sangat luar biasa. Bagaimana tidak, seperti diketahui Sutarmidji merupakan Ketua DPW PPP Kalbar kubu Djan Farid, namun ditengah terjadinya dualisme partai PPP seakan membuat statusnya sebagai Ketua Partai PPP Wilayah Kalbar “gantung”.
Namun, perlahan tapi pasti, Sutarmidji mampu menciptakan komunikasi politik yang elegan dengan mengantongi 9 kursi dari 3 partai pendukung.
Ya, dengan status “gantung” tersebut, dirasa sulit untuk membangun suatu bargaining politik, tapi tidak untuk Sutarmidji.
Sehingga akhirnya, Golkar melabuhkan dukungan untuknya, dengan menempatkan Ketua DPD Golkar Kalbar sebagai Wakilnya Sutarmidji, seperti dikutip oleh pernyataan Ketua DPW NasDem Kalbar, Syarif Abdullah Alqadrie, “Kita kemarin memang minta agar Golkar bisa besinergi dengan kita, sejak awal memang saya berharap Golkar bersama kita. Ternyata sudah terjawab, walaupun kita sudah tau cukup lama, tapi menunggu timing yang tepat untuk diumumkan,” demikian dikatakannya.
Artinya, sedari awal sejumlah partai memang sudah melirik Sutarmidji, apakah terbantahkan?
Para partai pendukung jelas melirik Sutarmidji sebagai figur yang tepat untuk memimpin Kalbar. Hal tersebut pasti dilihat melalui track record Sutarmidji pada Kepemimpinannya selama menjabat sebagai Wali Kota Pontianak dua periode, berbagai prestasi mampu ia torehkan melalui pembangunan dan inovasi yang ia ciptakan.
Bukan hanya itu saja, Pontianak sebagai barometer Kalbar menjadi bagus, bukan saja kota, tapi pelayanan publik dan keuangan, ditambah penataan dan infrastruktur yang sangat bagus.
Jelas hal ini lagi-lagi membuat lawan politik kembali gigit jari. Ya, seperti dikutip dari pernyataan Ketua DPD Hanura Kalbar, Suyanto Tanjung yang mengatakan bahwa “Semuanya tolak ukur jelas, keberhasilannya apa di Kalimantan Barat kalau dia pernah menjabat. Kans menangnya juga kita hitung, karena jujur saja tidak ada partai mau kalah,” demikian dikatakannya.
Menilik Kembali Track Record Sutarmidji Selama Dua Periode
Seperti diketahui selama dua periode Wali Kota Pontianak, Sutarmidji tidak pernah meleset dari apa yang dia janjikan untuk warga Kota Pontianak yaitu akan membangun Kota Pontianak menjadi indah dan asri menghilangkan kekumuhan.
Ia telah membuktikan janjinya untuk membangun perumahan yang layak untuk masyarakat miskin, membangun sarana perhubungan seperti jalan dan jembatan, yang tidak pernah ia janjikan membangun rumah sakit yang megah di Jalan Yos Sudarso Pontianak juga dibangunnya. Sudah lengkaplah segala janjinya di waktu masa kampanyenya beberapa tahun yang lalu.
Kini tak terasa sudah dua periode dia memimpin Kota Pontianak yang dulunya kumuh dan gersang kini menjadi kota yang indah, asri dan lestari.
Rumah-rumah sekolah yang berkualitas, tak heran kepergian Wali Kota H Sutarmidji M.Hum melepaskan tugasnya karena sudah habis masa jabatannya sangat disayangkan oleh masyarakat, namun apa lacur, peraturan tetap peraturan ia hanya diperbolehkan memimpin dua periode saja.
Masyarakat Pontianak merasa kesungguhan Sutarmidji membangun kota Pontianak bukanlah janji pepesan kosong, ia buktikan dengan kenyataan.
Baru ini, Kota Pontianak menjadi salah satu kota yang masuk dalam program pengembangan Kota Baru oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Banyak proyek pembangunan di dalamnya. Hingga 2020 anggaran yang dikucurkan mencapai Rp4,8 triliun.
Kota Baru yang dimaksud yakni menjadikan Pontianak sebagai kota yang modern, smart dan sustainable. Untuk mewujudkannya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menandatangani MoU dengan Kementerian PUPR. Kedua pihak ini sepakat dengan hak dan kewajiban masing-masing.
Dari program tersebut, komitmennya pusat bakal menggelontorkan dana mencapai Rp4 triliun lebih. Syaratnya Pemkot juga harus berkontribusi sesuai dengan kesepakatan dalama pembangunan itu. Di mana di masing-masing proyek pembangunan, Pemkot harus menyiapkan hal-hal pendukung, yang pembiayaannya melalui APBD.
Kota Baru adalah kota yang didesain modern dengan menggali potensi yang ada di daerah. Awalnya banyak kota se-Indonesia yang mengajukan. Ada puluhan, hingga akhirnya disaring menjadi tiga kota. Yaitu Kota Pontianak Kalbar, Tanjung Selor Kaltara dan Sofifi Maluku Utara.
Namun, kabar terkini, Sofifi Maluku Utara dikabarkan malah mundur karena tidak mampu kontribusinya.
Sudah sewajarnya masyarakat Kota Pontianak menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sangat besar atas jasa Sutarmidji yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya. Namun karya nyatanya tetap terpatri dihati sanubari masyarakat Kota Pontianak sehingga ia juga pantas disebut Bapak Pembangunan Pontianak.
Kalimantan Barat perlu pemimpin kolektif kolegial dan berkelas nasional, bukan hanya pemimpin identitas dan lokal, yang tidak memiliki program yang jelas serta hanya mengobral janji-janji. Kenapa demikian?, sebab Kalbar sudah jauh tertinggal oleh provinsi besar lainnya. (Fai)
Comment