KalbarOnline, Sintang – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Agustinus Cabang Sintang merayakan HUT ke-21 PMKRI dengan melaksanakan seminar yang bertemakan “membangun karakter anak bangsa” khususnya di Kabupaten Sintang yang dilangsungkan di Pendopo Bupati Sintang, Sabtu (25/11).
Bupati Sintang, Jarot Winarno yang menjadi narasumber pada seminar tersebut menjelaskan bahwa dunia dan Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang juga mempengaruhi kondisi di Sintang.
“Di dunia, ada sekitar 3 milyar pengguna internet, 80% dari jumlah tersebut memiliki smartphone. Di Indonesia, sekitar 139 ribu pengguna internet, peringkat 6 negara terbesar dunia. Implikasinya, penyampaian aspirasi, kritik dan kontrol sosial menjadi mudah, langsung dan tak terbatas. Muncul “penyakit kelimpahan informasi”, menerima terlalu banyak informasi tanpa ditelaah membuat kebingungan dan kecerobohan. Selain itu, lahirnya generasi orang-orang dangkal. Pesan saya agar para mahasiswa agar kemudahan internet kita tetap pakai, tetapi buku harus tetap menjadi sumber acuan kita,” pesan Bupati.
Berdasarkan data, lanjut Bupati, Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2014 mencapai 73,04 naik 9,32 poin dibandingkan tahun 2013. Saat ini, menurutnya, kepimpinan yang horisontal sedang menjadi tren yang mana seorang pemimpin menganggap orang lain sebagai mitra dan teman. Pola kepimpinan juga saat ini sudah mulai Inclusive yang berarti hubungan sosial yang terbuka pada cara pandang orang atau kelompok lain serta menghargai beragam perbedaan sosial.
“Sekarang ini aktor kunci dalam kehidupan masyarakat adalah anak muda, kaum perempuan dan para netizen. Kalau kalian mau menjadi pemenang, maka saya minta kalian semua untuk memiliki sikap disiplin, produktif dan kreatif, jujur dan amanah, berdaya saing dan menang,” pesannya lagi.
Sementara Ketua Panitia Seminar, Yati menjelaskan seminar dilaksanakan untuk menimba ilmu dan menambah wawasan bagi anggota PMKRI Sintang dari para narasumber yang luar biasa.
“Kami ingin merayakan dies natalis PMKRI dengan seminar karena kami ingin terus menambah ilmu pengetahuan dari narasumber. Kami menyadari bahwa wawasan dan ilmu pengetahuan harus terus ditambah untuk modal kami kemudian hari,” terang Yati.
Ketua Presidium PMKRI Santo Agustinus Cabang Sintang, Oktavianus Louis Indra menjelaskan bahwa pada 25 November 2017, umur PMKRI Sintang sudah 21 tahun.
“Maka saya mengajak seluruh anggota agar bersama-sama mengembangkan dan membangun diri kita, organisasi dan bangsa Indonesia,” ajaknya.
Sementara perwakilan Alumni PMKRI Sintang, Yohanes Apit menyampaikan bahwa 25 November 1996 PMKRI resmi dibentuk di Sintang.
“Saya merupakan Ketua PMKRI yang ketiga di Sintang ini. dan saya berharap diusia yang ke 21 tahun ini, PMKRI Sintang terus eksis,” harapnya.
Demkian halnya dengan Fransiska Leni Marlina salah satu pendiri PMKRI Sintang menjelaskan sejarah berdirinya PMKRI di Kabupaten Sintang.
“Teman-teman pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Sintang pada tahun 1996 sangat membantu terbentuknya PMKRI Sintang. Di Kalbar, Sintang kabupaten kedua yang membentuk PMKRI setelah Kota Pontianak. Tenun ikat juga kami tempatkan sebagai salah satu simbol penting di PMKRI. Ada 15 orang anggota pertama PMKRI Cabang Sintang pada tahun 1997 mengikuti pelatihan di Pontianak. Sampai usianya yang ke 21 saat ini, PMKRI Sintang sudah dipimpin oleh 13 orang ketua. Saat ini PMKRI Sintang didampingi Romo Antonius Gatot Wibowo, SMM. Saat ini anggota PMKRI beranggotakan 1.000 mahasiswa,” terang Fransiska Leni Marlina.
Adrianus Senen salah satu inisiator dan pendiri PMKRI Sintang menyampaikan dasar pemikiran pendirian PMKRI Sintang oleh para dosen dan mahasiswa Universitas Kapuas.
“Saat itu banyak mahasiswa yang beragama Katolik yang memerlukan wadah pembinaan di luar kampus, maka dipilihlah PMKRI sebagai wadah yang tepat bagi mahasiswa. Saya berharap anggota berperan aktif dalam berbagai kegiatan internal PMKRI untuk pengembangan diri. Ada banyak contoh pejabat publik yang sukses memiliki berlatar belakang aktivis di kampus dan organisasi. Itu yang harus kita contoh. PMKRI Sintang harus menjadi kelompok moderat dan kelompok tengah dalam berbagai dinamika masyarakat,” terang Adrianus Senen
Pastor Antonius Gatot Wibowo, SMM selaku pastor moderator PMKRI Sintang menyampaikan masih tingginya keprihatinan untuk kaum muda karena masih tingginya anak muda yang terjerumus ke dalam hal negatif.
“Maka kami sengaja melaksanakan seminar ini untuk memperkuat karakter anak bangsa di Kabupaten Sintang. Seminar ini untuk merefleksi secara pribadi yang baik dan berkualitas,” terang Pastor Antonius Gatot Wibowo, SMM. (Sg/Hms)
Comment