KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalbar, Sutarmidji menghadiri Dies Natalis Universitas Tanjungpura Pontianak ke-64 di Auditorium Universitas Tanjungpura Pontianak, Senin (22/05/2023).
Dalam sambutannya ia menjelaskan, Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) yang merupakan 4 pilar yakni pilar lingkungan lestari, ekonomi berkelanjutan, inklusi sosial, serta tata kelola berkelanjutan.
“Hal ini cukup membanggakan di mana Kalbar berada di urutan ke 2 dengan nilai 71,04% dibawah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai 77,93%,” katanya.
Pencapaian tersebut dapat diraih dengan program status desa mandiri sebanyak mungkin di Kalbar, karena indeks desa membangun ada 3 komponen yang menunjang, indeks daya saing berkelanjutan yaitu indeks kekuatan sosial, indeks kekuatan ekonomi, indeks kekuatan lingkungan.
Hal ini merupakan program Gubernur Sutarmidji melalui pemprov kalbar demi mencapai target akhir tahun 2023 kalbar memiliki lebih dari 700 lebih desa berstatus mandiri, yang sebelumnya pada tahun 2018 Kalbar hanya memiliki 1 desa berstatus mandiri, pada saat ini sudah ada 586 desa berstatus mandiri.
“Kenapa bisa? Ini karena 2 program bagaimana mewujudkan status desa mandiri sebanyak mungkin di Kalbar. Karena indeks desa membangun itu ada 3 komponen yang menunjang indeks daya saing berkelanjutan,” katanya.
“Kalau kita melihat dari indikator desa membangun maka seluruh indikator tersebut telah terpenuhi, Indeks Daya Saing Berkelanjutan Kalbar bisa menjadi yang terbaik, yakinlah,” sambungnya.
Kemudian, terkait Tata Kelola Berkelanjutan (SPBE) Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Kalbar berada di urutan ke 2 dengan nilai 3,42 % setelah Provinsi DKI Jakarta dengan nilai 3,67 %.
Selain itu (MCP) Monitoring Center For Prevention dari KPK, berdasarkan data MCP, berhasil memperoleh nilai kumulatif sebesar 96,74%. Dengan nilai tersebut Pemprov Kalbar berhasil menduduki posisi terbaik ketiga dari 38 provinsi se Indonesia.
Kemudian 7 bidang penilaian MCP, Pemprov Kalbar berhasil meraih persentase 100% pada bidang perizinan, 99,04 % pada bidang manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), 98,08% pada bidang optimalisasi pajak daerah, 96,29% untuk bidang pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD).
Lalu 96,22% untuk bidang pengadaan barang dan jasa, 94,82% dalam bidang pengawasan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan 94,55% dalam bidang perencanaan dan penganggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Mantan Walikota Pontianak itu menjelaskan, hubungan antara pencapaian Pemprov Kalbar tersebut dengan kegiatan yang dihadirinya adalah bahwa semua pencapaian yang diraih Pemprov Kalbar tidak lepas dari dukungan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
“Tata kelola pemerintahan tidak lepas dari kualitas SDM yang ada, dalam penempatan jabatan eselon 2 saya selalu mempercayakan beberapa guru besar dari Untan untuk proses seleksinya,” katanya.
“Beberapa pendapatan daerah kita kenapa baik, saya tempatkan kajian-kajian pendapatan selalu melibatkan Fakultas Ekonomi Untan dalam segala hal, Rumah Sakit Umum Daerah tahun lalu BLUD surplus nya 71 miliar, pengawasnya itu juga kebanyakan dari Untan tidak dari lain,” imbuhnya.
Sutarmidji menyampaikan, SDM yang ada di Untan dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan pemda di Kalbar, tata kelola pemerintahan akan semakin baik, Untan juga dapat merasakan dampak yang baik dari peningkatan capaian Program Pemprov Kalbar karena sumber daya manusianya.
Gubernur berharap, mahasiswa perlu diberikan informasi-informasi yang banyak tentang kegiatan perekonomian di Kalbar yang disentuh orang diluar Kalbar, sedangkan SDM yang ada di Kalbar cukup banyak dengan kualitas yang baik.
“Sebagai contoh, banyak BUMD yang sukses karena Sarjana Alumni Untan kembali ke daerahnya untuk membangun BUMDesnya, di Sejiram ada BUMDes yang mampu mengelola 100 Desa untuk jaringan internetnya,” katanya.
Kemudian di Semitau, katanya ada BUMDes yang dikelola oleh alumni UNTAN Sarjana Pertanian yang BUMDesnya begitu maju hingga bisa membangun Wisata Alam buatan.
“Kita memiliki 2.045 desa kalau 2.000 saja punya BUMDes, 1 BUMDes dikelola 2 orang sarjana alumni UNTAN maka ada 4.000 alumni Untan yang bisa berkontribusi untuk daerah. Tapi kebanyakan BUMDes tidak memiliki Sumber Daya Manusia,” ungkapnya.
Sebagai Ketua Alumni Untan, ia juga berharap, Untan terus bersinergi bersama Pemprov Kalbar, untuk menunjukan bahwa alumni Untan dalam tata kelola apapun mampu bersaing dengan alumni universitas lainnya.
“Saya sebagai ketua alumni, ingin menunjukan alumni-alumni Untan tidak kalah dalam tata kelola apapun,” harapnya.
Sebagai penutup pria yang akrab disapa Bang Midji ini menjelaskan, keterkaitan data dan aturan sebagai indikator ukur dari satu penilaian menjadi dasar untuk mengambil langkah demi kemajuan suatu daerah. Dengan itu, capaian dan target dapat berjalan dan mendapatkan hasil yang baik.
“Bekerja harus dengan indikator yang telah ditetapkan, bekerja harus dengan aturan yang telah ditetapkan. Dan tak lupa dengan data yang valid. Kebanyakan kita tahu indikator tapi implementasinya tidak nyambung dengan indikator penilaian, itu yang menyebabkan suatu capaian tidak akan baik,” ujar Sutarmidji.
“Biasakan adik-adik mahasiswa bekerja dengan data, kalian baru bisa berkompetisi dengan baik, memenangkan kompetisi kalau bisa harus menguasai data,” tutupnya. (Jau)
Comment